Sehat dan Hemat dengan Mengelola Tanaman Cara Hidroponik


Pola hidup sehat bukan lagi hanya menjadi tren sesaat, namun menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat yang khususnya tinggal di daerah perkotaan. Selain berolahraga, pola makan dengan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan higienis melalui tanaman hidroponik yang dikelola sendiri adalah satu gaya hidup sehat yang dilakukan masyarakat perkotaan saat ini.

Di beberapa kota besar seperti Bandung dan Jakarta yang padat dengan penduduk dan pertumbuhan rumah baru, membuat sulitnya menemukan ruang atau lahan untuk mengelola tanaman. Maka bercocok tanam dengan sistem hidroponik menjadi hal kini banyak digemari.

Bagi yang belum familiar dengan istilah ini, hidroponik adalah cara mengelola tanaman berupa buah atau sayur dengan memanfaatkan air dan tidak lagi menggunakan media tanah untuk pertumbuhannya. Selain bisa jadi hobi yang menyenangkan dan bisa dilakukan di rumah, mengelola tanaman dengan cara hidroponik juga memiliki beragam manfaat. Apa saja?

1. Mencegah agar kita terhindar dari penyakit

Mengelola tanaman dengan gaya konvensional atau melibatkan media tanah memang masih menjadi pilihan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat. Namun, tidak jarang mengelola tanaman seperti ini bisa menimbulkan risiko. Salah satunya adalah karena tanaman menggunakan media berbentuk tanah yang bisa menyebarkan bakteri atau kuman.

Namun, risiko itu bisa dicegah ketika mengelola tanaman secara hidroponik. Sistem hidroponik diklaim lebih sehat adalah karena menggunakan air serta tidak melibatkan media seperti tanah yang bisa menambahkan kuman atau kotoran.

Berbagai penelitian yang dikembangkan untuk tanaman dengan cara hidroponik mengungkapkan air yang memiliki kandungan mineral sebesar 0-50 ppm adalah media yang tepat untuk mengelola tanaman dengan cara hidroponik.

Nah, bagi kita yang ingin mencoba mengelola tanaman secara hidroponik, pastikan terlebih dahulu air yang digunakan memang memiliki kandungan sebesar 0-50 ppm dengan menggunakan filter air yang dapat menyaring mineral-mineral terlarut didalam air.

2. Budidaya hidroponik tidak membutuhkan zat kimia dan pestisida

Alasan berikutnya yang membuat tanaman ini menjadi lebih sehat adalah karena tidak membutuhkan pestisida atau zat kimia lainnya untuk tumbuh. Selain menggunakan air dan penyaringan mineral, tanaman dengan system hidroponik juga menggunakan bibit serta nutrisi dari jenis buah atau sayur yang ditanam. 

Selain itu, diperlukan juga alat kontrol iklim yang tidak memberikan dampak negatif pada tumbuh kembang sebuah tanaman. Alasan ini yang membuat hasil dari budidaya hidroponik jadi lebih sehat untuk dikonsumsi.

3. Membantu menyehatkan lingkungan

Kondisi lingkungan perkotaan erat dengan debu dan tingkat polusi yang tinggi. Untuk mengatasi hal ini berbagai gerakan peduli akan kebersihan dan kesehatan lingkungan seringkali dilakukan oleh berbagai masyarakat.

Salah satu cara termudah untuk menyegarkan kembali kondisi lingkungan adalah dengan mengelola tanaman hidroponik. Semakin banyaknya tanaman dengan sistem hidroponik tumbuh di perkotaan akan menambah kadar oksigen bagi lingkungan di sekitarnya.

Jika semakin banyak masyarakat yang melakukan di setiap rumahnya, bukan tidak mungkin kondisi lingkungan perkotaan kembali menjadi lebih sehat.

4. Tidak membutuhkan lahan yang besar

Selain mampu memberikan dampak yang baik untuk kesehatan, kehadiran tanaman yang dikelola secara hidroponik juga memberikan keuntungan tersendiri bagi pengelola yang ingin mencobanya di daerah perkotaan.

