Jangan Coba Ganja Seperti Jefri Nichol, Ini Bahaya Penyalahgunaannya!

Satu lagi artis yang terjerat kasus penyalahgunaan narkotika jenis ganja, Jefri Nichol. Pemeran utama film Dear Nathan ini ditangkap, saat tengah membeli kertas pembungkus tembakau (papir).

Setelah diringkus menuju kediamannya di kawasan Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, polisi menemukan ganja seberat 6,01 di dalam kulkas.

Kepada wartawan, Jefri menyebutkan baru dua kali menggunakan barang haram tersebut. Pria berumur 20 tahun itu juga mengakui kalau ia mencoba ganja karena ingin merasa lebih rileks dalam persiapan shooting film layar lebar terbarunya.

Atas kasus ini, Jefri pun terancam hukuman 12 tahun penjara karena terbukti melanggar pasal 111 ayat 1 Sub pasal 127 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia No.35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Di balik larangan konsumsi ganja, tentu ada maksud baik tersendiri yang jarang kita sadari. Ganja bukanlah tumbuh-tumbuhan biasa. Agar tidak salah kaprah kenali lebih dalam asal muasal ganja dan efek samping penggunaanya hanya di artikel ini.

(Baca juga: Wow, Penjualan Ganja di Dunia Tembus Rp200 Triliun!)

Asal Muasal Ganja

Ganja berasal dari tanaman cannabis sativa yang memiliki kandungan zat narkotik. Tanaman yang juga sering disebut marijuana ini mengandung zat aktif tetrahidrokanabinol (THC) dan 65 zat kimia lain.

THC menciptakan efek eforia alias kesenangan tanpa sebab dalam waktu relatif lama dan membuat para penggunanya ketagihan.

Dalam lampiran Undang-undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ganja dikategorikan sebagai narkotika golongan 1. Artinya, zat ini tidak boleh dipakai bahkan untuk keperluan medis di Indonesia.

Ganja dan Kebutuhan Medis

Ganja dan Kebutuhan Medis - bahaya ganja bagi tubuh

Memang pada indikasi kesehatan tertentu, ganja diperbolehkan. Penggunaan ganja dengan jumlah dan cara tepat, ternyata bermanfaat bagi kesehatan.

Beberapa negara bagian di Amerika Serikat bahkan telah melegalkan ganja untuk kebutuhan medis. Ingat, hanya untuk kebutuhan medis ya.

Di negara tersebut, warga yang membutuhkannya pun wajib mendapat “kartu ganja”. Lalu dimasukkan ke dalam daftar yang memungkinkan untuk membeli ganja dari apotik.

Dalam medis, ganja biasanya digunakan dengan cara dihisap, dimakan (biasanya dalam bentuk permen atau cookies), dan diambil sebagai ekstrak cairan.

Dampak Buruk Ganja Bagi Tubuh

Ganja kini telah berevolusi fungsi, yang mana digunakan untuk pengobatan dan spiritual pada masyarakat kuno, namun kini lebih banyak di salahgunakan. penggunaan ganja yang sembarangan tentu dapat berdampak buruk bagi tubuh. Mulai dari menimbulkan kecanduan, kecemasan, hingga kerusakan otak.

Bahkan ketika seseorang mulai kecanduan, masih ada efek samping lain yang terjadi jika kemudian berhenti memakai ganja. Seperti ini 5 risiko berbahaya tersebut:

  1. Kecemasan berlebih

Kecemasan berlebih - bahaya ganja bagi tubuh

Setelah berhenti menggunakan ganja dalam 24-72 jam pertama, seseorang akan mengalami beberapa bentuk kecemasan. Untuk mengatasinya, para ahli merekomendasikan untuk melakukan latihan relaksasi, seperti pernapasan dalam, yoga, atau meditasi.

  1. Mudah marah

Mudah marah - bahaya ganja bagi tubuh

Emosi menggebu-gebu adalah gejala yang umum ketika seseorang mulai lepas dari pengaruh ganja. ini biasanya terjadi dalam 24-72 jam pertama setelah berhenti. Seorang pecandu ganja akan mudah marah, cepat tersinggung, muncul perasaan takut, dan sulit tidur.

  1. Depresi

Depresi - bahaya ganja bagi tubuh

Rasa depresi terjadi di minggu pertama setelah seseorang berhenti menggunakan ganja. Ada perasaan tertekan saat tidak menggunakan kembali marijuana. Parahnya lagi, mereka pun kehilangan minat untuk beraktivitas.

  1. Muncul berbagai penyakit

Muncul berbagai penyakit - bahaya ganja bagi tubuh

Satu bulan pertama setelah lepas dari ganja, pengguna juga dapat mengalami sejumlah efek samping fisik. Misalnya penurunan atau kenaikan berat badan, perubahan nafsu makan, sakit perut, gejala flu, pusing bahkan tremor.

  1. Insomnia

insomnia - bahaya ganja bagi tubuh

Sering kali pecandu ganja menggunakannya dengan alasan agar mudah tidur. Oleh karenanya begitu stop, mereka akan memiliki masalah tidur seperti insomnia. Beberapa orang mengatakan mereka sulit tidur dalam satu atau dua malam setelah berhenti bahkan beberapa bulan.

Indonesia Tak Mungkin Legalkan Ganja

Ketika sebagian besar negara sudah melegalkan ganja, Indonesia bersikeras untuk tak mengikuti jejak tersebut. Sekalipun untuk kebutuhan medis, penggunaan ganja tetap dinilai melanggar hukum yang berlaku.

Masih ingat kasus Fidelis? Pria asal Sanggau, Kalimantan Barat ini menanam batang ganja untuk mengobati istrinya yang menderita penyakit langka syringomyelia.

Walau sudah mengutarakan alasan dan hasil tes urine negatif narkoba, hukum tetap berjalan. Fidelis resmi ditahan pada 19 Februari 2017 oleh BNNK Sanggau, Kalimantan Barat. Sepeninggalan Fidelis ke penjara, kondisi Yeni berangsur-angsur menurun dan dia meninggal pada 25 Maret 2017.

Kasus tersebut menuai banyak kontroversi. Tentu saja banyak yang menyayangkan hukuman terhadap Fidelis ini. Pikirnya dalam kondisi darurat terlebih meyangkut kesehatan seseorang, mengapa ganja tidak bisa menjadi pengecualian?

Namun hukum tetaplah hukum. Sekretaris Utama Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Adhi Prawoto mengatakan Indonesia masih belum bisa melegalkannya dengan alasan agar tidak disalahgunakan.

Ganja memiliki zat adiktif yang bisa membuat penggunanya kecanduan. Bukan hal yang mudah untuk tubuh agar terlepas dari pengaruhnya. Itulah mengapa seharusnya bukan hukuman penjara saja, namun rehabilitasi pun amat mereka butuhkan.

Tidak ada narkotika apapun yang menguntungkan. Jika berdalih untuk menjaga stamina, jelas barang haram tersebut bukanlah solusi. Lakuan pola hidup sehat, serta proteksi diri sedini mungkin dengan memiliki asuransi kesehatan. Cari asuransi kesehatan terbaik? Kunjungi langsung website resmi marketplace produk keuangan pertama di Indonesia, CekAja.com.