Mengintip Kesuksesan Karier Ira Koesno, Langganan Moderator Debat Capres-Cawapres
3 menit membacaNama Ira Koesno mungkin tak asing di sebagian kalangan masyarakat. Dia boleh dibilang langganan moderator untuk Pemilu dan juga Pilkada. Bagaimana perjalanan karier wanita cantik yang satu ini?

Ira Koesno kembali terpilih sebagai moderator debat capres-cawapres untuk Pilpres 2019 yang berlangsung pada Kamis 17 Januari di Hotel Bidakara, Jakarta. Ira akan berduet memandu acara bersama presenter Imam Prayono.
Pada debat capres-cawapres 2004, dia juga bertindak sebagai moderator. Begitu juga saat Pilkada DKI 2017 lalu dia menjadi moderator sebanyak dua kali seiring Pilkada tersebut dilakukan dalam dua putaran.
Bagi yang tidak kenal siapa Ira Koesno, mungkin banyak yang bertanya-tanya, siapa sosok perempuan berperawakan jangkung dan berambut lurus itu. Nah, daripada Anda penasaran, lebih baik simak langsung perjalanan karier Ira Koesno berikut ini.
Bekerja sebagai Akuntan
Nama lengkapnya adalah Dwi Noviratri Martoadmodjo. Dia lahir pada 30 November 1969 dari pasangan Koesno Martoatmodjo dan Sri Utami. Namun, publik lebih mengenalnya dengan panggilan Ira Koesno.
Setelah tumbuh besar, Ira bercita-cita sebagai auditor. Impiannya tersebut kelak membawa dia memilih jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Setelah lulus kuliah, pada 2004 dia menggapai impiannya itu dengan bekerja sebagai auditor di KPMG Hanadi Sujandro.
Tugasnya di kantor tersebut mengaudit pos neraca, konfirmasi, verifikasi hingga bertanggung jawab untuk stok opname atau kegiatan perhitungan persediaan fisik barang dagang.
(Baca Juga: Sepak Terjang Sandiaga Uno dan Erick Thohir di Dunia Bisnis Serta Politik)
Banting Stir Jadi Jurnalis
Dia rupanya hanya menjajal sebentar saja karier impiannya sebagai akuntan. Karena pada 1996, dia ternyata tergoda untuk mencoba tantangan baru menjadi jurnalis. Selain gemar dengan dunia keuangan, dia memang tertarik di bidang jurnalistik. Alih profesi pun dia lakukan.
Tepat pada usia 26 tahun, Ira menjadi wartawan SCTV. Malahan di dunia jurnalistik inilah karirnya lebih lama dibandingkan sebagai akuntan. Pengalaman sebagai wartawan menjadikan dia banyak makan asam garam dunia jurnalistik.
Ira pernah meliput peristiwa darurat militer di Aceh dan juga sejumlah peliputan yang memacu adrenalin lainnya sebagai seorang jurnalis.
Pernah suatu waktu ketika Indonesia dilanda krisis pada 1998, Ira mewawancarai Menteri Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja.
Wawancara tersebut membuat gempar khalayak karena muncul istilah “cabut gigi” yang merujuk harus turunnya Presiden Soeharto sebagai penguasa Orde Baru saat itu.
Pihak manajemen SCTV pun memanggil Ira akibat wawancara itu yang dinilai telah mengusik Keluarga Cendana. Ira pun kena skorsing beberapa hari dan tidak diperbolehkan melakukan tugas jurnalistik karena adanya tekanan dari penguasa Orde Baru.
Bagi Ira, peristiwa tersebut bukan menjadikannya ciut dalam melaksanakan tugas jurnalistik. Dia malah semakin dikenal hingga dipercaya menjabat sebagai Asisten Produser Liputan 6 dan Produser Investigasi program SIGI.
Tentu saja, posisinya sebagai reporter naik jabatan menjadi pembawa acara dan bertanggung jawab untuk beberapa jabatan di SCTV.
Ketekunannya dalam dunia jurnalistik membawanya menerima penghargaan dari Panasonic Gobel Awards untuk kategori Pembawa Berita Wanita Terfavorit pada 1998 dan 2002 juga didaulat sebagai Preseter Informasi dan Berita terbaik pada 2003.
(Baca Juga: Kiprah La Nyalla Mattaliti, dari Supir Angkot, Ketum PSSI, hingga Politikus)
Mendirikan Perusahaan IKComm
Merasa kenyang dengan karirnya di dunia jurnalistik, Ira memutuskan untuk meninggalkan dunia tersebut dan mendirikan sebuah perusahaan yang masih berkutat di dunia komunikasi.
Pada 2004, ia mendirikan IKPro sebuah perusahaan konsultan komunikasi. Namun, nama tersebut pada 2006 berganti menjadi IKComm di bawah bendera PT Bentangvisi Dinamika utama.
Fokus perusahaan tersebut di mana Ira menjabat sebagai pucuk pimpinan yaitu menyediakan jasa utama konsultan humas dan media, risiko analisi, manajemen isu, even organizer, media training, kemampuan berkomunikasi untuk perusahaan dan lembaga, hingga moderator dan MC.
Selama ini, beberapa klien yang telah menggunakan jasa perusahaan Ira Koesno antara lain perusahaan di sektor pertambangan, perbankan, jasa, pemerintah daerah, BUMN hingga lembaga swasta dan pemerintah.
Adapun, Ira Koesno didaulat sebagai moderator debat capres-cawapres Pilpres 2019 atas permintaan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Nah, itulah sekilas perjalanan karier Ira Koesno sang langganan moderator cebat capres-cawapres. Malam ini rakyat Indonesia akan menyaksikan aksi moderator Ira memandu adu argumen program masing-masing capres-cawapres yakni Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi. Apakah Anda siap menyaksikan debat mereka malam ini?