Mengenal Erick Thohir, Pengusaha di Balik Kesuksesan Asian Games

Perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang berjalan sukses dan menuai pujian dari berbagai kalangan. Pada pembukaan, hampir semua orang berdecak kagum atas beragam kreasi yang ditampilkan.

Tentu saja, nama-nama di balik layar kesuksesan pembukaan Asian Games 2018 langsung tertuju pada sosok-sosok macam Wishnutama sebagai creative director, Eko Supriyanto dan Denny Malik sebagai koreografer serta Dynand Fariz dan Addie MS selaku desainer dan penata musik.

Namun, selain nama-nama di atas, peran yang lebih besar dari kesuksesan Asian Games 2018 secara keseluruhan tak lain adalah Erick Thohir selaku Ketua Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC).

INASGOC merupakan komite resmi yang dibentuk pemerintah setelah Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games ke-18 sesuai hasil rapat pada Olympic Council of Asia Meeting di Incheon, Korea Selatan pada 19 September 2014.

Nama Erick Thohir otomatis langsung menjadi pemimpin INASGOC untuk mengatur agar ajang Asian Games 2018 berjalan sesuai rencana. Erick sendiri merupakan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2015-2019.

Bagi Anda yang belum mengenal lebih jauh sosok Erick Thohir dan bagaimana dia bisa terlibat di ajang perhelatan olahraga terbesar di Asia, yuk langsung cek aja ulasannya berikut ini.

(Baca juga: Pengusaha Sukses Yang Bisa Jadi Inspirasi Bisnis)

Tak asing dengan dunia olahraga

Rasanya mustahil jika memisahkan nama Erick Thohir dengan olahraga. Dia merupakan sosok pengusaha muda yang bergerak di industri olahraga.

Pria kelahiran Maret 1970 itu sempat menggemparkan dunia sepak bola ketika mengakuisisi klub besar di Liga Italia, Inter Milan. Erick dan beberapa rekannya saat itu mencaplok 70 persen saham Inter Milan atau merogoh kocek sekitar Rp5,3 triliun, sisanya saham Inter dimiliki Massimo Morati sebagai pemilik saham mayoritas sebelumnya.

Saat ini, saham Erick di Inter Milan hanya 30 persen karena telah dijual kepada Suning Holding Group yang dimiliki pengusaha Jindong Zhang asal China.

Bukan hanya Inter, Erick juga sempat membeli saham klub Major League Soccer (MLS), DC United pada 2013. Sayangnya, saat ini dia tidak lagi memiliki saham klub asal Amerika Serikat tersebut karena telah dijual kepada Jasin Levien pemilik saham klub Swansea City.

Di industri sepak bola lokal, Erick menjabat sebagai Wakil Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB). Itu artinya, ada tangan dingin Erick di lapangan hijau Maung Bandung.

Selain sepak bola, insting ‘liar’ bisnis olahraga Erick Thohir terdapat di industri bola basket. Industri ini juga sangat melekat pada Erick. Beberapa kali dia terlibat melahirkan nama-nama klub basket ternama baik di kancah nasional hingga mancanegara.

Sebut saja misalnya, Erick pernah membidani lahirnya klub Liga Bola Basket AS NBA, Philadelphia 76ers pada 2013. Dia juga menjadi pendiri dan pemilik klub Liga Bola Basket Indonesia (IBL) Satria Muda dan Indonesia Warriors.

Masih di dunia basket, pria lulusan Universitas Glendale dan peraih gelar master Universitas California ini pernah menjadi Ketua Umum Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) periode 2016-2010.

Dia juga pernah menjabat sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) selama tiga periode 2006-2010, 2010-214 dan 2014-2019. Tak hanya itu, Erick juga dipercaya menjadi anggota anggota Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) pada 2014.

Bos media

Selain banyak terlibat di industri olahraga, Erick Thohir juga sangat antusias mengembangbiakkan pundi-pundinya. Bersama rekan-rekannya, Muhammad Lutfi, Wisnu Wardhana dan R. Harry Zulnardy, Erick mendirikan perusahaan media di bawah bendera Mahaka Group.

Grup Mahaka Media saat ini menaungi sejumlah media mulai dari Republika, majalah a+, Parents Indonesia dan Golf Diggest. Selain itu ada juga JakTV, radio Prambors FM, Delta FM, FeMale Radio dan GEN 98.7 FM.

Mengutip dari situs resmi Mahaka, Erick sempat memimpin PT Mahaka Media Tbk sebagai Presiden Direktur hingga 2008, kemudian menjabat sebagai Komisaris PT Mahaka Media Tbk sejak Juni 2010 dan saat ini menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Mahaka Radio Integra Tbk sejak 2015.

Sebelumnya, dia juga pernah menjadi Direktur PT Lativi Media Works (AFP) di 2007-2012 dan Direktur PT Visi Media Asia (VIVA) pada tahun 2011-2013. Saat ini beliau menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Beyond Media (Mahaka Group), Presiden Direktur PT Andalas Horizon Television (AnTV) dan aktif dalam organisasi Private Television Stations Indonesia sebagai Chairman sejak 2010.

Bisnis kuliner

Boleh dibilang, insting bisnis Erick dimulai sejak dia mengembangkan usaha milik orangtuanya, yakni Hanamasa, sebuah restoran ciri khas Jepang. Orangtua Erick adalah Teddy Thohir salah satu pemilik Astra International rekanan William Soeryadjaya.

Pada 1987, Hanamasa memiliki tiga gerai. Namun, berkat tangan dingin Erick, gerai Hanamasa berkembang menjadi belasan yang tersebar di Jakarta, Bandung, Medan, Bogor dan Surabaya.

Bisnis kuliner juga menjadi tantangan tersendiri dan menjadikan dia penasaran dengan membuka usaha sejenis. Buktinya Erick ekspansi di sektor kuliner lain dengan menjual menu-menu Italia yakni melalui restoran Pronto.

Tantangan setelah kesuksesan Asian Games 2018

Dari pengalaman-pengalaman Erick Thohir dalam mengelola bisnis seperti disampaikan di atas, khususnya di sektor olahraga, menjadi wajar jika pemerintah mempercayakan Asian Games 2018 kepada Erick. Dan terbukti, paling tidak Asian Games 2018 bisa diklaim sukses dan berjalan lancar.

Khusus untuk Indonesia, ajang Asian Games tahun ini memberikan kontribusi terbesar sepanjang sejarah. Indonesia menyumbangkan 31 medali emas, 24 perak dan 43 medali perunggu.

Secara keseluruhan, nama Erick Thohir sebagai ketua panitia pelaksana Asian Games 2018 akan dikenang bagaimana dia mampu mengelola event olahraga terbesar di Asia itu. Erick pun yakin, ke depan Indonesia bisa menjadi tuan rumah Olimpiade melihat kesuksesan event Asian Games 2018 yang dikelolanya.

Namun, apakah ke depan Erick akan tetap berada di jalur industri olahraga seperti selama ini dia all out dengan passion-nya itu? Kita lihat saja.

Belakangan, salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden membidiknya untuk menjadi ketua tim sukses. Akankah Erick Thohir banting stir dari pengusaha ke dunia politik?