Kiprah La Nyalla Mattaliti, dari Supir Angkot, Ketum PSSI, hingga Politikus

Lama tak terdengar kabarnya, pengusaha yang menguasai berbagai bidang asal Jawa Timur, La Nyalla Mattalitti kembali menjadi bahan perbincangan masyarakat dan media.  Musababnya, dia mengakui sebagai salah satu orang yang pernah memfitnah Presiden Jokowi sebagai PKI di Pilpres 2014 lalu. Ia juga sesumbar akan potong leher jika di Pilpres 2019 Prabowo-Sandi bisa menang di Madura.

La Nyalla - CekAja

La Nyalla bukan orang baru di dunia usaha yang terjun ke dunia politik. Bahkan ia merupakan salah satu sosok yang banyak menjabat sebagai pimpinan mulai dari organisasi pengusaha, olahraga, partai, ormas, hingga pucuk pimpinan sebuah perusahaan. Kali ini CekAja akan mengulas tentang sepak terjang La Nyalla. Yuk cek!

Jadi supir angkot dan tukang cuci piring

Hampir setiap pengusaha sukses mengawali karirnya dari nol. Termasuk La Nyalla yang pernah meniti karir jadi supir angkot. Saat itu dia menyewa angkot milik temannya dua trayek sekaligus.

Ia mencari penumpang dari sore hingga subuh untuk rute Wonokromo ke Jembatan Merah, Surabaya. Ia juga mengambil trayek angkot perbatasan Surabaya-Malang. Menjadi supir angkot ia jalani selama dua tahun hingga ia menikah pada 1987.

(Baca juga:  Ini 7 Yayasan Milik Crazy Rich Indonesia)

Menjadi pengusaha

Berbekal ilmu yang diraihnya saat kuliah di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, La Nyalla memberanikan diri mendirikan sebuah perusahaan kontraktor bernama PT Airlangga Utama Nusantara Sakti atau Automaras. Inilah cikal bakal La Nyalla menjadi seorang pengusaha sukses di Surabaya, Jawa Timur.

Salah satu garapan awal usahanya adalah membuat sebuah pameran hasil karya pengusaha muda pada 1989 yang bekerjasama dengan HIPMI Jatim dan PT Maspion sebagai sponsor yang memberikan pinjaman sebesar Rp180 juta.

Namun, pameran tersebut tak banyak diminati orang sehingga pengunjungnya pun bisa dihitung jari. Mengelar sebuah event usaha pertama yang dilakoninnya malah merugi. Ia bahkan mencicil harus mencicil uang pinjaman itu kepada Maspion.

Namun, bukan kapok, Maspion malah memintanya untuk menggelar pameran kembali bernama Surabaya Expo dengan sponsor penuh dari Maspion. Di event yang kedua ini ternyata berjalan sukses sebagai pameran terbesar di Jawa Timur tahun 1980-an. Keuntungan dari event tersebut bisa membayar utang ke Maspion.

Kesuksesan Surabaya Expo membuat harum nama La Nyalla dan perusahaannya Automaras sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pameran. Bahkan akhirnya core bisnis yang awalnya bergerak di bidang kontraktor berubah jadi bisnis event.

Automaras pun kebanjiran order. Setiap tahun, perusahaan La Nyalla itu sudah pasti menggelar sebuah event besar yang berskala lokal, nasional hingga internasional. Nama La Nyalla pun semakin melambung.

Tak puas dengan satu perusahaan, La Nyalla membentuk usaha lain yang bergerak di berbagai bidang mulai dari jasa kontruksi, industri kreatif, media hingga jasa perjalanan umrah dan haji.

Beberapa perusahaan yang didirikannya adalah PT Airlangga Media Cakra Nusantara yang menaungi portal  kabarbisnis.com. Ada juga perusahaan kecilnya yakni CV Sabras Mas, CV Ali Afandi dan CV Aulia yang bergerak di sektor kontruksi serta jasa umrah dan haji.

(Baca juga:  Ini 7 Fakta Film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur)

Lincah berorganisasi

Selain piawai mengelola bisnisnya, La Nyalla rupanya pandai menjalin kedekatan dengan pengusaha lain. Ia pun kerap didapuk menjadi pimpinan di sejumlah organisasi usaha mulai dari Ketua Kadin Jawa Timur, Ketua Asosiasi Tenaga Ahli Kontruksi Indonesia (ATAKI), Ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional (Gapeknas) Jatim, Ketua Konsultas Indonesia Jawa Timur dan Ketua Hipmi Jawa Timur.

Selain itu, dia juga banyak dipercaya sebagai pimpinan organisasi masyarakat mulai dari Bendahara KNPI Jawa Timur, Wakil Ketua Koni Jawa Timur, dan Ketua Pemuda Pancasila Jawa Timur.

Sering pindah partai

Selain aktif di organisasi pengusaha, ambisi La Nyalla juga terlihat di politik. Ia beberapa kali bergabung bersama partai politik, mulai dari Partai Golkar yang dipercaya sebagai bendahara Partai Golkar Jawa Timur, Ketua DPW Partai Patriot Pancasila meski sekarang partai tersebut sudah tidak ada, Partai Gerindra hingga Partai Bulan Bintang.

Pada Pilkada Jatim 2018 lalu, La Nyalla hampir maju menjadi calon gubernur, namun gagal karena Prabowo lebih memilih Gus Ipul yang bersanding dengan Puti Soekarno cucunya Soekarno. Gagalnya La Nyalla menjadi cagub dari Gerindra disebut-sebut karena urusan mahar politik.

(Baca juga:  Ini 10 Film Terlaris Sepanjang 2018? Mana Yang Anda Tonton)

Menjadi Ketum PSSI

La Nyalla merupakan mantan Ketua Umum PSSI yang terpilih pada April 2015. Dia terpilih setelah ketua sebelumnya Djohar Arifin mengundurkan diri dari pencalonan ketua. Dia berhasil meraih 94 suara mengalahkan Syarif Bastaman yang hanya mendulang 14 suara. Pemilihan dilakukan di JW Marriot Surabaya.

Karirnya di bidang olahraga mulai ia geluti sejak 2010. Ketika itu ia dipercaya sebagai Wakil Ketua Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur. Dan pada 2011 ia memegang jabatan Wakil Ketua PSSI Jawa Timur. Di PSSI, ia juga sempat menjabat sebagai wakil ketua umum.

Tersangkut kasus korupsi

Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menerpa. Peribahasa ini cocok disematkan kepada La Nyalla. Karir sebagai pengusaha, politikus hingga banyak menduduki jabatan-jabatan strategis membuat La Nyalla diterpa masalah.

Saat menjabat sebagai Ketum PSSI, La Nyalla ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dana hibah dan tindak pencucian uang dana hibah Kadin Jawa Timur. Dalam kasus ini, Kejaksaan Tinggi Jatim menemukan bukti bahwa La Nyalla sempat menggunakan dana hibah sebesar Rp5,3 miliar untuk membeli saham Bank Jatim pada 2012.

Adapun untuk kasus pencucian uang dana hibah, dia diduga memakai uang dari Pemprov Jatim pada 2011-2014 sebesar Rp48 miliar. Selain itu, Komisi Pemberantasan Korupsi juga menemukan bukti bahwa La Nyalla tersangkut kasus proyek pembanguan rumah sakit Universitas Airlangga. Namun, pada sidang yang digelar pada Desember 2016, La Nyalla dinyatakan bebas.

Nah, itulah kiprah sosok kontroversial La Nyalla yang sesumbar berani potong leher jika Prabowo-Sandi menang di Madura di Pilpres 2019 mendatang.