Sejumlah Alasan yang Bisa Bikin Miliarder Dunia Bangkrut
3 menit membaca
Menjadi kaya tidak otomatis membuat orang melek finansial. Salah satu contoh gamblang dari fakta finansial ini adalah artis kaya Hollywood yang mendadak jatuh miskin.
Padahal, mereka sanggup menghasilkan jutaan dollar dalam setahun. Alasan utama mereka bangkrut karena tidak mampu mengelola uang yang diperoleh dengan baik. Kenapa mereka tidak bisa melakukan pengelolaan dana dengan baik? Rupanya para artis ini tidak memiliki pengetahuan finansial yang cukup. Ada banyak alasan yang membuat orang-orang kaya jatuh miskin. Selain karena salah mengelola uang, berikut alasan yang membuat banyak miliarder dunia bangkrut.
Saham turun
Banyak Miliarder menginvestasikan uangnya agar kekayaan terus tumbuh. Bahkan investor menjadi profesi tersendiri seperti salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffet. Pakar investasi sekelas Buffet ternyata pernah mengalami kerugian besar yang membuatnya bangkrut.
Saat berusia 43 tahun, kekayaan pribadi Buffet sudah berjumlah US$34 juta. Ia kemudian menggunakan sebagian besar kekayaannya ini untuk membeli See’s Candie, sebuah perusahaan distributor dan pabrik permen dan cokelat di Amerika. Namun pertengahan 1970-an, Buffet hampir bangkrut karena nilai saham pada perusahaan tersebut jatuh. Kerugian tersebut membuat kekayaan Buffet anjlok menjadi hanya US$19 juta di usianya yang menginjak 44 tahun. (Baca juga: Hati-hati di Usia 40 Tahun, Kamu Bakal Pensiun Miskin Kalau Belum Sadar 5 Hal Ini)
Salah dalam berinvestasi
Mungkin kamu masih ingat dengan kasus Bank Century pada 2008 lalu. Kasus ini bermula ketika Bank Century tidak mampu membayar pencairan deposito nasabah sehingga membuat nasabah panik. Selanjutnya pada tanggal 14 November 2008 manajemen Bank Century melaporkan kejadian tersebut dan mengajukan permohonan untuk mendapatkan fasilitas pendanaan darurat pada Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK). Enam hari berselang, Bank Indonesia (BI) melakukan penetapan status Bank Century menjadi bank gagal.
Kasus ini berbuntut panjang. Banyak nasabah yang mendepositokan uangnya di bank tersebut merasa ‘dimiskinkan’. Bahkan seorang nasabah pemilik dana Rp69 Miliar di Bank Century Surabaya, Sri Gayatri, melakukan protes keras dengan menduduki Bank Century cabang Surabaya.
Krisis finansial
Mantan orang terkaya Irlandia, Sean Quinn, awalnya memiliki kekayaan hingga US$6,5 miliar. Namun hanya dalam semalam, dia harus kehilangan US$4 miliar. Penyebabnya, dia menginvestasikan 25% kekayaan keluarga pada Bank Irish, sesaat sebelum krisis finansial terjadi. Kerugian tidak akan terlalu buruk kalau saja dia tidak menggunakan uang perusahaan asuransi milik keluarga untuk diinvestasikan. Karena krisis, perusahaannya juga harus menanggung utang miliaran dollar.
Demi lolos dari kemiskinan, Quin mencoba melakukan asset stripping. Asset stripping merupakan proses membeli perusahaan bernilai rendah lalu menjual asetnya demi mendapatkan keuntungan. Meski upaya ini ilegal di Finlandia, Quinn tetap melakukannya. Akibatnya dia harus dipenjara selama sembilan minggu.
Kondisi politik dalam negeri
Saat terjadi gejolak politik dan krisis ekonomi tahun 1998, kurs dollar yang awalnya Rp2.000 melonjak menjadi Rp15.000. Harga-harga melonjak naik dan banyak orang kehilangan pekerjaan karena perusahaan gulung tikar. Mereka yang asalnya kaya menjadi bangkrut.
Orang-orang kaya di Jerman juga mendadak bangkrut setelah Perang Dunia II. Seperti yang diceritakan dalam buku Robert T. Kiyosaki, Second Chance, orang-orang kaya bahkan membuang uang mereka di Negeri Hitler karena tidak bernilai lagi.
Harga minyak turun
Minyak masih menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan energi seluruh penduduk di dunia. Saat ini ada beberapa negara yang mengandalkan penjualan minyak untuk membangun negaranya yaitu Iran, Nigeria, Venezuela, Rusia dan Arab Saudi. Kelima negara ini mengeruk untung besar jika harga minyak naik. Namun mereka juga mengalami kerugian besar bahkan bangkrut bila harga minyak dunia turun drastis. Ini Caranya Agar Cicilan Utangmu Makin Ringan)
Bahkan, jika harga minyak tetap berada di sekitar US$ 50 per barel, dalam 5 tahun lagi negara-negara tersebut bakal kehabisan anggaran. Anggaran yang besar dalam waktu yang cepat, langsung berubah menjadi defisit karena anjloknya harga minyak. Selain itu, rendahnya harga minyak juga bakal membuat para ‘raja minyak’ bangkrut.
Butuh suntikan dana cepat untuk kebutuhan mendesak? Dapatkan Kredit Tanpa Agunan (KTA) dengan bunga murah dan cicilan ringan di sini