Jelang Lebaran, Rupiah Melemah Tembus Rp 14.200 per Dolar AS

Memasuki hari ke-7 Ramadan, nilai tukar rupiah semakin tak berdaya menghadapi tekanan mata uang Negeri Paman Sam. Bahkan pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap sempat menyentuh angka Rp 14.200 per dolar AS. Angka ini jika dilihat secara historis merupakan level terendah rupiah sejak awal tahun 2018 hingga saat ini.

Mengacu pada Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini berada di angka 14.178 per dolar AS.

Pelemahan rupiah terhadap dolar AS sejatinya sudah mulai terlihat sejak 8 Mei 2018 lalu, kala itu nilai tukar mata uang kebanggaan Indonesia itu sudah sempat menembus level Rp 14.036 untuk setiap 1 dolar AS. Angka tersebut melemah 3,64% dari posisi awal tahun ini dimana rupiah masih sanggup diperjual belikan di angka Rp 13.542 per dolar AS.

Akibat melemahnya nilai tukar, banyak sendi-sendi ekonomi yang terpukul. Khusus di sektor pangan, beberapa harga pangan mulai melambung, hal itu dimaklumkan pasalnya 4 dari 10 komoditas pangan, yakni beras, daging, gula dan garam industri dipenuhi dengan cara impor dari negara lain.

Kondisi tersebut diperparah lagi dengan masuknya bulan Ramadan, dimana hampir setiap tahunnya, permintaan akan pangan trennya selaku meningkat. Alhasil kenaikan harga terjadi lebih cepat dari biasanya. (Baca Juga :Ini Cara Mengatur Keuangan Selama Ramadan)

Untuk mengembalikan keperkasaan rupiah terhadap dolar AS, pemerintah sudah melakukan beberapa langkah strategis, diantaranya adalah menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%. Aksi ini salah satu tujuannya stabilisasi nilai tukar rupiah, namun sayang hingga hari ini keadaan rupiah masih merintih.

Disamping itu, pemerintah juga sudah melakukan upaya stabilisasi nilai tukar melalui intervensi di pasar keuangan. Hal itu akhirnya membuat cadangan devisa tanah air per Maret 2018 mengalami penyusutan sebesar 2,06 miliar dolar AS.

Bahkan jika melihat posisi cadangan devisa di April 2018, angkanya terus menyusut ke level 124,86 miliar dolar AS, namun pergerakan rupiah belum juga terlihat signifikan dalam memberikan perlawanan kepada dolar AS. (Baca Juga :Jelang Ramadan Harga Bahan Pokok Mulai Naik, Cek di Sini!)

Penyebab Rupiah Tersungkur

Terdapat beberapa hal yang membuat nilai tukar rupiah terus melemah. BI sendiri pernah pengatakan jika terdapat faktor lain yang membuat lemah nilai tukar, mengingat BI sudah menaikkan suku bunga acuannya namun rupiah tetap saja tidak bergeming. Berikut beberapa penyebab melemahnya nilai tukar

Kebijakan Bank Sentral Amerika

Seperti diketahui pada bulan ketiga di tahun ini, Bank Sentral Amnerika atau The Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin. Hal itu akhirnya membuat banyak investor asing menarik dananya dari tanah air dan segera mengembalikan dana nya ke Bank asal. Umumnya, jika terdapat pengumuman kenaikan suku bunga acuan, biasanya tidak memerlukan waktu lama bagi Bank besar di wilayah Amerika untuk menaikkan suku bunga kreditnya juga.

Disamping itu, naiknya suku bunga acuan AS juga ikut mengerek naik imbal hasil US Treasury. Bahkan untuk imbal hasil surat utang yang berjangka waktu 10 tahun, imbal hasilnya sudah melebihi 3%. Nah kondisi ini membuka peluang akan adanya kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat.

Tren Kebutuhan Dolar AS Meningkat

Melambungnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah juga dipicu oleh adanya kenaikan permintaan valas oleh korporasi domestik. Biasanya perusahaan membutuhkan dolar AS untuk proses pembayaran utang luar negeri,dividen dan juga impor.

Selain itu, naiknya harga minyak dunia juga membuat kebutuhan akan dolar AS di dua BUMN energi meningkat pesat. Sebut saja PT Pertamina (Persero) dan juga PT PLN (Persero)   yang mengalami peningkatan kebutuhan mata uang asing untuk memenuhi kebutuhan operasinya.

Nah agar Anda dapat terbebas dari dampak melemahnya nilai tukar rupiah atau kondisi yang tidak terduga seperti ini, Anda mungkin dapat mulai mempertimangkan untuk mulai berinvestasi. Cari dan bandingkan produk investasi favorit Anda di CekAja.com