Mengenal Pengertian Siklus Akuntansi beserta Tahapannya

Pengertian siklus akuntansi merupakan sebuah proses penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat diterima dan dipertanggungjawabkan validitasnya.

pengertian siklus akuntansi

Khususnya perusahaan kecil, saat ini masih banyak yang sepertinya belum mengerti tentang siklus akuntansi sehingga laporan yang mereka buat hanya sebatas pencatatan jumlah pengeluaran dan pemasukan secara sederhana saja.

Padahal, siklus akuntansi lebih mendalam dibanding itu. Informasi tentang pemasukan dan pengeluaran belum bisa dijadikan sebagai wadah untuk pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan operasional perusahaan.

(Baca Juga: 9 Pekerjaan Menjanjikan untuk Mahasiswa Jurusan Akuntansi)

Maka dari itu, ada baiknya jika perusahaan-perusahaan mulai mempelajari tentang pengertian siklus akuntansi dan mengaplikasikannya ke dalam organisasi. Nah, bagi yang belum tahu, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan siklus akuntansi?

Pengertian Siklus Akuntansi

Informasi laporan keuangan dihasilkan melalui proses akuntansi yang panjang, dimana proses ini mencakup beberapa tahapan yang harus dipenuhi guna bisa mendapatkan hasil laporan yang baik, valid, dan akuntabel. Tahapan inilah yang dinamakan sebagai siklus akuntansi.

Pengertian siklus akuntansi adalah sebuah proses penyusunan suatu laporan keuangan yang harus bisa dipertanggungjawabkan dan diterima secara umum.

Mulai dari prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi, prosedur, metode, serta teknik yang berada di dalam lingkup akuntansi sepenuhnya dicatat dalam suatu periode tertentu.

Pada umumnya, siklus akuntansi selalu dimulai dengan aktivitas transaksi sampai dengan pembuatan laporan keuangan perusahaan.

Kemudian proses kembali dilanjutkan dengan adanya saldo yang ditutup dengan jurnal penutup atau sampai jurnal pembalik.

Untuk lebih jelasnya, maka tahapan di dalam siklus akuntansi dapat dilihat sebagaimana berikut ini:

  • Analisis Transaksi
  • Pencatatan dalam Jurnal
  • Pemindahan ke Buku Besar
  • Pembuatan Neraca Saldo
  • Pencatatan dan Pemindahan Jurnal Penyesuaian
  • Pembuatan Neraca Saldo setelah Penyesuaian
  • Pembuatan Laporan Keuangan
  • Pencatatan dan Pemindahan Jurnal Penutup
  • Pembuatan Neraca Saldo setelah Penutupan

1. Identifikasi Transaksi

Di dalam pengertian siklus akuntansi, maka kamu akan bertemu dengan identifikasi transaksi.

Identifikasi transaksi ini merupakan langkah awal yang harus kamu lakukan, yaitu untuk mencari tahu transaksi apa saja yang telah berlangsung selama periode tersebut.

Selain itu, kamu juga harus mengumpulkan seluruh sumber dokumen yang dibutuhkan dan sekaligus sebagai bukti validitas, mulai dari kwitansi, faktur penjualan, faktur pembelian, penerimaan kas, kartu jam kerja, dan lain-lainnya.

2. Pemindahan Buku Transaksi Akuntansi dari Jurnal ke Buku Besar

Langkah kedua yang juga masuk ke dalam pengertian siklus akuntansi adalah pemindahan buku transaksi akuntansi dari jurnal ke buku besar.

Jurnal merupakan sebuah aktivitas meringkas dan mencatat transaksi perusahaan berdasarkan dokumen dasar ke buku jurnal.

Sementara itu buku besar merupakan kumpulan dari seluruh perusahaan yang saling terhubung satu dengan yang lainnya dan merupakan suatu kesatuan.

Sesuai dengan namanya, di dalam proses ini maka kamu diharuskan untuk memindahkan isi catatan yang terdapat di dalam buku jurnal ke dalam buku besar yang disesuaikan dengan jenis transaksi serta nama dari perkiraan dari masing-masing.

3. Pembuatan Neraca Saldo

Selanjutnya ada pembuatan neraca saldo untuk mengecek kesamaan debit dan kredit transaksi yang telah dicatat sebelumnya.

Neraca saldo ini berisikan daftar akun yang digunakan beserta nominal saldo yang dijadikan sebagai bukti bahwa sisi debit dan kredit telah seimbang atau balance.

Cara membuat neraca saldo ini sangatlah mudah. Kamu hanya perlu mengutip atau menyalin saldo semua akun yang ada ke dalam buku besar.

4. Pencatatan dan Pemindahan Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian perlu dilakukan apabila terjadi kesalahan pada jurnal dan pemindahan ataupun memastikan biaya serta pendapatan yang telah dicatat pada periode yang benar.

Secara umum, aktivitas penyesuaian dilakukan berdasarkan beberapa hal sebagaimana berikut ini:

  • Koreksi kesalahan penjurnalan
  • Penyusutan aset tetap
  • Penyesuaian sewa dibayar di muka yang berubah menjadi beban sewa karena manfaatnya yang telah digunakan atau dilampaui
  • Perlengkapan yang berubah menjadi beban perlengkapan karena telah habis terpakai
  • Pendapatan diterima di muka yang dihapus menjadi pendapatan jasa sesuai dengan produk jasa yang telah dijual
  • Dan lain-lain

5. Pembuatan Neraca Saldo setelah Penyesuaian

Tahapan selanjutnya yang masuk ke dalam pengertian siklus akuntansi adalah pembuatan neraca saldo setelah penyesuaian.

