Kenapa Rio Harus Bayar Mahal untuk Ikut F1? Ini Jawabannya
1 menit membacaKita semua boleh bangga. Setelah sekian lama, akhirnya ada putra Indonesia asli yang berlaga di ajang balap mobil paling bergengsi, Formula 1. Pebalap tersebut adalah Rio Haryanto yang bertanding untuk tim Manor Racing.
Di tengah ramainya pemberitaan mengenai prestasi Rio, ramai pula isu mengenai rencana bantuan dana dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Sebelumnya, tim Rio memang menggalang bantuan dana mengingat besarnya setoran yang harus diberikan Rio pada Manor.
Ada pro kontra mengenai layak atau tidaknya bantuan tersebut diberikan pada kegiatan balap profesional seperti Formula 1. Terlepas dari perdebatan tersebut, banyak orang bertanya kenapa Rio harus membayar uang dalam jumlah sangat besar sekitar 15 juta Euro? Seperti dikutip dari berbagai sumber berikut ini penjelasan rincian biayanya:
Penelitian dan Pengembangan kendaraan
Track testing: £ 10 juta (Rp 208 miliar)
Wind-tunnel testing: £ 16 juta (Rp 333 miliar)
Lain-lain: £ 15 juta (Rp 313 miliar)
(Baca juga:Daftar Terbaru Miliarder & Orang Terkaya di dunia)
Gaji tim Formula 1
Kru: £ 26 juta (Rp 542 miliar)
Pembalap: £ 13 juta (Rp 271 miliar)
Atasan: £ 3 juta (Rp 62 miliar)
Produksi
Perakitan: £ 13 juta (Rp 271 miliar)
Suplier mesin: £ 20 juta (Rp 417 miliar)
Komponen kunci: £ 6 juta (Rp 125 miliar)
(Baca juga: 10 Orang yang Miliki Mobil Termahal di Dunia)
Pengoperasian dilapangan
Logistik: £ 13 juta (Rp 271 miliar)
Entertain : £ 10 juta (Rp 208 miliar)
Pengiriman: £ 5 juta (Rp 104 miliar)
IT: £ 3 juta (Rp 62 miliar)
Biaya pabrik: £ 2 juta (Rp 41 miliar)
Servis: £ 2 juta (Rp 41 miliar)
Bahan bakar: £ 1 juta (Rp 20 miliar)
Kenapa Rio harus bayar?
Banyak orang mempertanyakan, mengapa sebagai pebalap justru Rio yang mengeluarkan sejumlah uang dan bukan memperoleh uang sebagai bayarannya. Nah, sekadar informasi, ada istilah Pay Driver dalam balap F1 yakni pebalap yang membayarkan sejumlah uang pada tim untuk mendapatkan kursi. Rio adalah salah satunya. Sebanarnya, di dunia balap F1, Pay Driver juga bukan sesuatu yang baru. Sejumlah pebalap legendaris seperti Michael Schumacher dan Niki Lauda mengawali kariernya sebagai Pay Driver.
Rio bukan yang termahal
Meski biaya yang dikeluarkan Rio Haryanto tergolong fantastis, rupanya bukan dana yang terbesar. Seperti dikutip dari Liputan 6, Manajer Rio Haryanto, Piers Hunnisett, mencontohkan Tim Sauber-Ferrari yang mensyaratkan dana lebih dari 20 juta Euro bagi pebalapnya, Marcus Ericsson