Lagi, Sri Mulyani Dinobatkan Sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia Pasifik 2019!

Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI) Sri Mulyani kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Wanita yang akrab dipanggil Ani itu dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia Pasifik 2019 versi FinanceAsia.

Mengintip Kinerja Sri Mulyani, Menteri Keuangan Terbaik Dunia

Penghargaan itu bukanlah pertama kali diraih oleh perempuan yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia itu. Sebelumnya pada tahun 2017 dan 2018, Ani juga mendapatkan penghargaan yang sama.

Di tanah air sendiri, nama Sri Mulyani juga harum namanya. Karirnya sebagai Menteri dimulai pada tahun 2005, saat era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kala itu Ani yang sebelumnya berprofesi sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI) itu dipercaya untuk menggantikan posisi Jusuf Anwar sebagai Menteri Keuangan.

Setelah itu, karirnya sebagai pembantu presiden terus dijaganya hingga sekarang. Beberapa prestasi yang ditunjukkan Ani saat menjadi Menteri Keuangan antara lain mengurangi target defisit fiskal menjadi 2,5 persen dari proyeksi awal yang bisa menembus 3 persen.

Kemudian melalui program pengampunan pajak yang dilakukan, Ani juga dianggap mampu memperbaiki sistem perpajakan Indonesia dan masih banyak lagi prestasi yang dilakukan Ani melalui kebijakan – kebijakan strategisnya.

Meski begitu setiap manusia sejatinya selalu terlihat memiliki dua sisi mata uang, ada yang menganggap pro, ada juga yang kontradiktif terhadap kebijakannya. Demi menjaga keseimbangan dalam APBN, Ani sempat juga dijuluki sebagai Menteri Pencetak Utang.

Namun dibalik itu semua, berikut merupakan alasan diberikannya penghargaan Menteri Terbaik Asia Pasifik 2019 oleh FinanceAsia. Simak yuk!

Defisit Anggaran Terendah

Sepanjang posisinya sebagai Menteri Keuangan, Finance Asia menganggap Sri Mulyani berhasil membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik. Hal itu terlihat dengan rendahnya defisit anggaran dalam 6 tahun terakhir, yakni 1,76 persen.

ika dilihat dari nominal, defisit anggaran yang tercipta pada tahun lalu mencapai Rp259,9 triliun. Jumlah tersebut berada di bawah ambang batas yang ditetapan dalam UU APBN 2018 yang sebesar Rp325,9 triliun atau sekitar 2,19 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Adanya defisit mencerminkan selisih penerimaan negara dengan belanja pemerintah. Lalu bagaimana dengan tahun sebelumnya, yakni di 2017. Tercatat defisit anggaran pada 2017 mencapai Rp341 triliun atau sekitar 2,51 persen dari PDB.

Oleh karena itu wajar jika akhirnya FinanceAsia memberikan penghargaan Menteri Keuangan Terbaik, lantaran defisit anggaran Indonesia sejak 2013 selalu dibukukan diatas angka 2 persen. Jadi hal itu merupakan prestasi yang dapat dibanggakan oleh Ani.

(Baca Juga: Ini Capaian Sri Mulyani selama 2018)

Tingkatkan Kepatuhan Pajak

Pada tahun 2016 – 2017 lalu, Kementerian Keuangan mengeluarkan kebijakan berupa pengampunan pajak. Aksi itu dilakukan untuk mendapatkan database wajib pajak baru yang selama ini tidak terdeteksi.

Masa pengampunan pajak dilakukan sejak bulan Juli 2016 hingga April 2017. Dalam masa itu penerimaan negara dari program pengampunan pajak mencapai Rp135 triliun.

Jumlah itu terbagi atas uang tebusan Rp114 triliun, pembayaran bukti permulaan Rp1,75 triliun dan pembayaran tunggakan Rp18,6 triliun.

Untuk uang tebusan didominasi oleh pembayaran dari orang pribadi non-UMKM yang mencapai Rp91,1, triliun. Sementara sisanya terbagi dari orang pribadi UMKM, badan non-UMKM dan badan UMKM.

Sedangkan untuk deklarasi harta yang dilakukan selama masa pengampunan pajak tercatat mencapai Rp4.813,4 triliun. Capaian itu semua didapatkan dari hampir 1 juta wajib pajak.

Melalui program itu, Sri Mulyani dianggap mampu meningkatkan angka kepatuhan pajak di negeri kita tercinta ini.

Negara Asia Pertama yang Menjual Green Bonds

Indonesia merupakan negara di Asia yang pertama kali menerbitkan green bonds atau obligasi Syariah hijau.

Disaat negara asia lain belum memiliki keberanian untuk menerbitkan efek bersifat utang yang hasil penerbitannya digunakan untuk membiayai kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan (KUBL), Indonesia sudah melakukannya.

Kementerian Keuangan membidik dana sekitar Rp40,2 triliun atau sebanyak USD3 miliar dari hasil penerbitan green bonds.

Sementara mengacu pada data Climate Bonds Initiative, penerbitan obligasi hijau di seluruh dunia sepanjang tahun lalu diproyeksi mencapai USD156,7 miliar.

Sebagai catatan, melalui penerbitan green bonds ini, Indonesia dapat menggunakan dana hasil penerbitannya untuk membiayai proyek – proyek APBN atau Barang Milik Negara (BMN) yang mengedepankan konservasi lingkungan.

(Baca Juga: Indonesia Tak Lagi Menjual Mobil Murah Mulai 2021)

Investasi Pendidikan

Sri Mulyani tidak secara instan menjadi orang yang mumpuni dalam bidang keuangan. Dia menapai karirnya dan juga pendidikannya secara bertanggung jawab dan tekun. Oleh karena itu masuk akal jika ada yang mengatakan bahwa pendidikan adalah investasi.

Ya, ibarat investasi, Sri Mulyani saat ini sedang menikmati cuan hasil penempatan dananya di berbagai portfolio investasi. Ani dulu menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Indonesia, kemudian melanjutkan pendidikan lagi di University of Illinois Urbana Champaign demi meraih gelar master dan Ph.D

Kamu juga bisa sesukses Sri Mulyani lho. Asal terus belajar dan belajar. Jangan takut kehabisan dana untuk pendidikan. Kamu bisa manfaatkan program Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang dtawarkan oleh bank untuk menutupi biaya pendidikan kamu.

Repot datang ke kantor cabang? Akses CekAja.com dan temukan produk keuangan yang cocok dengan kebutuhanmu.