LRT, Jurus Lain Pangkas Kemacetan Jakarta

Pemerintah tampaknya serius ingin membenahi sistem moda transportasi di Indonesia. Karena selain getol meresmikan ruas tol dan juga jalan raya di berbagai daerah, pemerintah juga terus menambah moda-moda transportasi massal keren yang mampu mengantarkan masyarakat ke berbagai tujuan dengan nyaman dan aman seperti MRT dan juga LRT.

Untuk mass rapid transit (MRT), pemerintah melalui PT MRT Jakarta telah mengoperasikannya sejak Juni 2019 lalu. Dengan maksud mengurai kemacetan yang selama ini mengungkung ibukota, MRT diharapkan dapat menjadi solusi jitu untuk menguranginya.

MRT sendiri memiliki rute membelah Ibukota. Dengan MRT juga, kebanggaan bangsa ini bisa terangkat, karena untuk pertama kalinya, bangsa ini memiliki teknologi yang sama dengan negara lain.

Setiap harinya, diproyeksikan sekitar 173 ribu orang dapat terangkut melalui moda transportasi anyar tersebut. Jumlah tersebut bakal bertambah lebih tinggi lagi seiring dengan perkembangan dan juga penambahan moda MRT.

Mengacu pada hasil survei dari sistem ganjil genap dari Badan Penelitian dan Pengembangan (litbang) Kementerian Perhubungan menunjukkan, sekitar 24% pengguna kendaraam pribadi beralih menggunakan angkutan umum saat Asean Games berlangsung.

Nah dari jumlah tersebut sebanyak 38% memilih menggunakan angkutan umum seperti Transjakarta, Kereta api atupun bus umum, Sisanya terbagi atas angkutan non massal seperti taksi, ojek online dan juga taksi regular.

Saat ini MRT baru melayani rute Bunderan Hotel Indonesia (HI) – Lebak Bulus dengan 13 stasiun sepanjang 15,7 kilometer. Untuk kedepannya, MRT siap mengantarkan penumpang dengan rute yang lebih panjang lagi, karena Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah meminta untuk meneruskannya hingga 200 kilometer.

(Baca juga: Habis MRT, Terbitlah LRT! Yuk Ikutan Uji Coba Publiknya!)

LRT, Moda Transportasi Untuk Orang Banyak

Hadirnya moda transportasi massal sebenarnya sudah menunjukkan tren yang positif terhadap tingkat kemacetan di Ibukota. Hal itu terefleksi dalam traffic index versi Tomtom yang menunjukkan Indonesia berada di posisi 7 negara termacet di dunia dengan tingkat penurunan kemacetan tertinggi, yakni sebanyak 8%.

Hal itu merupakan angka yang positif, pasalnya di negara-negara lain, indeks penurunannya hanya bergerak diangka 2%.

Jika MRT saat ini baru berkutat di tengah ibukota, sekarang hadir pula LRT atau yang dikenal dengan Light Rail Transit (LRT) yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kemacetan di jalur penyangga Jakarta.

Sebelum akhirnya hadir di Jakarta, LRT sudah lebih dulu diresmikan di Palembang untuk mendukung aktifitas Asean Games 2018 dengan panjang lintasan mencapai 24 kilometer.

LRT di Jakarta memang baru siap beroperasi maksimal di 2021 mendatang, namun kapasitas angkutnya diproyeksikan mencapai 420 ribu orang.

Pada hari minggu lalu (13/10), proses pengangkutan kereta LRT sudah dilakukan di stasiun Harjamukti. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan “Kita akan lakukan penyelesaian tes sarana dan tes konstruksi secara bersamaan. Diharapkan kegiatan operasionalnya mulai tahun 2021,” katanya.

(Baca juga: Beda Tarif MRT, LRT, KRL hingga Transjakarta, Mana Paling Murah?)

Tarif LRT Rp12 Ribu

Untuk itu uji coba dilakukan secara bertahap dan detail selama satu tahun untuk total 31 kereta LRT yang ada. Lebih lanjut, Budi menyebutkan tarif dari Cibubur- Dukuh Atas nantinya Rp12.000 dan telah disubsidi 50% dari Pemerintah.

Tarifnya nanti Rp. 12 .000 itu sudah disubsidi karena harga komersilnya Rp. 25.000 dari Cibubur – Dukuh Atas,” katanya.

Sementara itu Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, teknologi yang ada di LRT Jabodebek ini lebih canggih dibandingkan MRT karena menggunakan generasi ketiga. Menko Luhut juga menyampaikan rasa terimakasih dan bangga Presiden RI kepada anak bangsa yang berhasil menciptakan hal tersebut.

“Pekerjaan yang panjang kita lakukan sudah mulai keliatan buahnya. Pertama, lebih dari 60 persen lokal konten nya, kereta api nya semua buatan LEN dan INKA atau dalam negeri. Ini hal yang luarbiasa untuk anak indonesia,” ungkap Luhut.

Sebagai informasi, dari total 31 rangkaian., satu rangkaian LRT telah dikirim oleh PT INKA (Persero) pada tanggal 8 Oktober 2019 lalu.

Tahap selanjutnya akan dilakukan tes dinamis yang dijadwalkan mulai tanggal 18 Oktober 2019 dengan item tes meliputi Traction System Test, Low Speed Test, High Speed Test, Traction Performance Test, dan PID (Passenger Information Display) System Test.

Progres pembangunan LRT Jabodebek hingga hari ini sudah mencapai 66,13%. Dengan rincian untuk Lintas Cawang-Cibubur 85.73%, Lintas Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 56.10%, dan Lintas Cawang-Bekasi Timur 59.52%.

Diprediksi pembangunan ketiga Lintas akan selesai pada tahun 2020 dan sudah operasional tahun 2021. Kereta LRT dapat menampung 1308 orang jika dalam keadaan padat dan 740 orang dalam keadaan normal. Dengan headway atau waktu tunggu penumpang selama 2-3 menit di setiap stasiun.

Nah perkembangan moda transportasi terus maju. Kamu juga harus ikut maju secara finansial, akses CekAja.com dan temukan produk keuangan yang cocok untuk mendukung kemajuan keuangan kamu.