Perang Janji Pertumbuhan Ekonomi Antara Jokowi dan Prabowo
3 menit membacaDuel babak kedua pertarungan Pemilihan Presiden (Pilpres) antara 4 Tahun Kepemimpinan, Ini yang Dibuat Jokowi – JK (Jokowi) dan Prabowo Subianto akan digelar pada 17 April 2019 mendatang.

Laga ini sama-sama akan membuktikan siapa yang paling jago antara keduanya. Pada Pilpres 2014, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa dipecundangi oleh pasangan Jokowi-JK.
Setelah memenangkan Pilpres 2014 tersebut, Jokowi-JK sesumbar akan meningkatkan perekonomian hingga 7 persen meski belakangan segera direvisi. Nyatanya, hingga tahun keempat bekerja, pertumbuhan ekonomi Indonesia tak mencapai 6 persen.
Data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan perekonomian Indonesia sepanjang 2018 tumbuh 5,17 persen atau naik dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 5,07 persen.
Meski demikian, pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2018 mencapai 5,4 persen yang direvisi menjadi 5,2 persen. Itu artinya target pertumbuhan ekonomi pada 2018 tetap tidak terealisasi.
Seperti diketahui, perekonomian Indonesia diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) dengan dasar harga berlaku mencapai Rp14.837,4 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp56,0 juta atau 3.927 dolar Amerika Serikat.
(Baca juga: Kenapa Harus Asing Kalau Banyak Konsultan Politik Dalam Negeri)
Target 7 Persen Berat
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan target pertumbuhan ekonomi 7 persen cukup berat. Lantaran pihaknya tidak pernah berpikir ketika 2014 lalu Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga yang cukup sering disertai perang dagang yang berimbas pada perekonomian Indonesia.
“7 persen itu target kapan? 2014-kan? RPJMN [Rencana Pembangunan Jangka Menengah] itu kan disusun untuk lima tahun ke depan,” demikian kata Suhariyanto.
“Tapi memperhatikan ekonomi global, komoditas fluktuatif, saya bilang [angka pertumbuhan] 5,17 persen bagus. Kita tidak the best tapi masih okelah,” tambahnya.
Hal yang sama diakui Menko Perekonomian Darmin Nasution. Dia mengatakan hingga 2019 target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen akan sulit dicapai. Salah satu alasannya yaitu proyek infrastruktur yang dibangun pemerintah hingga saat ini belum berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Banyak Kritikan
Drajad Wibowo, Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN yang juga Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga mempertanyakan realisasi janji pertumbuhan ekonomi yang pernah dinyatakan Jokowi-JK. Dia menyebut rerata 2015-2018 pertumbuhan ekonomi hanya ada di angka 5 persen.
Drajad menyatakan janji pertumbuhan ekonomi 7 persen terlalu muluk sehingga wajar jika banyak yang mengkritik dan menagih janji tersebut. Menurutnya, idealnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia ada di angka 6 persen jika bauran kebijakan pemerintah dilakukan secara benar.
(Baca juga: Ramai Soal Menteri Cetak Utang, Ini Kondisi Keuangan RI Sesungguhnya)
Target Pertumbuhan Ekonomi Prabowo-Sandi Ambisius
Laiknya sang penantang, lawan politik Jokowi yang saat ini berpasangan dengan Ma’ruf Amin yakni kubu Prabowo-Sandi sesumbar bisa meningkatkan perekonomian hingga 10 persen.
Dilansir dari Detik, Tim Sukses Prabowo-Sandi yang juga adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia lebih bergairah lagi hingga 10 persen.
Caranya, jika terpilih kelak, pihaknya akan memberdayakan hutan yang rusak di Indonesia yang saat ini mencapai 88 juta hektare. Dari total hutan rusak tersebut, pihaknya akan memberdayakan sebesar 70 persen dengan berbagai aktivitas ekonomi yang bisa memperkerjakan banyak orang.
Namun, beda lagi pendapat yang diutarakan Sudirman Said yang juga Tim Sukses Prabowo-Sandi. Menurutnya, jika kelak terpilih nanti, pihaknya akan menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 persen.
Sudirman mengakui target tersebut cukup ambisius dan sulit dikejar seiring selama ini pertumbuhan ekonomi masih di bawah 5,5 persen. Namun, pihaknya akan mengedepankan strategi yang berfokus pada usaha mikro kecil dan menengah terutama yang bisa membuka lapangan kerja dan stabilitas harga pangan.
Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 2019 Capai 5,3 Persen
Namun, seperti berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen pada 2019 atau naik dari realisasi pada 2018 persen. Untuk mengejar target tersebut, Jokowi akan melakukan pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia termasuk di kawasan timur.
Angka 5,3 persen tersebut juga merupakan hasil revisi yang sebelumnya dipatok hingga 5,5 persen untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019. Yang jelas, tahun 2019 ini adalah tahun politik yang apapun bisa berdampak pada perekonomian.
Kita lihat saja, siapakah yang akan memenangkan laga Pilpres 2019 ini. Apakah Jokowi akan kembali terpilih dan melanjutkan pemerintahannya atau sebaliknya, justru Prabowo yang akan merebut tahta presiden dari Jokowi.
Siapapun pemenangnya, kita lihat saja apakah janji-janji mereka terkait pertumbuhan ekonomi akan terealisasi?