Mengintip Kisah Sukses Servasius Bambang, Peracik Minyak Kutus Kutus

Tren di dunia kesehatan yang kerap silih berganti, turut mengubah perspektif seseorang dalam memilih obat untuk menyembuhkan penyakit mereka. Kini orang-orang lebih cenderung memilih metode pengobatan herbal yang lebih aman dan alami.

Siapa yang tidak mengenal Minyak Kutus Kutus? Minyak oles produksi PT Tamba Waras ini menjadi hits di berbagai kalangan. Konon, banyak khasiat yang diberikan oleh minyak tersebut. Dari mulai sakit kepala, diare, pegal-pegal, wasir, asam urat, dan masih banyak lagi.

Desa kecil bernama Bona yang terletak di Kabupaten Gianyar, Bali menjadi saksi ditemukannya Minyak Kutus Kutus oleh Servasius Bambang Pranoto pada tahun 2012 lalu. Penasaran seperti apa ide awal pembuatan minyak fenomenal tersebut? Begini ceritanya.

Sakit hingga lumpuh

Awal terciptanya minyak Kutus Kutus, tak lain karena penyakit yang dialami Bambang. Pria asal Klaten, Jawa Tengah ini memiliki kepribadian yang unik. Setelah resign dari sebuah perusahaan di Belanda, ia memilih untuk memberikan semua hartanya sebagai warisan untuk istri dan anaknya.

Lalu ia pun memutuskan hijrah ke Gianyar, Bali agar bisa menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermeditasi. Namun nahas, terjadi suatu peristiwa mengenaskan pada dirinya tak lama setelah itu. Bambang terperosok ke dalam jurang saat tengah mencari daun sayur kangkung di sawah untuk memasak.

Kecelakaan tersebut berakibat fatal. Ia tak bisa menggerakan kedua kakinya hingga sadar kalau ternyata mengalami kelumpuhan. Meski demikian, Bambang justru tidak berputus asa. Ia mengalihkan rasa sakitnya tersebut dengan rutin bermeditasi.

(Baca juga: 5 Kesalahan Pelaku UKM dalam Mengelola Keuangan)

Sampai pada suatu waktu, Bambang terinspirasi untuk membuat obat penyakitnya sendiri. Dengan kemampuan yang seadanya, ia meracik sendiri berbagai tanaman obat dan beberapa bahan lain.

Ada pun minyak tersebut awalnya tidak diniatkan untuk dijual. Bambang menggunakan minyak tersebut untuk dibalur di kedua kakinya yang lumpuh. Setelah tiga bulan, ia mengalami kesembuhan total melalui penggunaan minyak tersebut secara rutin. Ia lantas membagi-bagikan minyak ini kepada teman-temannya yang sakit.

Saat mendengar kesaksian teman-temannya yang juga mengalami kesembuhan setelah menggunakan minyak tersebut, maka Bambang pun semakin percaya diri untuk memproduksi minyak yang akhirnya diberi nama Kutus Kutus itu untuk dijual secara umum.

Konsep Minyak Kutus Kutus

Asal muasal nama Kutus Kutus diperolehnya ketika berada di Pura Tampak Siring. ‘Kutus Kutus’ berarti 88 dalam bahasa Bali. Kebetulan menurut dunia penyembuhan, angka 8 mewakili makna penyembuhan tanpa batas.

Konsep minyak Kutus Kutus lebih mengedepankan self healing. Tubuh manusia dipercaya memiliki energi atau ‘chi-prana’. Energi ini berfungsi untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem metabolisme tubuh, meningkatkan kerja organ, memperlancar sirkulasi darah, enzim dan hormon, memperkuat sistem imunitas tubuh, menghangatkan dan mengatur panas tubuh.

 

 

Jika mendapat rangsangan baik, maka dengan sendirinya bisa menyembuhkan penyakit secara alami. Pada minyak Kutus Kutus, rangsangan baik tersebut bisa diperoleh lewat 49 jenis bahan tanaman obat, dimana semua bahannya adalah berasal dari rempah asli Indonesia.

Karena dibuat tanpa bahan kima dan unsur hewani tertentu, semua orang dapat menggunakan minyak ini. Mulai dari bayi, anak-anak, dewasa, hingga lansia. Cara menggunakannya cukup dibalur atau digosok seara merata ke bagian tubuh yang dirasa sakit.

Produksi 1 juta botol per bulan

Minyak Kutus Kutus mulai diperdagangkan secara komersial sejak 2013. Meski umurnya baru lima tahun, namun usaha minyak herbal ini terus berkembang dengan cepat. Penjualannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Bahkan jumlah re-sellernya sudah mencapai 3.000 se-Indonesia.

(Baca juga: Ini Rahasia Dagangan Online Bisa Laris Manis!)

Pabrik Minyak Kutus Kutus sendiri, kini memproduksi jutaan botol per bulan dengan omzet kotor sekitar Rp230 miliar per bulan. Adapun rincian penjualannya selama beberapa tahun belakangan adalah sebagai berikut:

  • 2016 produksi mencapai 50.000 botol per bulan
  • 2017 produksi mengalami kenaikan hingga 100.000 botol per bulan
  • 2018 produksi menembus 1 juta botol per bulan.

Dengan jumlah produksi yang terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat produksi minyak Kutus Kutus akan naik menjadi 2 juta botol per bulan.

Di Gianyar, jumlah minyak yang terjual sudah mencapai 4 ribu. Sisanya dijual menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan luar negeri, seperti Singapura, Perancis, dan Swiss.

Untuk bisa memperoleh kesuksesan atas bisnis yang dirintis Bambang tidaklah mudah. Pertama kali membuat ratusan botol minyak Kutus Kutus saja, hampir tak ada yang membelinya. Itulah ‘seni’ menjadi seorang pengusaha, dimana kerugian di awal adalah hal biasa.

Jangan ragu untuk memulai bisnismu dari sekarang. Soal modal, andalkan fasilitas Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang bisa kamu peroleh melalui CekAja.com.