Jangan Panik Dulu! Barang Impor China Tak Bisa Tularkan Virus Corona

Indonesia hingga detik ini belum masuk ke dalam 13 negara yang dinyatakan terjangkiti virus corona baru atau 2019-nCov. Hanya saja, ada sejumlah orang yang sempat dicurigai lantaran nampak memiliki gejala demam tinggi hingga sesak nafas.

Harbolnas 2018, Ada 1 Hari Khusus untuk Produk Lokal

Ada tiga kota yang diketahui sudah menangani kasus tersebut, yakni Jakarta, Bandung, Jambi, dan Bali. Namun, dari pemeriksaan yang dilakukan, hasilnya semua negatif.

Meski begitu, keresahan masyarakat terus berlanjut. Pasalnya negara kita dikenal sering menerima impor barang dari Negeri Tirai Bambu. Beberapa marketplace seperti Lazada atau Shopee bahkan punya seller yang mengirimkan barangnya langsung dari China.

Bagi penggila belanja online atau reseller barang-barang impor China, hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran baru, apakah virus corona bisa menular lewat benda mati?

Barang Impor China Tak Tularkan Virus

Jangan parno dulu, guys! Melansir laman CNN Indonesia, Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto memastikan tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan barang-barang impor dari China.

Virus pada dasarnya hanya mampu hinggap, berkembang, dan menjadi penyakit melalui sel hidup. Tubuh hewan atau manusia dengan jutaan selnya tentu menjadi sasaran empuk virus tersebut. Jadi meskipun barang impor ini terpapar, virus yang terbawa akan langsung mati.

Secara teknis di lapangan, biosekuriti pun sudah dipasangkan pada seluruh bandara dan pelabuhan Indonesia. Dengan begitu, masyarakat dihimbau untuk tidak khawatir berlebihan terkait hal ini.

(Baca juga: 2 Kartu Kredit dengan Reward & Cashback Terbaik)

Virus Corona Ditularkan Hanya Melalui 5 Hal Ini

A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and Prevention mengungkapkan, terdapat lima cara penularan virus corona antar manusia. Berikut di antaranya:

  • Cairan tubuh

Pertama dari cairan tubuh. Cairan tubuh manusia sangat cepat membawa virus meskipun saat dikeluarkan oleh pasien ke hadapan umum, hanya berjarak satu meter. Adapun cairan yang dimaksud berupa batuk, ludah, hembusan napas, dan bersin.

  • Transmisi udara

Selain cairan, virus corona juga bisa menyebar lewat udara yang dihirup bersama. Misalnya jika seseorang berada dalam satu ruangan dengan pasien terjangkit. Cara penularan ini sama seperti virus flu, SARS, variola, dan norovirus.

  • Transmisi kontak

Coronavirus akan langsung menular jika ada kontak langsung terhadap kulit atau selaput lendir pasien (seperti lidah, mata, luka terbuka, dan lain-lain). Transmisi juga dapat berlangsung melalui darah yang masuk ke tubuh atau mengenai selaput lendir tersebut.

  • Transmisi dari hewan

Selanjutnya adalah transmisi dari tubuh binatang. Bila seseorang mengolah, menjual, dan mendistribusikan hewan liar yang membawa virus corona, maka potensi tertularnya pun lebih besar akibat kontak langsung tadi.

  • Kontak dekat dengan pasien

Hindari berada di dekat orang yang positif tertular virus corona. Petugas medis saja harus menggunakan kostum dan masker khusus selama menangani pasien. Upaya itupun tak 100 persen menjamin bebas dari penularan.

Nah, oleh karena itu tidak benar ya kalau barang impor China disebut sebagai medium penular virus corona.

(Baca juga: Review Kartu Kredit untuk Penggemar Belanja)

Ketahui Masa Inkubasi Virusnya

Selalu waspada merupakan satu-satunya cara agar terhindar dari virus corona yang mematikan. Di samping mengenal cara penularannya, ketahui pula masa inkubasi wabah tersebut.

Masa inkubasi adalah rentang waktu yang dibutuhkan oleh virus tersebut untuk menjangkit dan menampakkan gejala-gejala awal. Coronavirus memiliki masa inkubasi terpendek selama dua hingga tiga hari, sedangkan paling lama bisa mencapai 14 hari.

Dalam rentang waktu tersebut, virus corona masih bisa menular ke orang lain sehingga cukup sulit untuk mendeteksinya sekalipun bandara dan pelabuhan sudah mengawasi ketat pendatang dengan memasang thermal scanner.

Ekspor Impor Tetap Berlangsung

Sempat dikhawatirkan mempengaruhi ekspor dan impor, nyatanya virus corona tak melumpuhkan kegiatan tersebut. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut, penyebaran coronavirus ke berbagai negara tidak berdampak pada aktivitas bisnis, baik itu ekspor maupun impor dengan China. Maka hingga kini, perdagangan barang dari berbagai komoditas masih terus dilakukan.

Walau demikian, Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani tak menampik kemungkinan turunnya nilai ekspor dan impor, sebagaimana yang pernah terjadi ketika SARS mewabah di tahun 2002 silam. Kala itu, BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat nilai ekspor Indonesia turun 23,01 persen menjadi USD4,10 miliar dan impor pun hanya berhasil meraup USD2,89 miliar, merosot tajam 8,08 persen dari bulan-bulan sebelumnya.

Pemerintah China telah memperluas wilayah yang diisolasi, terbarunya adalah Tianjin. Update terakhir menyebutkan, korban meninggal akibat coronavirus di China terus naik hingga mencapai 106 orang. Tetap waspada!