Selama Ari Askhara Menjabat, Awak Kabin Garuda Alami Kejangggalan Ini

Atas kasus penyelundupan Harley Davidson dan dua sepeda Brompton, lima direksi Garuda Indonesia resmi diberhentikan secara permanen oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Mereka adalah Direktur Utama Ari Askhara, Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, Direktur Human Capital Heri Akhyar, dan Direktur Operasi Bambang Adisurya Angkasa.

Ari Ashkara

Buntut dari perbuatan “direksi zalim” perusahaan pelat merah tersebut, negara harus menelan kerugian hingga Rp535 miliar.

Kebijakan Tak Wajar di Era Ari Askhara

Banyak kejanggalan yang ternyata sudah cukup lama dialami oleh Garuda Indonesia. Terutama semenjak Ari Askhara menjabat sebagai Direktur Utama.

Saking bobroknya, tak sedikit karyawan yang merasa bahagia usai pemecatan terhadap pria dengan nama asli I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra ini dilakukan.

Melansir TribunNewsmaker.com, Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) pun mendatangi Kantor Kementerian BUMN pada Senin (9/12/19).

Hal itu mereka lakukan untuk melaporkan “dosa-dosa” Ari selama memimpin maskapai berwarna biru tersebut.

Saat masih menjabat, Ari disebut telah membuat beberapa kebijakan yang menyengsarakan awak kabin.

Opname hingga berkurangnya pendapatan harus mereka telan bulat-bulat. Berikut 4 aturan nyeleneh tersebut selengkapnya:

1. Terbang jarak jauh PP nonstop

Kebijakan pertama yang amat menyengsarakan awak kabin ialah penerbangan jarak jauh PP (pulang pergi).

Tanpa menginap, mereka harus langsung kembali pulang usai menempuh perjalanan selama belasan jam. Imbas kelelahan tersebut, sebanyak 8 awak kabin harus diopname.

Dari pengakuan Hersanti, salah seorang awak kabin yang sudah bekerja selama 30 tahun itu saat tugas ke Melbourne dirinya harus menunggu transit di pesawat.

Sementara kru cockpit menginap di Melbourne. Kebijakan PP jarak jauh sendiri diterapkan Ari Askhara pada tahun ini.

(Baca juga: Mengenal BUMN Karya yang Holdingnya Dikaji Ulang)

2. Perubahan rute

Tak cukup sampai di situ, Ari bahkan diketahui telah mengubah rute penerbangan. Seperti Jakarta-Amsterdam menjadi Bali-Medan-Amsterdam.

Alhasil, banyak awak kabin yang terpaksa harus bekerja lebih lama. Selain durasi semakin tak wajar, ditambah kebijakan PP alias tidak menginap pula.

Pantas saja banyak awak kabin yang langsung “tumbang” sampai harus diopname.

3. Mutasi tanpa alasan jelas

Lebih anehnya lagi, ada kebijakan mutasi tanpa alasan jelas. Mutasi seharusnya menimbang kesejahteraan seseorang.

Sebab jika awak kabin dipindah ke luar Jakarta, maka jumlah penerbangan otomatis berkurang.

Hal ini tentu mempengaruhi uang terbang, sehingga akhirnya mereka hanya mengandalkan pendapatan berupa gaji pokok.

Belum lagi dalam masalah rotasi atau rolling, Ari dikenal sering memindahkan awak kabin yang justru memiliki performa baik.

Sekretaris Jenderal Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) Jacqueline Tuwanakotta menuturkan jika awak kabin melakukan kesalahan minor, pasti langsung dipindahkan.

Bahkan kesalahan yang seharusnya hanya disanksi pembinaan, bisa tiba-tiba langsung dikenakan grounded tidak boleh terbang. Terlalu subjektif dan tidak berdasarkan aturan jelas.

4. Perlakuan diskriminatif

Ada perlakuan yang berbeda pula antara pegawai darat, awak kabin dan pilot. Sebenarnya, isu diskriminasi sudah cukup lama terjadi di Garuda Indonesia.

