Jadi Pribadi Lebih Baik, Ingat 5 Pesan Moral ala Film Gundala
3 menit membacaPenayangan superhero lokal pertama dari Jagat Sinema Bumilangit, Gundala ternyata disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Di hari ketiga pemutarannya, film Gundala sudah berhasil meraup sebanyak 512.566 penonton alias setengah juta lebih penonton. Bukan hanya bertabur superstar di dunia perfilman, film ini juga seru, lokal banget, dan sarat akan pesan moral. Itulah kata-kata yang pantas menggambarkan film karya Joko Anwar tersebut.

Mungkin selama ini, hampir semua film superhero identik dengan adegan baku hantam yang dihasilkan dari kekuatan super masing-masing. Ditambah jejeran villains yang tampak kurang masuk akal, serta kisah romansa sebagai pemanis. Gundala justru mengemas mainstream tersebut dengan menyisipi banyak pesan moral yang sangat berkaitan erat dengan isu sosial masa kini, terlebih di Indonesia. Seperti apa pesan moral tersebut? Ini 5 di antaranya. Ssssttt, Tenang, bukan spoiler!
1. Sayang keluarga

Gundala yang bernama asli Sancaka, dari kecil sudah kerap menunjukkan kasih sayang terhadap orangtuanya. Bahkan ia selalu berusaha melindungi sang ayah dan ibu, meskipun dirinya sendiri kala itu masih berusia kurang lebih 10 tahun. Sancaka juga tak pernah membantah apa yang orangtuanya katakan. Ia sangat penurut dan amanah. Joko Anwar mengaku senang menyelipkan kisah keluarga di dalam setiap filmnya. Sutradara kondang ini ingin memberi pesan bahwa keberadaan sebuah keluarga itu penting untuk membentuk karakter dan moral seseorang.
(Baca juga: Jagat Sinema Bumilangit: Gudangnya Superhero Asli Pribumi!)
2. Peduli sesama

Menjadi patriot, sejatinya tak harus berkostum pahlawan super. Semua manusia adalah patriot ketika dirinya mau peduli dengan sesama, dan tidak segan untuk memanusiakan manusia. Sancaka memiliki ‘modal’ tersebut sedari kecil. Tanpa berpikr dua kali, ia kerap menolong orang yang butuh bantuan sekalipun tak mengenalnya.
Keberaniannya tersebut memang tak jarang mendapat tentangan dari berbagai pihak. Namun, karena jiwa patriotismenya begitu besar, ia masa bodoh dengan tantangan tersebut. Sikap ini terbawa hingga ia dewasa dan akhirnya menjadi sosok Gundala. Hal ini disampaikan juga oleh Joko Anwar, selaku sutradara sekaligus penulis naskah Gundala, bahwa zaman sekarang orang lain lebih mementingkan diri sendiri.
3. Jangan mudah terpengaruh hoaks

Beberapa scene dalam film Gundala, benar-benar memperlihatkan keadaan negara Indonesia saat ini. Mulai dari penindasan, kemiskinan, hingga hoaks yang menyebar begitu cepat. Berbicara tentang hoaks, berita bohong ini tak ubahnya ‘makanan sehari-hari’ masyarakat, terlebih saat ada momen-momen tertentu seperti Pemilu. Ketika hoaks tersebar luas, kerugian yang dialami amatlah banyak. Hoaks rentan memecah belah bangsa, bahkan lebih buruknya lagi, memicu orang-orang berlaku apatis yang enggan mempercayai fakta. Dalam film Gundala, efek tersebarnya hoaks tersebut bahkan mampu mempengaruhi nasib generasi masa depan.
4. Tidak semua anggota dewan licik

Gundala juga menampilkan kehidupan para anggota dewan yang salah satunya diperankan oleh Lukman Sardi. Selama ini, mungkin kehidupan petinggi negara tersebut hanya identik dengan kemewahan, tidur saat rapat, atau wakil rakyat namun tidak merakyat. Melalui karakter Ridwan Bahri, ternyata sikap anggota dewan tidak melulu sama dengan yang selama ini diparadigmakan. Ia merupakan politikus yang punya komitmen kuat untuk berlaku adil, meskipun dikelilingi beberapa politikus lain yang hanya memikirkan diri sendiri. Seharusnya itu bisa menjadi tolak ukur dan panutan bagaimana seharusnya anggota dewan bersikap dan mengabdikan diri mereka untuk rakyat.
(Baca juga: Film Dua Garis Biru Booming, Ternyata Ini Risiko Hamil Terlalu Dini)
5. Dermawan

Di film yang diproduksi oleh Bumilangit Studios ini, penonton juga disuguhkan dengan karakter villain atau musuh seorang mafia bernama Pengkor. Dikutip dari Bumilangit.com, Pengkor tumbuh dengan banyak keterbatasan; kakinya cacat, dan setengah wajahnya pun dipenuhi bekas luka bakar. Berbekal kemampuan ilmu pengetahuan yang luar bisa, ia sangat lihai dalam memanipulasi target kejahatannya. Namun dibalik itu semua, sosok Pengkor ternyata sangat dermawan. Ia memiliki banyak anak yatim yang dirawat hingga sukses menjadi ‘orang’ sesuai passion masing-masing. Walaupun pada akhirnya, mereka tetap dilatih untuk menjadi antek-antek tindak kejahatan juga. Cukup ambil yang baiknya saja ya!
Bangga sekali ya, kini Indonesia punya film superhero yang mampu membangkitkan jiwa kemanusiaan seperti Gundala. Mulai tanggal 29 Agustus 2019 kemarin, kamu sudah bisa menyaksikan aksinya di seluruh bioskop Tanah Air.
Manfaatkan promo buy one get one di CGV Cinemas dengan menggunakan Kartu Kredit BRI. Kartu kredit memang semakin banyak digunakan masyarakat karena lebih praktis dan memberi banyak keuntungan. Tak terkecuali dalam memenuhi hobi seseorang nonton di bioskop. Promo ini berlaku setiap hari Kamis, mulai 1 Juli 2019 – 31 Desember 2019. Belum punya kartu kredit? Yuk apply sekarang juga melalui CekAja.com!