Profesi Ini Gajinya Besar, Tapi Harus Siap Jadi “Bang Toyib”

Profesi Ini Gajinya Besar, Tapi Harus Siap Jadi "Bang Toyib"

Kamu pasti akrab dengan lagu Bang Toyib. Lagu ini tersebut ada yang versi dangdut dan ada versi yang lebih nge-pop yang dibawakan oleh Band Wali. Tapi inti dari lirik keduanya tetap sama, yakni tentang suami yang tak pulang-pulang karena harus mencari nafkah.

Ternyata, ada sejumlah pekerjaan atau profesi yang mengharuskan kamu pulang ke rumah lebih dari tiga bulan, tapi digaji besar.

Gaji tinggi memang dambaan banyak orang. Namun untuk memperoleh gaji tinggi ini, banyak orang yang rela jauh dari keluarga dengan menanggung tanggung jawab dan risiko pekerjaan yang besar.

Tak jarang, mereka harus meninggalkan rumah dan tanah air selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Beberapa profesi memang menjanjikan gaji besar dengan risiko kamu harus siap jadi Bang Toyib. Profesi apa sajakah itu?

Pilot

Setiap anak kecil yang ditanya tentang cita-cita mereka pasti hampir selalu menjawab ingin menjadi pilot atau dokter. Kenapa ya anak kecil menganggap profesi pilot sangat keren? Selain bisa terbang dan memakai seragam keren, profesi ini juga sangat keren dari sisi gaji.

Seberapa besar gaji pilot? Jawabannya tergantung pada maskapai tempat bekerja, jam terbang, jam terbang, dan pangkat. Gaji maksimal yang diterima pilot maskapai Indonesia bisa sampai Rp75 juta/bulan. Namun angka tersebut diperoleh setelah melalui perjalanan panjang.

Jenjang pertama dari karier pilot adalah Second Officer (SO). Para Second Officer ini biasanya baru lulus dari sekolah pilot. Mereka boleh menerbangkan pesawat kecil/ perintis berjarak dekat namun tetap harus didampingi kapten.

Gaji FO berkisar di angka Rp15-20 juta/bulan. Apabila seorang SO mengambil lisensi ATPL & ME dan memenuhi jumlah jam terbang tertentu, ia bisa naik jabatan menjadi Co-pilot.

(Baca juga: Interview Kerja Bagi First Jobber Agar Dapat Gaji 50 Persen Lebih Tinggi)

Selanjutnya ada First officer (FO) atau lebih dikenal sebagai Co-pilot. Tugas Co-pilot yaitu mendampingi atau menjadi wakil dari kapten pilot.

Meski sebagai wakil, Co-pilot wajib memiliki kemampuan yang sama dengan kapten karena tugasnya menggantikan sang kapten saat tidak bisa melanjutkan penerbangan. Gaji FO berkisar di angka Rp30-40 juta.

Nah, jabatan tertinggi pada karier pilot disebut kapten. Kapten bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi saat pesawat mengudara. Dialah yang memegang kendali penuh atas pesawat. Penghasilan kapten di Indonesia berkisar antara Rp45 juta/bulan.

Setelah menjadi kapten dalam beberapa tahun dengan jam terbang yang terus meningkat, gaji seorang pilot dapat menembus hingga Rp75 juta/bulan. Besar sekali ya? Tapi angka ini memang setara dengan tanggung jawab dan risiko yang ditanggung.

Pasalnya seorang pilot bertanggung jawab terhadap ratusan nyawa penumpang sekali terbang. Belum lagi jika harus ke luar negeri dan meninggalkan anak istri dalam waktu yang lama.

Pelaut

Di Indonesia, pelaut masih menjadi profesi yang kurang dilirik. Padahal, pekerjaan ini cukup menggiurkan. Gaji yang didapatkan seorang pelaut bisa mencapai Rp100 juta per bulan.

