Jika Kamu Terkena PHK, Begini Cara Mengelola Uang Pesangon yang Benar

pesangon pemutusan hubungan kerja phk - CekAja

Indonesia tengah dihantui isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), seperti dikutip dari Kompas.com menyebutkan sejak Januari 2016 hingga awal Februari, angka PHK sudah mencapai ribuan orang.

Hal ini tentu membuat orang, khususnya para pekerja menjadi cemas akan nasib dan masa depan yang makin tak menentu. Tapi jangan keburu putus asa. PHK bukan lah akhir dari segalanya.

Sebab, PHK juga memberi sejumlah konsekuensi bagi perusahaan seperti menyiapkan pesangon untuk pekerja. Jika digunakan secara benar, pesangon tersebut adalah kunci kesuksesan finansialmu. Nah, agar lebih jelas lagi, coba simak tips mengelola uang pesangon yang benar jika kamu kena PHK:

1. Atur bujet

Hal pertama yang wajib dilakukan setelah memperoleh pesangon adalah mengatur bujet. Lakukan alokasi untuk kebutuhan belanja selama tiga bulan. Asumsinya, dalam tiga bulan kamu sudah bisa mendapatkan sumber penghasilan baru. Bujet kamu untuk konsumsi selama tiga bulan (termasuk cicilan utang seperti KPR atau kartu kredit) adalah 70% dari total pesangon.

Sisanya, alokasikan sebagai tabungan dan investasi. Langsung potong 20% hingga 30% dana untuk kebutuhan investasi. Untuk investasi, gunakan instrumen yang kurang likuid seperti deposito. Cari deposito yang menawarkan jangka waktu pendek. Fungsi investasi ini juga menjadi dana cadangan jika rencana selama tiga bulan tidak berjalan dengan baik.

(Baca juga: Andaikan Kena PHK, Berikut Cara Menghitung Uang Pesangon yang Bisa Didapatkan)

2. Pisahkan rekening tabungan

Setelah urusan bujet kelar, segera lakukan pemisahan tabungan. Jangan satukan uang yang diterima pada satu rekening. Sebab, kamu akan kesulitan membedakan mana alokasi untuk konsumsi dan mana alokasi tabungan.

3. Ubah gaya hidupmu

Kamu sedang berada dalam masa sulit. Maka, sesuaikan tingkat konsumsi dengan kondisi keuangan. Jika perlu tekan pengeluaran hingga mencapai 70% dari konsumsi normal. Caranya mudah kok, dalam tiga bulan ini kualitas makanan harus kamu turunkan.

Tapi ingat ya, jangan sampai mengurangi nilai gizi karena bisa membahayakan kesehatan. Hilangkan belanja sekunder maupun tersier seperti nonton film, makan di restoran atau belanja pakaian di mall.

4. Selalu punya plan B

Dalam kondisi sulit seperti sekarang, lapangan kerja di sektor formal memang semakin terbatas. Maka, wajar jika dalam tiga bulan kamu akan kesulitan memperoleh pekerjaan baru. Jika sudah melewati batas waktu yang kamu tetapkan, maka harus lakukan rencana cadangan seperti mencari sumber penghasilan baru melalui bisnis.

Sekarang kamu masih mempunyai dana cadangan di deposito sebesar 30% dari uang pesangon. Sebaiknya gunakan 20% dari dana tersebut untuk modal membuka usaha. Sementara sisanya tetap disimpan sebagai dana darurat.

Pilih usaha yang membutuhkan modal kecil dan memiliki sedikit risiko. Kamu bisa menjadi reseller atau dropshipper yang hanya membutuhkan modal kecil.

(Baca juga: Yakin Tabungan Kamu Cukup Untuk Hidup Saat di-PHK Nanti? Hitung Lagi Yuk)

5. Jual aset adalah jalan terakhir

Jika rencana mencari pekerjaan baru selama 3 bulan tidak lancar, begitu juga dengan usaha yang masih kembang-kempis, maka jalan selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah dengan menjual aset.

Kamu bisa menjual motor, mobil atau benda berharga lain untuk modal tambahan bisnismu. Tapi ingat, upaya ini merupakan jalan paling terakhir. Jika masih dimungkinkan, sebaiknya cari pinjaman dengan bunga yang tidak mencekik.

Biasanya pinjaman ini dapat kamu temukan pada keluarga atau teman. Jelaskan tentang peruntukan uang pinjaman tersebut dan rencanamu. Untuk membuat mereka yakin, janjikan bunga yang akan kamu tambahkan pada pelunasan.