Mengenal Lebih Dekat Bos Grup Lippo, James Riady

CEO Fakta-fakta Proyek Properti Meikarta James Riady mencuri perhatian publik setelah rumahnya digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemarin. Penggeledahan tersebut terkait adanya dugaan suap mega proyek Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Di tengah ambisinya, Lippo mengembangkan kota mandiri Meikarta secara agresif, namun ternyata proses pembangunan proyek seluas 500 ha dengan total investasi Rp278 triliun itu cukup berliku. Pada Minggu pekan lalu KPK menangkap sejumlah pejabat Pemkab Bekasi dan pihak pengembang atas dugaan kasus suap tersebut.

Kini, kediaman sang pucuk pimpinan Lippo, James Riady pun diperiksa. Penggeledahan rumah James Riady oleh KPK berdampak terhadap perusahaan. Paling tidak harga saham Grup Lippo mulai berguguran.

Namun, kali ini CekAja tidak akan membahas terkait Grup Lippo, tapi akan mengulas sosok James Riady lebih dekat. Seperti apa sosok salah satu taipan terkenal di negeri ini, simak yuk!

Menempuh pendidikan di luar negeri

James Riady merupakan generasi kedua perusahaan Grup Lippo yang diwarisi ayahnya yang juga konglomerat papan atas di Indonesia yakni Mochtar Riady. Sang ayah tampaknya sudah memikirkan masa depan untuk mewariskan bisnisnya kepada anak-anaknya, salah satunya James Riady.

Menjadi seorang pengusaha tentu membutuhkan seseorang yang cerdas. Maka, Mochtar percayakan James untuk meneruskan bisnisnya. James harus dibekali pendidikan yang mumpuni sehingga James dikirim ke Macau untuk sekolah.

Setelah pendidikan di Macau selesai dalam waktu empat tahun, James melanjutkan pendidikannya di University of Melbourne. James tinggal di Australia selama sekitar delapan tahun dan kembali melanjutkan pendidikannya di Amerika di bidang perbankan pada 1977.

(Baca juga:  Persib Bandung Klub Paling Kaya di Indonesia, Ini 7 Faktanya!)

Karir moncer

Sama seperti ayahnya Mochtar Riady, James mengawali karir sebagai bankir. Pada usia 18 tahun ia mulai bekerja di Irving Trust Banking Company selama setahun. Ia kemudian pindah ke Arkansas dan mendirikan Worthen Bank dengan modal 20 juta dolar AS. Di sinilah James berkenalan dengan sobat karib ayahnya yakni Jack Steven yang juga seorang bankir.

Kiprah paling menarik dai James Riady adalah ketika ia membantu mantan Presiden Amerika, Jimmy Carter dan Bert Lance saat menjual saham mereka di National Bank of Georgia. Pada saat itu James justru tertarik membeli saham Jimmy dan Bert meskipun akhirnya tidak pernah ada kesepakatan jual beli.

James juga pada saat itu berkenalan dengan Gubernur Arkansas, Bill Clinton yang kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat. Di sinilah karir James mulai moncer. Pada 1984 James dipercaya menjabat sebagai Presiden Direktur Worthen Bank di mana Hilary Clinton saat itu menjadi pengacara bank tersebut.

Tak sampai di situ, naluri bisnis James terus berkembang. Ia akhirnya pindah ke Los Angeles untuk mengelola cabang Lippo Bank yang ada di sana. Saat itu Lippo Bank masih dikendalikan oleh Mochtar Riady. Meskipun, kinerja Lippo Bank di sana tidak berjalan mulus bahkan malah diterpa kredit macet.

Kelihaian dalam berbisnis di Amerika membuat James Riady banyak dekat dengan para pejabat di sana. Belakangan, James menjadi salah satu donatur ketika Bill Clinton menjadi kandidat presiden pada 1992 hingga Clinton terpilih sebagai presiden.

(Baca juga:  Kiat Kaya Raya Ala 4 Pengusaha Muda Indonesia)

Mega proyek Lippo

Kerajaan bisnis Grup Lippo terbagai dalam berbagai sektor mulai dari investasi, finansial, teknologi digital, media, pendidikan, kesehatan, ritel hingga properti.

Khusus di sektor properti, karya Lippo yang paling dikenal adalah mega proyek Lippo Karawaci, Kemang Village, St Moritz dan Meikarta.

Mega proyek Meikarta yang berlokasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi diproyeksikan menelan anggaran hingga Rp278 triliun. Properti berupa ratusan ribu apartemen, beberapa rumah sakit, kampus hingga mal tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 500 ha.

(Baca juga:  Ronaldo Ternyata Lebih Kaya dari 9 Pengusaha Indonesia Ini)

Jumlah kekayaan

James Riady tercatat sebagai salah satu orang super kaya di Indonesia. Ia pernah masuk sebagai konglomerat paling tajir di Indonesia versi majalah Forbes pada 2016 dengan nilai kekayaan mencapai 1,87 dolar AS atau sekitar Rp24,6 triliun pada saat itu.

Kekayaan James Riady sebetulnya tidak ada apa-apanya dibandingkan sang ayah dan total seluruh kekayaan keluarganya yang masih menurtu Forbes mencapai 20,7 miliar dolar AS atau di atas Rp31,4 triliun.

Kasus menimpa James Riady

Kabar tak sedap memang sedang menimpa Grup Lippo terkait kasus dugaan suap Meikarta melibatkan sejumlah pejabat Pemkab Bekasi dengan pengembang.

Kasus tersebut secara otomatis menyeret sang bos, yakni James Riady seiring adanya penggeledahan rumahnya oleh KPK. Namun, sementara ini belum ada informasi lanjutan apakah James terlibat atau tidak dalam kasus ini.

Jauh sebelumnya, James Riady juga sempat terlibat kasus bantuan ilegal atas terpilihnya Bill Clinton sebagai Presiden Amerika. James yang dekat dengan Clinton memberikan dukungan finansial kepada Partai Demokrat sebagai pendukung Clinton untuk digunakan sebagai dana kampanye.

Bantuan tersebut dinilai ilegal lantaran aturan tidak memperbolehkan pihak luar memberikan dukungan finansial terhadap pemilu presiden di Amerika Serikat. James sendiri pada 2001 didakwa oleh pengadilan Los Angeles terkait sumbangan dana ilegal untuk kampanye Clinton tersebut.

Dampaknya, James harus membayar denda senilai 8,6 juta dolar AS dan mengaku bersalah. Nah, itulah sekilas tentang sosok James Riady, seorang konglomerat yang bercita-cita menciptkan sebuah kota mandiri Meikarta. Apakah untuk kasus suap izin Meikarta James akan kembali terseret seperti kasus sebelumnya?

Mau sekaya keluarga Riady, mulailah berpikir tentang investasi. Bandingkan dan ajukan ragam produk investasi yang cocok untuk Anda di CekAja.com