Mereka Awalnya Miliarder Dunia, Tapi Akhirnya Bangkrut dan Jatuh Miskin

Jangan Pernah Mikir Berbisnis Kalau Kamu Masih Punya Mental Seperti Ini

Sungguh malang nasib beberapa mantan miliarder ini. Karena terbebani utang dan hidup tanpa sebuah jaring pengaman, mereka bangkrut dan jatuh miskin. Padahal, tadinya mereka masuk ke dalam daftar Daftar Terbaru Miliarder & Orang Terkaya di dunia.

Ya, nasib bisa berbalik. Seseorang yang tadinya bergelimang harta, bisa saja dalam sekejap akhirnya bangkrut dan tidak punya apa pun. Siapa saja mereka? Nah, di bawah ini merupakan nama dari lima mantan miliarder dunia yang bangkrut dan jatuh miskin tersebut.

Alberto Vilar

opera29n-1-web

Pada tahun 1979, bersama dengan mitranya Gary Tanaka, Alberto Vilar membuat sebuah perusahaan investasi, Amerindo. Pada puncaknya, perusahaan tersebut dinilai seharga US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun.

Sayangnya, hancurnya pasar saham di Amerika Serikat pada tahun 2000 ikut menyeret perusahaan Vilar ini. Walaupun pada saat itu kekayaannya masih lumayan besar dan cukup, Vilar  kemudian menghadapi masalah lain yang menguras seluruh harta bendanya.

Pada tahun 2008, Vilar dihukum dalam kasus pencucian uang serta penipuan investasi dan saham. Pada Februari 2010, Vilar dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara, sedangkan mitranya dihukum lima tahun penjara.

Seán Quinn

Sean Quinn

Pada tahun 2008, Seán Quinn diketahui sebagai orang terkaya di Irlandia dengan nilai harta sebesar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 81 triliun.

Quinn merupakan pemilik Quinn Group, sebuah perusahaan dengan nilai valuasi sebesar 4 sampai 5 juta euro atau sekitar Rp 59 triliun sampai Rp 74 triliun pada November 2005. Namun, pada tahun 2011, Quinn mengajukan kebangkrutan.

Pada 2 November 2012, Quinn dipenjarakan di Dublin, Irlandia. Taipan yang kaya berkat usaha sendiri ini dinyatakan bersalah karena melucuti perusahaan miliknya yang ada di luar negeri agar tidak kena sita bank. Quinn kemudian dilepas pada 4 Januari 2013.

“Apa saya melakukan kesalahan dalam dua tahun terakhir? Ya, saya bersalah. Apakah saya meminta maaf, ya saya sudah meminta maaf. Ini sebuah kesalahan kecil ketimbang lenyapnya kekayaan kami yang sungguh seperti bencana,” kata Quinn seperti dikutip dari artikel “Orang Terkaya Irlandia Dipenjara” yang dimuat secara online oleh Kompas.

(Baca Juga: 4 Alternatif Tempat untuk Beli Logam Mulia Antam)

Eike Batista

EIKE_BATISTA_(crop)

Eike Batista mendapatkan kekayaannya dengan menjadi taipan bisnis Brazil yang bergerak di bidang pertambangan serta eksplorasi minyak dan gas.

Pada tahun 2012, akibat perlambatan ekonomi di Eropa, pengusaha kerajaan minyak OGX Petroleo dan Gas Participacoes SA asal Brazil ini pun mendapati kekayaannya tertekan hingga US$ 29,2 miliar atau sekitar Rp 395,5 trilun.

Penurunan itu terjadi sebagai imbas merosotnya indeks Bovespa sebesar 2,8 persen, kemerosotan terbesar sejak Oktober 2011. Hal ini menyebabkan dirinya terdepak dari daftar 10 orang terkaya dunia versi “Forbes” pada tahun 2013.

Padahal, sebelumnya di awal tahun 2012, Batista menempati posisi ketujuh orang terkaya dunia dengan total nilai harta sebesar US$ 30 miliar atau sekitar Rp 406 triliun. Pada saat itu, ia bahkan merupakan orang terkaya di Brazil.

Björgólfur Guðmundsson

Bjorgolfur-Gudmundsson-002

Björgólfur Guðmundsson adalah mantan ketua dan pemegang saham mayoritas di Landsbanki, bank kedua terbesar di Islandia. Selain itu, ia juga mantan chairman dan pemilik West Ham United FC.

Pada tahun 2008, akibat krisis global yang melanda pasar dan mata uang di seluruh dunia, Guðmundsson kehilangan US$ 1,1 miliar atau sekitar 15 triliun. Walhasil, ia harus melego tim sepakbola kepunyaannya, West Ham.

Guðmundsson dinyatakan bangkrut oleh pengadilan Islandia pada Juli 2009. Total utangnya mencapai hampir 500 juta poundsterling atau sekitar Rp 10,5 triliun.

(Baca Juga: 6 Cara Manajemen Keuangan ala Miliarder Agar Makin Kaya)

Allen Stanford

Allen_Stanford_mug_shot

Allen Stanford sebelumnya merupakan chairman di Stanford Financial Group, sebuah grup perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa keuangan. Pada tahun 2012, ia dinyatakan bersalah oleh pengadilan karena melakukan penipuan dengan skema Ponzi.

Dengan jumlah kerugian yang ditimbulkan sebesar US$ 7 miliar atau sekitar Rp 95 triliun, juri menyatakan Stanford bersalah atas 13 dari 14 kasus yang dituduhkan kepadanya, antara lain penipuan, konspirasi, dan pencucian uang. Walhasil, Stanford dikenai hukuman 110 tahun penjara.

Pada tahun 2009, seorang hakim di Kota Dallas, Amerika Serikat, memerintahkan penyitaan aset-aset Stanford di seluruh dunia.

Total asetnya diperkirakan mencapai sekitar US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4 triliun dan berada pada sekitar 30 rekening bank yang dia kuasai di Swiss, Inggris, dan Kanada.

Begitu banyaknya kasus investasi bermasalah yang dilakukan oleh beberapa pengusaha di atas ini dapat menjadi pembelajaran dan pengalaman yang berharga bagi kita.

Kadang sebuah investasi yang berakhir fiktif dimulai bukan dari orang yang menawarkan sebuah peluang investasi, tapi akibat ketidaktahuan banyak orang yang ingin mencari sebuah jalan pintas.

Oleh karena itu, marilah kita mulai menjadi pribadi yang lebih kritis dalam menyikapi investasi dan keuangan.