Namun kamu benar-benar harus siap tidak pulang lebih lama dari seorang pilot. Jika penerbangan bisa dilakukan dalam hitungan jam sampai hari, pelaut harus tinggal di kapal tiga sampai enam bulan sekali berlayar.

Perusahaan asing bisa menggaji  seorang perwira US$ 900-US$1.300 atau Rp11,7-Rp16 juta per bulan (US$1 = Rp13.000). Nahkoda yang sudah berpengalaman bisa digaji hingga US$11.000 atau Rp143 juta/bulan.

Nakhoda atau pelaut tak hanya bekerja di kapal-kapal pesiar atau kapal kontainer dan sejenisnya. Nakhoda di kapal yang bekerja di offshore pengeboran minyak di tengah laut, mendapatkan gaji yang lebih besar hingga US$500 atau Rp6,5 juta/jam. Meski gaji lebih besar di offshore, risiko dan bahaya yang dihadapi juga tentunya lebih tinggi.

Pekerja tambang

Profesi bang Toyib lainnya adalah pekerja tambang. Meski bergaji besar dan ditanggung semua akomodasi dan makanan, pekerja tambang hanya bisa pulang beberapa bulan sekali.

Berdasarkan data Qerja.com, gaji rata-rata para engineer Freeport berkisar di angka Rp17,5- Rp19,5 juta/bulan belum termasuk tunjangan dan fasilitas. Gaji senior geologist berada di angka Rp19 juta dan maksimal Rp30 juta/bulan dan operation manager yang mencapai Rp65 juta/bulan.

Pasukan perdamaian PBB

Pada akhir tahun 2014 lalu, Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengirimkan 1.169 prajuritnya dalam misi perdamaian PBB di Lebanon.

Berdasarkan pengakuan Mohamad Syafrudin yang pernah tergabung dalam Kontingen Garuda XXX-C Military Community Outreach Unit (MCOU) untuk misi PBB di Lebanon, tidak semua prajurit yang tergabung dalam misi PBB mendapatkan jumlah uang saku atau gaji yang sama.

Dikenal tiga tingkatan status penugasan dengan tingkatan gaji yang berbeda pula. Dari urutan gaji terbesar adalah Military Observer (Milobs) yang umumnya berstatus Perwira Menengah (Pamen) TNI, selanjutnya Staff Officer (SO) atau bisa disebut dengan Military Staff (Milstaf) yang berstatus Perwira.

Yang terakhir adalah mereka yang tergabung dalam Kontingen besar yang umumnya dikepalai oleh Seorang Komandan Kontingen atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kontingen Garuda.

Uang saku yang diterima dari PBB berjumlah sama tanpa mengenal pangkat maupun jabatan yakni US$1106/bulan atau Rp 14.378.000 (dengan kurs saat ini US$1 = Rp13.000). Selain uang saku, prajurit juga menerima uang harian (daily allowned) sebesar $1,27/hari atau US$ 38-39/bulan (Rp494.000 – Rp507.000).

Jadi dalam sebulan, mereka bisa menerima sebesar hampir Rp15 juta.Tapi ini merupakan pendapatan bersih karena semua akomodasi ditanggung oleh PBB.

Prajurit dengan status kontingen akan lebih tinggi uang sakunya ketika ditugaskan PBB di daerah konflik dengan status yang cukup rawan, dibandingkan prajurit lain yang ditugaskan di daerah yang relatif aman. Gaji juga disesuikan dengan biaya hidup di negara setempat.

Indonesia juga mengirimkan sejumlah prajurit (umumnya Perwira dan sebagian dari Bintara) sebagai Staff Officer. Untuk golongan mereka ini, gajinya berbeda dengan personel kontingen atau MI, di mana mereka mendapatkan gaji atau uang saku sebesar US$77 per hari plus uang harian.

Dalam sebulan mereka bisa mengantongi US$ 2.310 atau Rp 30juta/bulan. Tapi angka tersebut merupakan pendapatan kotor karena mereka harus membayar sendiri seluruh akomodasi dan biaya hidup.