Kesalahan Atur Uang Saat Usia 20 yang Bikin Bangkrut di Usia 30

Cara Menghitung PPh 21

Bagi banyak orang, masa-masa umur 20-an menjadi umur matang untuk memulai kesuksesan. Saat di mana mengenyam pendidikan kampus, lulus, dan akhirnya memasuki dunia kerja untuk pertama kali. Di masa-masa ini juga sebenarnya usaha pengaturan keuangan wajib dilakukan. Salah-salah, kamu malah bangkrut saat usia 30-an.

Semua dimulai saat kuliah. Bagi sebagian orang masa kuliah adalah waktu paling menyenangkan di dalam kehidupan. Banyak hal yang bisa menjadi bagian tidak terlupakan saat itu. Pada masa itu, subsidi orang tua masih berjalan. Hingga, tidak jarang yang akhirnya terlena dalam mengelola uang pada masa itu.

Padahal, kesalahan finansial yang fatal dalam masa-masa tersebut bisa berpengaruh besar terhadap kehidupan dalam dua hingga tiga dekade mendatang. Di bawah ini adalah lima kesalahan fatal tersebut:

1. Anti Menabung

Kebiasaan menabung sebenarnya perlu dilakukan dari semenjak kecil. Hanya saja ketika sudah duduk di bangku kuliah, menabung biasanya terasa lebih berat, terutama karena godaan bersenang-senang bersama teman-teman yang semakin besar.

Untuk meredam godaan ini, mahasiswa sebenarnya bisa melakukan berbagai aktivitas bersama teman yang menyenangkan dan tetap produktif, seperti memulai bisnis kecil-kecilan atau bekerja sampingan. Penghasilan yang didapat dari kegiatan tersebut nantinya bisa digunakan untuk membeli berbagai produk deposito dari lembaga keuangan terpercaya.

(Baca juga: Bisa Foya-foya, Tapi Tetap Kaya)

Ketika seorang mahasiswa sudah mulai berkuliah, sebenarnya mereka sudah bisa mulai merancang beberapa rencana keuangan masa depan. Mahasiswa yang tidak merencanakan  keuangan masa depannya sejak masih duduk di bangku kuliah dapat mengalami kebingungan ketika telah masuk ke dunia kerja.

Sebagai contoh, jika kamu mulai menabung sebesar Rp20 ribu per hari secara rutin. Maka dalam sepuluh tahun, total tabungannya adalah Rp73 juta dan jumlah ini bisa digunakan untuk uang muka rumah pertama.

2. Gunakan Kartu Kredit Tanpa Berhitung

Saat ini, tidak jarang mahasiswa yang sudah miliki kartu kredit. Bahkan, kini penyedia kartu kredit pun banyak yang menargetkan anak-anak muda di kampus sebagai konsumennya. Kartu plastik ini memang cukup memudahkan. Namun, hal ini bisa menjadi masalah besar jika penggunanya tidak dapat mengontrol penggunaan kartu kredit mereka dengan baik.

Untuk mengatasi hal ini, cobalah buat limitasi untuk penggunaan kartu kredit untuk jangka waktu tertentu. Misalnya, limit per bulannya adalah Rp10 juta. Bagilah menjadi per minggu sebesar Rp2,5 juta. Dengan cara ini, kamu juga jadi lebih mudah untuk mengukur jumlah transaksi di akhir pekan.

3. Terlalu Loyal dengan Teman Sepermainan

“Nongkrong yuk”. Ya, ajakan itu mungkin sering di dengar di usia 20-an. Satu kali, dua kali, atau bahkan setiap hari, ajakan itu sering disetujui oleh Anda. Secara tidak sadar, setengah uang Anda dalam satu bulan harus mengalir ke aktivitas tersebut.

Selain itu, ada pula yang merasa tidak enak dengan teman untuk menolak memberikan pinjaman uang. Baik dalam bentuk cash maupun menggunakan kartu kredit, meminjamkan uang tanpa berhitung bisa menjadi masalah di jangka panjang. Apalagi, jika teman tersebut bukan tipe yang bisa menepati janji. Bisa-bisa, utang justru dilupakan olehnya begitu saja.

(Baca juga: 40 Alasan Mengapa Teman Anda Tidak Mau Memberi Utang)

Selain itu, berbagi informasi dan penggunaan kartu debit dan kredit dengan teman memberikan risiko tersendiri. Seorang teman yang sedang “kepepet” yang tadinya baik sekalipun, bisa tergoda untuk menyalahgunakan kepercayaan ini.

4. Belum Sadar Pentingnya Asuransi

Sebagian merasa dirinya belum membutuhkan asuransi jiwa atau kesehatan, karena biaya kesehatan mereka biasanya masih ditanggung orang tua. Apalagi yang statusnya masih mahasiswa. Tapi bayangkan bila kamu harus kost atau tinggal jauh dari orang tua, ketika sakit mereka memerlukan dana tunai secepatnya. Menunggu kiriman dana dari orang tua tentu akan memakan waktu. Disinilah pentingnya memiliki asuransi. Selain lebih cepat dan mudah, asuransi juga memberikan rasa tenang bagi orang tua.

Selain itu, semakin bertambahnya usia seseorang, premi yang harus dibayarkan untuk membeli produk asuransi juga semakin meningkat. Padahal membeli produk asuransi sejak muda, harapannya akan menjadi lebih mandiri di dalam mengelola dana kesehatannya di hari tua.

Baik yang masih berstatus sebagai mahasiswa, maupun para orang tua yang memiliki anak yang sedang berkuliah, cobalah perhatikan beberapa kesalahan di atas. Dengan begitu, tidak perlu mengulangi kesalahan-kesalahan yang selama ini telah banyak terjadi diantara mahasiswa.