PopCon Asia 2016, Dukung Karya Anak Bangsa Berjaya di Negeri Sendiri
3 menit membacaPopcon Asia atau Popular Culture Convention Asia untuk kelima kalinya telah kembali digelar di Indonesia. Mengusung tema “Pop Revolution”, festival untuk konten terkait industri kreatif terutama komik, mainan, film, dan animasi ini sukses terselenggara pada 12-14 Agustus 2016 di Jakarta Convention Center. Tahun lalu, Popcon Asia mencatatkan angka statistik lebih dari 37 ribu dan menghasilkan penjualan dengan nilai lebih dari 25 Miliar rupiah. Angka yang sangat baik bagi pasar produk kreatif tanah air.
Penyelenggaraan event yang mewadahi industri kreatif tanah air, dianggap perlu untuk memberikan kesempatan para kreator untuk memasarkan karya mereka. Sesuai data Kementerian Perindustrian, proyeksi pertumbuhan industri kreatif di Indonesia mencapai 7% per tahun. Oleh karenanya, Revata selaku pelaksana Popcon Asia, untuk menggandeng Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Peran Bekraf dianggap sangat penting bukan hanya untuk mengakselerasi para pelaku industri kreatif namun juga untuk memfasilitasi mereka dengan berbagai capacity building yang membuat produk karya mereka memiliki nilai tambah.

Melalui Popcon, kreator asal Indonesia diharapkan merasa terapresiasi dan terdorong untuk terus berkarya dan mengharumkan nama bangsa. Para kreator lokal ini mampu bersaing, tidak hanya dengan sesama kreator lokal namun juga dengan kreator global. Popcon juga ingin mencoba memberi kesempatan bagi para kreator lokal untuk berjejaring dan melakukan kolaborasi dengan para pegiat mancanegara. Pada Popcon Asia 2016, kolaborasi antara kreator lokal dan mancanegara coba diwujudkan dengan menggandeng pusat kebudayaan asing diantaranya Korean Cultural Center Indonesia dan Institut Français d’Indonésie agar mereka bisa membawa artis-artis dari negaranya untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan kreator lokal. (Baca juga: 5 Perusahaan Raksasa yang Sukses Karena “Nyontek” Ide Kompetitornya)
Kolaborasi dianggap sejalan dengan salah satu tujuan penyelenggaraan Popcon Asia yaitu mendorong semua pihak mengapresiasi potensi industri kreatif di Indonesia. Selain itu Popcon Asia juga ingin untuk membangun kesadaran dan apresiasi publik terhadap hak kekayaan intelektual yang dimiliki oleh berbagai kreator lokal.
“Tingginya potensi industri kreatif Indonesia membuat kita memerlukan suatu wadah untuk berjejaring, berbagi, berkolaborasi, dan meningkatkan kemampuan bagi para kreator. Pada penyelenggaraan Popcon Asia 2016, pengetahuan tentang hak atas kekayaan intelektual menjadi point utama yang kami usung. Kami berharap, para content creator bisa kian menyadari hak-hak mereka atas kekayaan intelektual, tutur Grace Kusnadi, CEO Revata sekaligus penggagas Popcon Asia.

Lalu siapa saja kreator lokal tersebut? Kamu yang akrab dengan Webtoon atau senang membaca komik pasti akrab dengan Si Juki karya Faza Meonk atau Grey & Jingga karya Sweta Kartika. Kedua komikus tersebut turut meramaikan industri komik lokal di mana dunia komik Indonesia telah lama didominasi oleh kreator asal Jepang.
Para kreator ini tidak hanya jago menggambar lho. Menyadari besarnya nilai dari sebuah kekayaan intelektual, Faza Meonk misalnya menciptakan Pionicon. Pionicon merupakan perusahaan di bidang penerbitan dan manajemen karakter fiksi di Indonesia. Pionicon juga mendukung para kreator lokal untuk bisa mengembangkan kekayaan intelektual (Intellectual Property) milik Indonesia melalui konten yang kreatif serta menghibur seperti komik, game, merchandise, animasi dan lainnya. Beberapa karakter yang berada di bawah asuhan Pionicon diantaranya adalah Si Juki, Tuti, Pavlichenko, Vusya, dan Bedil. (Baca juga: 5 Alasan Kenapa Liburan ke Pantai Bisa Meningkatkan Produktivitas Kerja)
Pionicon berkolaborasi dengan salah satu studio anime asal Jepang, Asahi Production untuk meluncurkan Spectra Project. Asahi Production merupakan sebuah studio animasi asal Jepang yang telah berdiri sejak tahun 1973. Studio animasi ini turut serta dalam produksi beberapa serial anime ternama seperti “Mobile Suit Gundam , “Naruto Shippuden , serta “One Piece .
Ada juga Evi Shelvia, ilustrator asal Indonesia untuk buku anak-anak yang karya-karyanya sudah diakui di Singapura dan Malaysia. Evi mengerjakan proyek ilustrasi buku karangan Carole M. Amber asal Amerika Serikat yang berjudul ‘The Gift of The Ladybug’. Buku tersebut berhasil masuk dalam jajaran best seller ‘Mover and Shaker’ Amazon.com saat peluncurannya.

Tak hanya di bidang artwork, penggiat industri film juga turut mempromosikan karya mereka. Di antaranya Firegate The Movie Reza Rahadian karya Rizal Mantovani dan Warkop DKI Reborn – Jangkrik Boss Part 1 karya Anggy Umbara.

Serunya lagi, pengunjung bisa ikut berbagai event seru untuk mendapatkan hadiah di berbagai booth Popcon. Acara ini makin menarik karena diramaikan cosplayer dan berbagai spot foto yang sangat instgrammable. Ketinggalan event Popcon tahun ini? Nantikan Popcon di tahun berikutnya dengan lebih banyak kreator dan sineas ternama!