Salah satunya adalah mengelola tanaman hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas layaknya di daerah pedesaan. Bermodalkan pekarangan rumah, kaca, dan rak berukuran sedang, kita sudah bisa membuat tanaman dengan sistem hidroponik.

5. Hidroponik lebih hemat mengonsumsi air

Jika kita mengelola tanaman secara konvensional pastinya akan membutuhkan jumlah air yang sangat besar agar tanaman tersebut dapat tumbuh. Sebaliknya, jika kita memilih mengelola tanaman dengan sistem hidroponik, kita tidak akan membutuhkan jumlah air yang besar.

Setiap tanaman yang akan dikelola secara hidroponik biasanya membutuhkan air sekitar dua hingga delapan liter dan tergantung pada jenis tanaman yang ingin dikembangkan.

Tentunya hal ini sangat jauh berbeda jika kita mengelola tanaman secara konvensional di lahan yang lebih luas dan menggunakan tanah sebagai medianya, karena akan membutuhkan lebih dari sepuluh liter air untuk perawatan tanamannya.

Jenis sayuran yang bisa dikelola dengan cara hidroponik

Selain untuk memulai hidup sehat, mengelola tanaman dengan cara hidroponik memiliki keuntungan tersendiri. Salah satunya adalah kita tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli kebutuhan seperti sayur-sayuran.

Melalui tanaman hidroponik yang dikelola sendiri kita sudah bisa memetik sendiri hasil sayur-sayuran yang sudah ditanam. Bagi yang baru pertama kali ingin mencoba membuat sayuran hidroponiknya sendiri, berikut adalah rekomendasi jenis yang bisa dijadikan pilihan. Berikut beberapa diantaranya:

1. Sawi Hijau

Sawi merupakan salah satu jenis sayuran yang cukup banyak dikonsumsi oleh banyak orang. Dari berbagai macam jenis sawi yang bisa kita temukan, sawi hijau merupakan salah satu tanaman yang bisa coba kembangkan menggunakan sistem hidroponik.

Setelah menyiapkan alat-alat yang mendukung proses tanaman secara hidroponik, kita hanya perlu menyiapkan bibit sawi serta nutrisi hidroponik untuk membuat tanaman dapat tumbuh.

2. Selada

Selain sawi hijau selada adalah tamanan lainnya yang bisa dijadikan untuk bercocok tanam secara hidroponik. Setelah menyiapkan semua peralatan untuk tanaman hidroponik beserta nutrisi dan bibitnya, kita hanya perlu menunggu waktu kurang lebih satu minggu untuk menyantap sendiri hasil selada dari hidroponik.

3. Timun

Salah satu jenis sayuran yang sering dijadikan sebagai santapan adalah timun. Nah, jenis tanaman yang satu ini juga bisa dicoba ditanaman secara hidroponik. Namun, perhatikan cara yang tepat untuk memulainya. Selain menyiapkan peralatan-peralatan untuk mengelola timun secara hidroponik, pastikan juga sayuran ini mendapatkan cahaya alami yang tepat agar tumbuh dengan subur.

4. Brokoli

Ingin mencoba untuk memproduksi brokoli snediri melalui sistem hidroponik? Jawabannya tentu saja bisa. Tanaman yang biasanya hidup di arah pegungungan atau tinggi ini ternyata bisa dikelaola dengan menggunakan metode hidroponik.

Berbekal air, media tanam, bibit dan nutrisi khusus untuk brokoli kita sudah bisa membuat tanaman ini tumbuh di sekitar pekarangan rumah. Hal yang perlu diperhatikan, adalah brokoli membutuhkan cahaya alami matahari untuk tumbuh dengan baik.

Oleh karena itu, jika kita memilih brokoli sebagai sayuran yang dikembangkan secara hidroponik pastikan brokoli untuk menanamnya di sekitar pekarangan yang mendapatkan asupan cahaya yang tepat.