Mulai Hari Ini Mobil Melintas di Pusat Belanja San Francisco Didenda Rp3,2 Juta

Pemerintah Kota San Francisco menerapkan sanksi denda USD238 atau Rp3,2 juta bagi kendaraan pribadi atau taksi online yang melintas di kawasan pusat perbelanjaan San Francisco. Jalan di seputar kawasan ini merupakan area tersibuk dan terpadat setiap hari.  

Jakarta

Dilansir dari  kqed.org, larangan melintas bagi mobil pribadi dan taksi online ini berlaku mulai Rabu (29/1), dari titik Van Ness Avenue hingga ke tepi pantai.

Hanya transportasi umum, seperti mini bus, trem, dan taksi yang diatur oleh pemerintah kota tetap diperbolehkan melintas. Selain itu, kendaraan komersial, seperti truk ekspedisi pengangkut barang dan kendaraan darurat juga diizinkan melintas di jalan tersebut.

Penutupan jalan-jalan raya utama di pusat kota ini dilakukan secara permanen. Pembatasan kendaraan pribadi di pusat bisnis menjadi langkah pertama Pemerintah Kota San Francisco dalam mewujudkan ambisinya menjadikan kota ramah dan aman bagi warganya, serta pejalan kaki, pengendara sepeda dan lainnya.

Memang, sepanjang jalan pusat belanja San Francisco ini dikenal rawan dan sering kali memakan korban seperti yang digambarkan dalam film-film Hollywood.

(Baca juga: LRT, Jurus Lain Pangkas Kemacetan Jakarta)

Badan Transportasi Kota San Francisco mengatakan saat pagi-sore terutama pada jam sibuk lebih dari 200 unit mini bus melintas di jalan tersebut. Masih menurut data Badan Transportasi, dari sisi keselamatan jalan tersebut tergolong pada lima dari 10 persimpangan yang berbahaya bagi pejalan kaki dan pesepeda.

Sejak 2014, rata-rata terjadi 106 orang mengalami cidera akibat kecelakaan per tahunnya. Insiden itu melibatkan pejalan kaki atau pesepeda yang tertabrak kendaraan.

Terkait dengan penutupan ini, maka akan terjadi peralihan jalan raya Octavia Boulevard ke arah Timur hingga Embarcadero Plaza sepanjang 3,54 kilometer (km), termasuk trotoar, dan rel kereta api.

Hanya saja, fase pertama proyek ini fokus pada jalan San Francisco yang dijadwalkan bisa digarap mulai 2021 hingga selesai di 2023. Total proyek pembangunan ini menghabiskan dana sebesar USD604 juta.

Menarik bukan cara tegas Pemerintah Kota San Francisco memperbaiki keruwetan lalu lintas di sejumlah titik di kotanya? Sementara di Jakarta, pemberlakuan aturan pelat nomor mobil ganjil dan genap sesuai dengan tanggal di kalender menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan yang berlaku sampai saat ini.

(Baca juga: Capek Macet di Depok, Main Ke Sini Aja Yuk!)

Larangan kendaraan melintas di pusat kota baru sebatas dilakukan pada car free day (CFD) setiap hari Minggu, mulai pukul 06.00 – 11.00 WIB. Itu pun hanya di sepanjang ruas Jl. Sudirman sampai Jl. MH Thamrin.

Meski masih terbatas, setiap kali CFD diberlakukan ada banyak sekali warga Jakarta dan sekitarnya yang memanfaatkan dua ruas jalan utama di ibu kota itu untuk berolahraga. Hal penting yang sering kali dilupakan, sampai akhirnya kita jatuh sakit karena tidak pernah berolahraga.

Selain berolahraga, lindungi diri dengan asuransi kesehatan terbaik yang bisa kamu pilih dan ajukan lewat CekAja.com.