Hanya saja kesenjangan ini semakin terasa sejak kepemimpinan Ari Askhara. Pramugari junior yang dianggap cantik dan disukai direksi, maka kariernya akan berjalan mulus dan akan lebih mudah untuk menjadi pramugari pesawat first class.

Dari segi pendapatan juga ada sedikit perbedaan. Cost budget untuk para awak kabin senior, justru malah ditekan habis sampai di bawah standar. Beda jauh dengan mereka yang masih junior.

5. Larangan selfie di pesawat

Buntut dari postingan seorang YouTuber bernama Rius Vernandes, Ari juga sempat mengeluarkan aturan tentang larangan selfie di dalam pesawat.

Kebijakan ini bukan hanya untuk penumpang, tapi juga awak kabin yang bertugas.

Melansir Tribun Bogor, Rius kala itu membuat vlog pengalaman terbangnya dengan Garuda Indonesia di kelas business class.

Pada menit ke sekian, ia menyoroti menu makanan yang ditulis tangan hingga viral jadi perbincangan banyak orang.

Kasus ini seharusnya bisa menjadi kritik membangun demi service yang lebih baik. Namun Ari memilih untuk memberlakukan larangan tersebut.

Skandal Pramugari dan Pelecehan Seksual

Tak hanya kasus penyelundupan saja yang habis terbongkar. Ari Askhara juga memiliki skandal menghebohkan dengan pramugari bernama Putri Novita Ramli. Akun Twitter @digeeembok membeberkan semua fakta tersebut.

Banyak keistimewaan yang didapatnya semenjak jadi gundik sang dirut. Ia dikenal sebagai pramugari paling berkuasa di base Makassar.

Selain jabatan, Putri diketahui sempat melakukan operasi plastik yang dananya ia dapatkan dari kas Garuda Indonesia.

Merasa orang terdekat Ari, Putri bak pemeran antagonis di sinetron religi. Ia memiliki “kekuatan” yang dapat mengancam berbagai pihak.

Kamu nggak tahu saya ini siapa?”, begitu kira-kira kalimat saktinya.

Bila awak kabin tidak mematuhi apa yang diinginkan, ia bisa langsung melaporkannya ke Ari hingga dijatuhkan hukuman atau bahkan diturunkan jauh dari posisi mereka.

Bukan sekedar gosip, Manager Area Garuda Indonesia di Osaka, mengalami sendiri perbuatan keji selir berhidung operasian tersebut.

Dilansir kanal Youtube Talk Show TvOne, Senin (9/12/2019), seorang pramugari senior bernama Yosephine, yang juga anggota Kru Kabin Garuda (IKAGI) mengungkap beberapa fakta mengejutkan tentang perilaku sewenang-wenang Putri.

Ia mengatakan, manajer tersebut kini bahkan harus menerima nasib karena hanya dijadikan tukang angkat galon di crew center.

Selama Ari menjabat, beberapa pramugari juga kerap mengalami pelecehan seksual. Ia sering berkeliling ke Garuda Training Center untuk masuk ke kelas pramugari.

Jika ada yang menurutnya cantik dan bertubuh molek, Ari biasanya langsung meminta nomor telepon.

Selanjutnya pramugari tersebut diberi kesempatan bertugas di pesawat Boeing 777 atau terbang ke Eropa. Perlakuan ini jelas membuat para pramugari menjadi terkotak-kotakan.

(Baca juga: Arah Baru, 5 Deputi Kementerian BUMN Jadi Bos di BUMN)

Begitulah sadisnya Ari Askhara selama menjabat sebagai direktur utama Garuda Indonesia. Semoga habis ini, maskapai tersebut bersih dari segala praktik tak wajar.

Erick Thohir memang gencar melakukan gebrakan yang patut diacungi jempol. Selain “bersih-bersih” Garuda Indonesia, pengusaha media ini beberapa kali sudah merombak pejabat eselon I di kementerian pimpinannya.

Lebih dari itu, Pertamina, Bank Mandiri, BTN, Sarinah, dan PANN juga tak luput dari bidikan mantan pemilik klub bola Inter Milan tersebut.