Pikirkan Lagi Beli 5 Barang Ini Saat Dolar Naik
3 menit membacaPelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada tanggal 16 Maret 2015 yang mencapai nilai 13.200 rupiah adalah pelemahan terdalam sejak krisis ekonomi tahun 1998.
Mengapa akhir-akhir ini nilai rupiah cenderung melemah terhadap dolar? Banyak yang menyebutkan pelemahan itu terjadi karena beberapa faktor. Pertama adalah faktor eksternal yang memang tidak bisa dipungkiri lagi adalah menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) secara global.
Penguatan itu terjadi karena bank sentral AS memberikan stimulus bagi investor untuk menarik kembali uangnya di luar negeri. Kedua adalah faktor internal dari masyarakat Indonesia sendiri yang juga berperan dalam pelemahan rupiah semakin dalam, yakni kebiasaan melakukan impor atau belanja dari luar negeri.
Dengan semakin dalamnya pelemahan rupiah tersebut, barang – barang impor yang berlabel dolar pun menjadi semakin mahal. Pertanyaannya, barang-barang apa yang harganya berpengaruh bila dolar AS naik?
Elektronik
Sudah menjadi kebiasaan umum bila nilai tukar dolar naik, maka Anda tentunya sementara waktu harus menahan hasrat untuk berbelanja barang-barang elektronik. Karena, dengan kondisi rupiah yang terpuruk terhadap dolar AS, harga-harga produk elektronik pun akan cenderung naik.
Dikutip dari sebuah pemberitaan republika.co.id, Jumat 20 Maret 2015, Â saat ini hampir di semua kota mengalami kenaikan harga barang elektronik. Disebutkan, bahwa kenaikan yang terjadi bisa mencapai 10-20 persen. Bahkan, dalam pemberitaan lainnya pun disebutkan bila produk laptop yang dijual para pedagang di Jakarta sudah naik rata-rata 8%-12% selama beberapa bulan terakhir.
(Baca juga:Â 5 Langkah Membuat Hidup Anda Sehat dan Hemat)
Tiket Pesawat
Anda memiliki rencana untuk membeli tiket pesawat dalam waktu dekat ini? Karena kenaikan nilai tukar dolar trhadap rupiah, maka Anda harus siap-siap dengan kenaikan tarif atas harga tiket yang akan dibeli. Mengapa? Pasalnya, karena 70% biaya maskapai dalam bentuk mata uang dolar, terutama untuk beli bahan bakar avtur, maka otomatis beban operasional maskapai terkerek naik.
Walau belum diumumkan akan kenaikan yang berlaku, namun dikutip dari Kompas.com, Selasa 10 Maret 2015,Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) khawatir nilai tukar rupiah terhadap dollar AS semakin tak terkendali. Sebagai informasi, ketika menyusun tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBT) tiket pesawat dengan Kementerian Perhubungan, pertimbangan nilai tukar rupiah yang digunakan adalah Rp 13.000 per dolar. Sehingga apabila nilai tukar rupiah terus menerus melemah bukan tidak mungkin nanti akan ada penyesuaian formula tarif kembali.
Atau, bisa saja akan ada pemberlakuan tarif tambahan seperti tahun lalu dimana kenaikan nilai tukar dolar akhirnya mendorong diberlakukannnya tarif tambahan yang menyebabkan kenaikan harga tiket pesawat sekitar 15%.
(Baca juga:Â 3 Cara Agar Liburan Akhir Tahun Lebih Menguntungkan)
Paket Tur ke Luar Negeri
Berbanding terbalik dengan jasa perjalanan wisata domestik yang diuntungkan, mahalnya kurs dolar justru menekan biro perjalanan mancanegara. Para pelaku bisnis pariwisata luar negeri pun sedikit was-was akan kenaikan harga dolar ini. Pasalnya, harga tiket pesawat yang murah menggunakan dolar , masih akan terasa mahal jika dikonversikan ke rupiah yang kini sudah menyentuh angka Rp 13 ribu.
Tidak salah bila harga-harga paket tur saat ini cenderung bergerak naik. Mengutip sebuah pemberitaan dari Viva.co.id, Selasa 17 Maret 2015, disebutkan bahwa harga paket tur ke Thailand bisa menembus angka Rp 7 juta hingga Rp 8 juta per orang. Padahal, harga paket tur ke negera tersebut sebelumnya hanya di kisaran Rp 5 juta hingga Rp 6 juta.
(Baca juga:Â 7 Langkah Efektif Atur Anggaran Bulanan Bagi Anda yang Masih Boros)
Furnitur Bermerek dan Antik
Pasar furnitur bermerek pun menjadi salah satu bendar yang terimbas oleh tukar rupiah terhadap dolar AS. Bahkan, kenaikan harga yang terjadi untuk furnitur bermerek hingga sekitar sepuluh persen. Walaupun, kenaikan harga ini tidak menghalangi konsumen untuk tetap memburu furnitur yang sebagian besar diimpor tersebut.
Selain itu, bagi Anda yang menyukai furnitur antik dari Eropa, sebaiknya menahan diri dulu karena pelemahan rupiah telah lebih dari 30%. Dengan kata lain, furnitur dengan harga Rp 10 juta beberapa saat lalu, bisa jadi harus Anda bayar dengan harga Rp 13 juta saat ini.
(Baca juga:Â Apakah Batu Akik Bisa Menjadi Investasi yang Menguntungkan?)
Fesyen dan Hobi
Anda sering membeli produk fesyen secara online yang hanya bisa dipesan dari luar negeri? Atau, sering memesan benda-benda hobi dan koleksi impor seperti piringan hitam atau action figures (miniatur tokoh-tokoh film, komik, video game, dan sebagainya)? Jika jawabannya Ya, maka benda-benda tersebut dapat dipastikan akan naik harganya mengikuti tingginya dolar.
Jadi, apakah Anda ingin berhitung lagi untuk barang dan jasa yang telah disebutkan?