Jika di Indonesia Profesi Ini Dianggap Kurang Menjanjikan, Tapi di Luar Negeri Bergaji Besar
3 menit membaca
Jangan remehkan setiap pekerjaan atau profesi apapun. Nyatanya, walau profesi di bawah ini dianggap kurang menjanjikan di Indonesia, tapi justru bergengsi di luar negeri.
Jika di Indonesia profesi-profesi tersebut tidak populer karena bergaji kecil, di luar negeri malah dihargai dan bergaji tinggi.
Masalah kesejahteraan tak perlu dipertanyakan. Berkat jaminan dari pemerintah, mereka hidup lebih dari layak. Lantas apa saja ya profesi tersebut?
1. Petani
Banyak para petani di pelosok Indonesia berusaha sekeras mungkin menyekolahkan anak mereka agar bisa mendapat pekerjaan di balik meja, bukan menjadi petani seperti orangtuanya. Ini karena kehidupan mereka di desa jauh dari kata sejahtera.
Padahal, profesi petani sangat penting sebagai penyetok pangan. Bayangkan jika 50 tahun ke depan bahan makanan semakin susah didapatkan karena hanya sedikit yang mau jadi petani.
Kondisi pereokonomian petani di Indonesia banyak yang mengkhawatirkan karena banyak yang hanya menjadi penggarap alias tidak memiliki tanah sendiri. Belum lagi jika gagal panen akibat bencana alam atau terserang hama.
Berbeda dengan di Indonesia, petani di Amerika, Eropa, dan Jepang terbilang sejahtera. Mereka menjalankan usaha pertanian dengan menggunakan peralatan modern seperti traktor dan huller, mengelola hasil pertanian sendiri, hingga memasarkan dan mengemas seperti pelaku ekonomi pada umumnya. Tak heran jika petani di luar negeri bisa punya tanah berhektar-hektar dan hidup sangat sejahtera.
Di Jepang misalnya, para petani dilindungi oleh JA atau Japan Agriculture. Para petani yang tergabung dalam JA tidak perlu khawatir karena arena hasil tani yang dikelola atau dijual kepada JA mendapat subsidi dari pemerintah.
Petani tidak perlu cemas saat harga beras melonjak tinggi, karena pemerintah bisa menekannya pada harga pasaran normal sehingga konsumen masih bisa membelinya. Begitu pula sebaliknya saat harga jatuh, petani tak perlu takut pendapatan mengecil karena harga yang dijual adalah harga pasaran.
(Baca Juga: 7 Cara Memilih Bisnis Franchise Terbaik Bermodal Kecil)
2. Guru
Finlandia merupakan negara dengan sistem pendidikan dan kualitas hidup terbaik di dunia. Berdasarkan data Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), pelajar Finlandia meraih peringkat teratas dalam hal kualitas. Tentunya ini merupakan hasil didikan para guru yang berkualitas pula.
Per tahunnya, para guru di Finlandia menerima USD 68.000 (Rp938.400.000) per tahun. Gaji ini bahkan lebih tinggi dari gaji rata-rata warga Finlandia yang hanya USD 50.000 (Rp690.000.000).
Tak heran profesi guru menjadi profesi yang sangat diidam-idamkan anak muda di sana. Bahkan sebuah survey mengungkap jika profesi guru di Finlandia lebih populer dibandingkan dokter. Seleksi untuk mengajar di suatu sekolah sangat ketat dengan kebanyakan guru minimal berijazah S2.
Bayangkan dengan gaji pokok guru di Indonesia golongan IIIA yang sekitar Rp 2,4 juta. Memang, jumlah tersebut belum termasuk tunjangan. Terlebih biaya hidup dan pajak di Finlandia sangat tinggi.
Tapi tetap saja, masih banyak guru-guru di Indonesia yang jauh dari sejahtera. Gelar pahlawan tanpa tanda jasa juga tidak cukup membuat profesi prestisius.
(Baca Juga: Ide Usaha Jajanan Anak Sekolah yang Beromzet Jutaan Rupiah)
3. Peneliti
Apa yang membuat Jepang dan Korea Selatan menjadi raksasa Asia adalah karena keunggulan teknologi. Kemajuan teknologi tersebut dicapai melalui riset dan penelitian. Sayangnya, anggaran riset Indonesia hanya 0,1%.
Di negara-negara lain, dana penelitian rata-rata sudah mencapai satu persen dari APBN. Bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 2% dan Singapura 2,2%.
Untuk mengejar kekurangan tersebut, akhirnya banyak peneliti Indonesia yang menjalin kerja sama dengan pihak swasta dan lembaga-lembaga luar negeri.
Akan tetapi, kecuali risetnya berkelas internasional, peneliti yang mendapat dana tersebut hanya akan menjadi peserta, bukan pemimpin proyek.
Dana yang minim membuat penelitian di Indonesia kurang berkembang. Namun sejak 2012, para peneliti bisa tersenyum cerah karena tunjangan fungsional dari yang asalnya Rp1,25 juta per bulan menjadi Rp4-5 juta per bulan.
Namun meski demikian, profesi peneliti di Indonesia masih kalah jika di bandingkan dengan luar negeri. Lihat saja Amerika dengan NASA-nya.
Bahkan film-film science fiction pun banyak yang menggambarkan betapa hebatnya profesi peneliti di negeri Paman Sam.
(Baca Juga: 8 Kiat Sukses Bisnis Makanan di Kantin Sekolah)
4. Pelayan Resto
Ya, menjadi pelayan McDonald di luar negeri rupanya cukup bisa menambah pundi-pundi rekening, apalagi bagi kamu yang mahasiswa.
Para mahasiswa di Amerika, Korea, dan Jepang terbiasa melakukan magang alias kerja sambilan untuk menambah penghasilan. Waktu kerja biasanya pada malam hari, akhir pekan, atau musim liburan.
Berbeda dengan di Indonesia di mana banyak orang justru menggantungkan hidupnya dari sini. Sempitnya lahan pekerjaan membuat profesi ini menjadi mata pencaharian utama meskipun digaji pas-pasan.
Berdasarkan situs Qerja.com, rata-rata waitress McDonald memperoleh Rp2,2 juta sampai Rp2,8 juta tergantung UMR.
Di Amerika, waitress McDonald dibayar USD 8 (Rp110.400). Dan pada Agustus 2015, karyawan McDonald berdemo agar gaji mereka dinaikkan.
Permintaan ini dikabulkan sehingga mereka memperoleh USD 10-13 (Rp130.800-Rp179.400). Itu artinya minimal mereka mengantongi Rp1.046.400 per hari atau Rp20.928.000 dalam sebulan.