Pelajaran Bisnis yang Dapat Kita Petik dari Bangkrutnya Playboy

playboy bangkrut-CekAja.com

Pria dewasa pasti kenal dengan Majalah Playboy. Saking populernya, majalah asal Amerika Serikat ini menjadi merek dagang yang logonya digunakan untuk bermacam-macam bisnis mulai dari restoran hingga fesyen. Setelah sempat menjadi pemimpin di industri media cetak, yang membuat pemiliknya Hugh Hefner menjadi salah satu miliarder dunia, Playboy mulai masuk pada masa suram.

Oplah majalahnya yang pada saat tahun 1975 hingga awal 1990an mencapai 6 juta-7 juta eksemplar turun drastis menjadi hanya 800 ribu eksemplar. Bahkan, Henfner menjual Playboy Mansion yang merupakan lambang kejayaan bisnisnya senilai Rp 2,6 triliun. Banyak yang menyebut Playboy tengah berada di ambang kebangkrutan.

Dan, Kali ini, kita akan membahas kejatuhan bisnis Playboy dari segi bisnis. Apa penyebab kemunduran merek yang terkenal dengan logo kelinci ini sehingga kita dapat menarik pelajaran darinya. Berikut sejumlah alasan di balik kejatuhan Playboy:

Telat berinovasi

Salah satu penyebab kemunduran bisnis Playboy adalah inovasi. Majalah yang terkenal dengan penyajian gambar-gambar perempuan telanjang ini tidak mampu mengikuti perubahan perilaku konsumen. Kemunculan internet yang mampu menyediakan kebutuhan pelanggan Playboy secara gratis pun berhasil menggeser dominasinya.

Hal yang sama juga terjadi pada Kodak yang telat berinovasi ke arah kamera digital meski kesempatan tersebut ada. Belakangan Playboy memang menyadari hal tersebut dan mulai membenahi bisnisnya dengan memutuskan tidak lagi menampilkan wanita telanjang dan membenahi websitenya. (Baca juga: 6 Cara Manajemen Keuangan ala Miliarder Agar Makin Kaya)

Jangan jual aset paling berharga

Seperti disinggung di atas, Hugh Hefner menjual salah satu aset berharganya, Playboy Mansion, dengan harga fantastis. Sekilas, keputusan tersebut sangat tepat karena Playboy sedang mengalami kesulitan uang setelah turunnya tiras.

Namun, anak bungsu Hefner justru menentang keputusan tersebut. Menurutnya, Playboy Mansion merupakan salah satu bangunan terkenal di dunia yang juga merepresentasikan merek Playboy. Sehingga menjual aset tersebut bisa menghancurkan perusahaan dan membuat Playboy tidak akan pernah bangkit lagi.

Tidak belajar dari kompetitor

Jangan pernah lupakan kompetitor. Bila kamu tidak punya kompetitor dalam bisnis jangan senang dulu, karena bisa jadi produk yang kamu tawarkan sebenarnya tidak diminati masyarakat. Hal serupa juga terjadi pada Playboy. Dalam hal ini, majalah satu ini tidak belajar dari kegagalan yang dibuat oleh satu-satunya kompetitor terbesar mereka, Penthouse.

Playboy sebenarnya tidak perlu menunggu hingga tahun 2016 untuk melakukan perubahan. Sebab, saat Penthouse bangkrut di tahun 2013, mereka sesungguhnya dapat menarik pelajaran berharga.

Hidup boros

Meski dikenal sebagai pekerja keras, bos Playboy juga dikenal sebagai penggemar pesta. Saat bersenang-senang, Hefner juga tidak tanggung-tanggung untuk merogoh kocek. Sayangnya, keidupan boros dengan pesta-pesta super mewah tersebut dilakukan sangat sering. Selain itu, Hefner juga sangat menggemari barang-barang meah seperti mobil dan pesawat jet. (Baca juga: Prospek Investasi Mengilap di Balik Tren Koleksi Tas Branded)