Pekerjaan di Amerika yang Paling Membuat Orang Tidak Betah
2 menit membaca
Masalah pengangguran rupanya tidak hanya dihadapi Indonesia. Negara besar seperti Amerika pun cukup dibuat pusing dengan tingginya tingkat pengangguran.
Terhitung Januari 2016, tingkat pengangguran di Amerika mencapai 4,9 persen. Angka ini terus tumbuh sejak Maret 2014. Salah satu alasan tingginya angka pengangguran ini karena tekanan pekerjaan. Berdasarkan berbagai survei dan rilis media di Amerika, lowongan pekerjaan inilah yang paling membuat orang Amerika tidak betah.
1. Sebagian besar pekerjaaan di Amazon
Pada Agustus 2015, New York Times mengekspos secara besar-besaran lingkungan kerja di Amazon berdasarkan sebuah forum yang berisi curhatan 100 mantan pekerja dan pekerja di Amazon.
Memang cukup dimengerti kalau Amazon tengah berjuang keras untuk mengamankan posisinya sebagai perusahaan retailer paling top di dunia. Namun target ini terasa sangat memberatkan bagi sebagian besar pegawainya.
“Hampir setiap orang yang pernah bekerja bersamaku pernah menangis di meja kerjanya,” aku seorang pegawai dalam wawancara. “Setiap harinya pasti ada saja yang resign atau berencana untuk resign,” tulis seorang mantan pegawai dari divisi advertising dan marketing.
(Baca juga: 10 Pekerjaan dan Profesi Terbaik di 2016)
Berdasarkan survey Payscale pada 2013, rata-rata usia kerja pegawai di Amazon hanya satu tahun. Bekerja di Amazon tidak hanya membuat stres tapi juga berdampak pada prospek karier masa depan.
Selain karena budaya kerjanya yang melelahkan, setiap pegawai dituntut memiliki etos kerja tinggi sehingga antara kehidupan pribadi dan pekerjaan tidak seimbang.
Tak sampai disitu, para mantan pegawai Amazon ini agak sulit mendapatkan pekerjaan karena mereka dinilai cepat naik darah.
2. Pekerjaan di industri asuransi jiwa
Masih berdasarkan data dari survey Payscale, profesi di industri asuransi jiwa juga memiliki masa kerja terpendek alias tidak membuat betah para pegawainya. Berikut rata-rata masa kerja di perusahaan-perusahaan tersebut:
- Massachusetts Mutual Life Insurance Company: 0.8 tahun
- American Family Life Assurance Company of Columbus (AFLAC): 1 tahun
- New York Life Insurance Company: 1.4 tahun
- The Northwestern Mutual Life Insurance Company: 1.6 tahun
- Guardian Life Insurance Company of America: 4.7 tahun
- Metropolitan Life Insurance Company (MetLife): 5 tahun
Tantangan paling keras dari pekerjaan ini adalah karena gaji berdasarkan komisi hasil penjualan. Sulitnya menjual, kompetisi level tinggi, dan biaya untuk mendapatkan setifikat profesional merupakan alasan banyak orang untuk resign.
3. Perawat
Amerika kini menghadapi kekurangan tenaga kesehatan perawat. Berdasarkan data statistik Biro Tenaga Kerja, kemungkinan pertumbuhan jumlah perawat periode 2014-2015 hanya sebanyak 16 persen! Beberapa survei menunjukkan bahwa 43 persen dari perawat yang berbasis di rumah sakit meninggalkan pekerjaan pertama mereka dalam tiga tahun masa kerja. Sebanyak 17,5 persen perawat berlisensi langsung resign setelah setahun bekerja.
Tingginya angka ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya level stres tinggi, persaingan, dan tekanan dari supervisor. Meski tahun 2014 rata-rata perawat dibayar hingga US$66.640 per tahun atau kira-kira Rp866 juta setahun, banyak dari mereka yang merasa bergaji rendah karena jam kerja mereka yang panjang.
Perawat bekerja shift selama 12 jam dan kadang lebih lama. Stres dan lamanya jam kerja memicu masalah kesehatan seperti obesitas, serangan jantung, stroke, dan darah tinggi.
(Baca juga: Kenapa Kamu dan Pasangan Harus Sama-sama Punya Pekerjaan Kalau Mau Menikah?)
4. Pekerjaan di industri hiburan dan perhotelan
Berdasarkan data dari Biro Statistik Tenaga Kerja, tingkat pengunduran diri pekerja di industri hiburan dan perhotelan naik selama empat tahun berturut-turut.
Dengan rata-rata pendapatan nonsupervisor yang hanya US$12,67 atau Rp164.710 per jam dengan jam kerja yang panjang, tak mengherankan banyak dari mereka yang mencari pekerjaan lain dengan gaji lebih tinggi.
Banyak dari mereka yang digaji berdasarkan upah minimum. Bahkan, tawaran kenaikan gaji per jamnya tetap tidak mengubah pikiran mereka untuk berpindah pekerjaan.