Kenali Lebih Dekat dengan Penjualan Kredit

Jual beli telah menjadi bagian kehidupan kita sehari-hari. Segala pemenuhan kebutuhan sehari-hari pun kita tempuh dengan bertransaksi jual beli ini.

Mulai dari kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan. Bahkan baik itu transaksi yang kita lakukan secara tatap muka atau offline maupun online. Kita juga tanpa sadar telah menjalani dua tipe transaksi jual beli ini, yakni secara tunai dan kredit. Kali kita akan membahas secara mendalam mengenai penjualan kredit.

Serupa dengan dengan penjualan tunai, pada penjualan kredit si penjual dan pembeli bisa melakukan transaksi baik berupa barang atau jasa. Namun yang membedakan adalah, dalam penjualan tunai hasil transaksi atau pembayaran lakukan secara tunai, baik itu berupa cash keras atau via transfer uang ke rekening bank si penjual.

Sedangkan pada penjualan kredit, pembayaran dilakukan dengan menggunakan jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama, yaitu dari pihak penjual dan pembeli. Dengan melakukan penjualan kredit, penjual akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar ketimbang dengan penjualan tunai.

Ini didasari karena si penjual memberikan kelonggaran waktu pembayaran pada pembeli namun dengan konsekuensi harga yang diberikan lebih tinggi dari harga tunai, atau penjual menetapkan bunga.

Sistem penjualan kredit ini sering kita temui pada bidang property, atau kredit kendaraan, dan barang mewah lainnya. Meski demikian penjualan kredit juga amat sangat banyak ditemui di kalangan masyarakat menengah ke bawah, atau sering kita dengar istilah kredit panci.

Berikut ada 6 faktor yang mempengaruhi penjualan kredit.

Satu, Standar Kredit

Faktor yang mempengaruhi permintaan dalam penjualan kredit adalah standar kredit. Dengan menurunkan standar kredit akan dapat menaikkan permintaan akan barang yang dijual. Hingga akhirnya penjualan akan naik dan mendatangkan laba yang tinggi. Tetapi akan menimbulkan biaya untuk membuat piutang tambahan dan penjual harus siap dengan resiko kerugian akibat piutang tak tertagih.

Dua, Syarat Pembayaran

Dalam transaksi penjualan kredit biasanya akan selalu disertai syarat pembayaran. Syarat pembayaran pada dasarnya mempunyai 2 tipe, yakni sistem pembayaran ketat dan lunak. Jika penjual memberikan syarat pembayaran ketat, maka terlihat bahwa penjual mengutamakan keamanan kredit jika dibandingkan seperti memberi batas waktu pembayaran yang singkat dan membebankan bunga jika pembayarannya telat, sehingga piutang dagang akan menjadi lebih kecil. Hal sebaliknya akan terjadi jika pembayaran menggunakan sifat lunak.

Tiga, Batasan Kredit Yang Diberikan

Penjual berhak memberikan batasan kredit pada pembeli atau calon pembeli. Karena setiap orang akan mempunyai kemampuan finansial yang berbeda. Ini juga sebagai alat kontrol dalam pelaksanaan kebijakan kredit.

Empat, Volume Penjualan Kredit

Penjual juga diperbolehkan menentukan batas kredit yang akan diberikan kepada pembelinya. Karena semakin tinggi kredit yang diberikan maka semakin tinggi pula dana perusahaan yang diinvestasikan dalam bentuk piutang.

Lima, Kebiasaan Pembayaran Pembeli

Hampir setiap orang menyukai yang namanya Discount bahkan menjadikannya sebagai komponen penting dalan tiap transaksinya. Salah satunya adalah membayar dengan menggunakan kesempatan untuk mendapatkan cash discount. Jika sebagian besar pembeli membayar dalam masa periode discount maka ini akan berdampak dana yang diinvestasikan dalam bentuk piutang akan gampang cair serta memperkecil investasi dalam piutang.

Enam, Pengumpulan Piutang

Penumpulan piutang biasanya akan ditempuh dalam dua cara, yaitu dengan cara aktif atau pasif. Jika penjual melakukan pengumpulan piutang dengan cara aktif maka si penjual akan mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk mendanai kegiatan pengumpulan piutang tersebut.

Demikianlah penjelasan mengenai penjualan kredit, dan jika Anda berminat untuk mengajukan pembelian secara kredit bisa klik Beli Kredit di CekAja.com. Anda bisa memanfaatkannya untuk pembelian rumah, mobil, motor, atau lainnya.