Mengintip Kinerja Sri Mulyani, Menteri Keuangan Terbaik Dunia
4 menit membacaSiapa yang tidak kenal dengan Sri Mulyani? Menteri Keuangan era SBY dan Jokowi yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia ini selalu menjadi perhatian. Nah, di awal tahun ini, Sri Mulyani kembali mendapat gelar sebagai Finance Minister of The Year 2019.

The Banker dikenal sebagai majalah keuangan internasional yang dimiliki Financial Times (The Nikkei), berbasis di London. Majalah ini juga merupakan sumber utama data dan analisis dalam industri keuangan dan perbankan.
Sebelumnya, The Banker juga memberikan penghargaan yang sama kepada Menteri Keuangan India Arun Jaitley (2018) dan Menteri Keuangan Argentina Alfonso Prat-Gay (2017).
Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Keuangan, The Banker telah memilih Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati sebagai Finance Minister of The Year 2019. Penetapan ini dilakukan pada Rabu, 2 Januari 2019.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan The Banker yaitu pertama, perekonomian negara masih terjaga ketahanannya. Padahal, hal itu terjadi di tengah berbagai bencana dan tragedi sepanjang tahun 2018.
Defisit Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2018 diperkirakan sekitar 1,86 persen. Hal itu lebih rendah dari yang diperkirakan dalam APBN 2018 sebesar 2,19 persen.
Kedua, adanya modernisasi respon negara terhadap bencana alam melalui strategi pembiayaan risiko dan penjaminan/asuransi. Hal itu untuk mempercepat proses bantuan dan pemulihan pascabencana.
Ketiga, membuat serangkaian perubahan pada sistem perpajakan untuk meningkatkan pendapatan negara. Contohnya seperti penyederhanaan proses pembayaran pajak dan penambahan lokasi tempat pembayaran pajak.
Hal ini dilakukan mengingat Global Competitiveness Report 2017 menempatkan Indonesia pada peringkat ke 41 dari 138 negara, turun empat peringkat dari tahun sebelumnya.
Keempat, tarif Pajak Penghasilan untuk perusahaan kecil dan menengah dipotong, sementara pajak e-commerce dikenakan pada perusahaan e-commerce yang beroperasi dari luar negeri.
Terakhir, pengurangan pajak pada layanan ekspor milik Indonesia dengan menjadikan tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0 persen untuk menstimulasi sektor tersebut.
Nah, ini berbagai hal-hal yang dilalui Sri Mulyani tahun lalu.
(Baca juga: Berbagai Resolusi Keuangan untuk Anda di Tahun Baru)
Capaian penerimaan negara terbaik
Salah satu kabar gembira di penghujung tahun 2018 adalah tentang penerimaan negara yang mencapai 100 persen di bawah naungan kinerja Sri Mulyani.
Ya, selama beberapa tahun terakhir penerimaan negara biasanya meleset dari target. Namun, tahun 2018 Sri Mulyani membuktikannya.
Berikut beberapa hal yang harus Anda ketahui tentang penerimaan negara sepanjang 2018 di bawah capaian Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan semua penerimaan negara mulai dari pajak, bea cukai hingga penerimaan negara non pajak telah mencatatkan kinerja yang baik, termasuk belanja negara yang terhitung bagus di tingkat pusat maupun daerah.
Sementara untuk defisit APBN, Sri Mulyani mengatakan tahun 2018 merupakan angka defisit terkecil sejak 7 tahun terakhir yang berada di bawah 2 persen.
Capaian terbaik lainnya untuk tahun 2018 adalah ketika pemerintah dalam 15 tahun terakhir tidak mengajukan perubahan UU APBN 2018 yang mendorong semua kementerian dan lembaga fokus menjalankan rencana anggaran secara penuh.
Seperti diketahui, target penerimaan negara pada 2018 mencapai Rp1.894,7 triliun. Sementara realisasinya mencapai Rp1.896,6 triliun atau lebih dari 100 persen.
Sebagai perbandingan, realisasi penerimaan negara pada 2015 mencapai Rp1.491 triliun atau sekitar 84,7 persen; tahun 2016 mencapai Rp1.551,8 triliun atau 86,9 persen dan tahun 2018 mencapai Rp1.655 triliun atau terealisasi 95,4 persen dari target.
Tahun penuh tantangan
Sri Mulyani, seperti dikutip dari laman Setkab.go.id mengakui tahun 2018 merupakan tahun yang tidak mudah untuk mengejar target penerimaan negara.
Tahun 2018, kata dia merupakan tahun penuh tantangan yang dinamis baik dari segi perekonomian global, nilai tukar hingga ancaman kejahatan perpajakan dan perdagangan ilegal.
Namun ternyata semuanya bisa dicapai dengan baik dan bisa menjadi bekal untuk tahun 2019, seiring tahun 2019 merupakan tahun politik di mana akan diselenggarakannya pemilihan presiden dan pemilihan legislatif pada April 2019.
(Baca juga: Ini 10 Orang Super Kaya di Indonesia Tahun 2018)
Minta anak buah jangan terlena
Kendati capaian penerimaan negara pada tahun 2018 telah memenuhi target hingga di atas 100 persen, Sri Mulyani mengingatkan kepada jajarannya untuk tidak terlena dengan keberhasilan tersebut.
Sri Mulyani bahkan mengingatkan kepada jajarannya untuk waspada terhadap ketidakpastian global dan kondisi perekonomian dalam negeri yang dinamis seperti adanya ancaman perang dagang Amerika vs China.
“Tahun 2019 bukan tahun yang kita bayangkan akan jauh lebih ringan. Namun kita tidak terbebani. Untuk tahun 2019 kita masuki, insyaallah dengan seluruh perasaan optimisme. Namun tetap kita memiliki kewaspadaan dan kehati-hatian yang tinggi,” Kata Sri Mulyani dilansir dari Setkab.go.id.
Bikin surat dengan tulisan tangan
Satu hal unik yang dilakukan Sri Mulyani untuk mengapresiasi jajarannya yang telah berhasil bekerja sepanjang 2018.
Dia menuliskan refleksi akhir tahun melalui surat yang ditulis dengan tulisan tangannya di kertas.
Surat tersebut kemudian diunggah di media sosialnya seperti Facebook dan Instagram. Dalam surat tersebut, Sri Mulyani mengatakan penerimaan negara pada 2018 telah menunjukan capaian yang baik dan mencapai target 100 persen serta defisit APBN yang mencapai 1,72 persen dari produk domestik bruto dan keseimbangan primer surplus.
(Baca juga: Muda dan Sukses, Ini Biografi Singkat 5 Pengusaha Indonesia)
Jadi menteri paling populer
Selama 2018, Sri Mulyani dinilai sebagai menteri paling populer di antara menteri-menteri lainnya yang ada di Kabinet Indonesia Kerja.
Riset yang dilakukan Indicator Indonesia menyatakan dua menteri era Jokowi-JK salah satunnya Sri Mulyani terpilih sebagai menteri andalan di bidang ekonomi dan paling banyak diberitakan media. Adapun menteri lainnya yaitu Airlangga Hartarto selau Menteri Perindustrian.
Riset yang dilakukan Indicator Indonesia dilakukan menggunakan teknologi artificial intelligence.Hasilnya terdapat pemberitaan Sri Mulyani di 2.300 media online dengan jumlah pemberitaan mencapai 48.365 berita.