Nah, neraca saldo ini merupakan sumber data dasar yang dibutuhkan dalam menyusun laporan keuangan.

Setelah dilakukan penyusunan sesuai poin-poin yang telah dijabarkan sebelumnya, biasanya akun yang bersangkutan akan mengalami perubahan nilai maupun nominal, sehingga nilai saldo perlu disesuaikan kembali dengan menyusun atau membuat neraca saldo setelah penyesuaian.

Caranya adalah dengan menjumlahkan atau mengurangkan akun-akun penyesuaian dengan saldo pada neraca saldo.

6. Pembuatan Laporan Keuangan

Pada umumnya, laporan keuangan akan meliputi laporan laba atau rugi, perubahan modal, ataupun neraca.

Pada tahap ini, akun yang terdapat di neraca saldo setelah penyesuaian akan dipindahkan ke laporan keuangan.

  • Laporan Neraca

Laporan neraca adalah laporan yang berisikan posisi keuangan perusahaan yang meliputi aset, utang serta modal pada periode akuntansi tertentu.

Cara membuat laporan neraca sangatlah mudah, yaitu dengan mengambil data dari neraca lajur kolom neraca dan menyusunnya pada lembar neraca yang sesuai berdasarkan dengan bagian-bagian yang terdapat di dalam neraca tersebut.

  • Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah sebuah laporan yang menyajikan perhitungan atas seluruh pendapatan dan biaya perusahaan, mulai dari pendapatan yang diperoleh hingga pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

Cara menyusun laporan laba rugi adalah dengan mengambil data dari neraca lajur kolom akun pendapatan serta beban usaha yang dikeluarkan oleh perusahaan.

(Baca juga: 8 Software Akuntansi Terbaik untuk Pemilik Bisnis)

  • Laporan Perubahan Modal

Sesuai dengan namanya, laporan perubahan modal adalah laporan yang menyajikan perubahan posisi modal perusahaan.

Perubahan tersebut biasanya terjadi karena adanya penambahan seperti penyetoran modal atau pengurangan investasi dari pemilik modal perusahaan.

Kemudian, hasil yang diperoleh akan ditambahkan dengan laba atau dikurangi dengan rugi perusahaan dari laporan laba rugi.

Pada nantinya, kamu bisa mengetahui berapa jumlah modal perusahaan pada akhir periode akuntansi.

  • Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan aliran dana kas yang masuk maupun yang keluar yang dilakukan oleh perusahaan, baik itu di dalam aktivitas investasi, operasional, maupun pendanaan dalam satu periode akuntansi tertentu.

  • Catatan atas Laporan Keuangan

Selanjutnya ada catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan adalah laporan tambahan yang berisikan informasi rinci mengenai suatu akun tertentu.

Nah, tujuannya dilakukan ini adalah untuk memberikan nilai yang lebih komprehensif atas laporan keuangan perusahaan.

Di dalam catatan, biasanya akan terdapat informasi metode pencatatan akuntansi yang digunakan.

7. Pembuatan Jurnal Penutup dan Membukukan Jurnal Penutup ke Buku Besar

Pembuatan jurnal penutup dilakukan untuk menutup seluruh akun yang berkaitan dengan laporan laba rugi serta laporan perubahan modal, yang bertujuan untuk menghindari terjadinya perhitungan ulang pada periode akuntansi berikutnya.

Di dalam proses ini, biasanya yang ditutup adalah akun-akun pendapatan, beban, dan perubahan modal.

8. Pembuatan Neraca Saldo setelah Penutupan

Salah satu tujuan dari neraca saldo adalah untuk melihat apakah antar akun telah memberikan hasil yang seimbang atau tidak, agar selanjutnya kamu bisa memulai kegiatan akuntansi pada periode baru.

9. Membuat Jurnal Pembalik dan Membukukan Jurnal Pembalik ke Buku Besar

Jurnal pembalik hanya bersifat opsional saja, yakni tidak harus dibuat, namun apabila dibuat jauh lebih baik. Hanya saja, proses satu ini hanya dilakukan untuk transaksi tertentu saja.

Sebagai contoh, untuk transaksi pendapatan diterima di muka saat penjurnalan langsung. Biasanya, jurnal pembalik ini dibuat pada awal periode akuntansi baru.

Siklus Akuntansi

Meskipun pengertian akuntansi yang baru saja digambarkan sebelumnya mengacu pada proses akuntansi dalam sistem manual, tetapi pada dasarnya siklus akuntansi itu sama. Terlepas dari apakah perusahaan menggunakan sistem manual ataupun melalui sistem berbasis komputer.

Tidak hanya itu, siklus akuntansi di berbagai bidang perusahaan juga pada dasarnya sama, baik itu untuk perusahaan jasa, dagang, maupun perusahaan manufaktur. Dengan adanya penerapan siklus akuntansi yang benar, maka hal ini akan membuat aktivitas usaha yang berhubungan dengan keuangan menjadi lebih efektif. Selain itu, pembuatan keputusan juga menjadi lebih tepat karena didasari oleh informasi keuangan yang riil atau nyata, sehingga pengembangan usaha pun menjadi lebih cepat untuk dilakukan.

Sumber referensi: https://www.wealthbridgecs.com/sg/accounting