Perbedaan Wanita dan Pria Ketika Belanja

Perbedaan Wanita dan Pria Ketika Belanja

Julukan “gila belanja” lebih sering disematkan pada wanita. Bagi wanita, belanja bukan sekadar kebutuhan melainkan hobi. Karenanya, banyak iklan komersial dan produk yang menargetkan wanita sebagai pembeli potensial dibandingkan pria.

Berdasarkan survei Indonesia’s Hottest Insight yang dilakukan Gramedia Majalah tahun 2013, benda yang membuat wanita paling boros adalah pakaian dalam. Ya, dari 11 jenis pembelanjaan wanita, produk pakaian dalam menempati urutan pertama dengan persentase 96%.

Selanjutnya belanja atasan seperti blus dan kemeja berada di angka 87%, pembelian produk bawahan termasuk jins, celana kantor, dan rok sebesar 86%. Disusul pembelian kaos 84%, tas kasual 75%, dan sepatu 67%.

Survei dilakukan di sembilan kota besar di Indonesia dengan 3.000 responden wanita berusia 13-50 tahun. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling secara berkala.

Meski demikian, bukan berarti kaum Adam tidak suka belanja lho. Berdasarkan survei yang sama, para pria juga impulsif belanja jika produk yang dibeli berhubungan dengan hobi mereka. Misalnya belanja kaus bola asli dari klub bola favorit, perlengkapan otomotif, bahkan yang berhubungan dengan grup musik favorit.

Baik pria dan wanita sama-sama suka belanja meski intensitas dan jenis produk yang dibeli tidak sama. Apa lagi yang membedakan keduanya saat belanja?

Pria malas menawar harga Vs wanita menawar harga

Soal ini pasti tidak asing lagi. Saat belanja di pasar, ibu-ibu rela ngotot menawar harga demi perbedaan Rp100. Selama proses tawar menawar memungkinkan, maka wanita akan bernegosiasi demi mendapatkan harga semurah mungkin.

(Baca juga: 7 Kebiasaan yang Bedakan Orang Kaya dan Orang Miskin)

Ada banyak taktik belanja yang digunakan wanita untuk mendapatkan harga murah. Pertama dengan menawar harga serendah mungkin. Ini dilakukan karena penjual juga sengaja menaikkan harga setinggi mungkin.

Kedua, taktik meninggalkan penjual. Merasa harga tetap mahal, wanita pun melenggang meninggalkan si penjual. Kalau sudah begini penjual akan memanggil dengan tawaran harga lebih murah.

Ketiga, menggabungkan pembelian. Cara ini bisa dilakukan kalau memang berniat membeli dalam jumlah banyak atau belanja beramai-ramai. “Dikeroyok” pembeli yang akan memborong akan membuat penjual menurunkan haraga daripada tidak laku sama sekali.

Sebaliknya para pria cenderung malas menawar. Alasannya karena malas berdebat, gengsi, kasihan pada penjual, tidak ingin membuang-buang waktu, dan merasa harga setelah ditawar pun tidak jauh berbeda.

Pria membeli barang sesuai kebutuhan Vs Wanita membeli sesuai diskon

Tahukah kamu kalau papan pengumuman diskon di supermarket dan mal sengaja berwarna merah agar kontras dan mudah menyedot perhatian? Dan wanita pasti menoleh dua kali saat melihat diskon 50% atau beli satu gratis satu.

Ya, diskonlah yang pertama kali dilihat wanita. Perihal butuh atau tidaknya barang tersebut jadi urusan belakangan. Semakin besar diskon, semakin sayang jika tidak dibeli.

Di sinilah prinsip “lebih baik menyesal saat membeli daripada menyesal karena tidak beli” berlaku. Kalau akhirnya tidak dibutuhkan, toh bisa diberi pada orang lain. Yang penting tidak melewatkan momen diskon besar-besaran.

Sedangkan pria cenderung menggunakan logika sebelum membeli. Meski jika berkaitan dengan hobi dan kepuasaan batin, pria juga bisa menyampingkan rasio. Inilah yang bisa membuat belanja pria lebih mahal dibandingkan wanita.

(Baca juga: 7 Hal Ini Sering Membuat Wanita Menyesal Setelah Belanja)

Pria lebih cuek Vs Wanita lebih ‘kepo’

Saat melihat kerumunan orang, wanita akan merasa penasaran. Misalnya saat ada kerumunan ibu-ibu yang mengelilingi etalase kemeja yang ternyata diskon. Meski baru minggu lalu membeli kemeja, wanita mudah tergoda untuk ikut “mengubek-ubek” tumpukan baju tersebut. Tapi pria akan lebih cuek karena alasan malas desak-desakan.

Pria lebih ringkas Vs Wanita lama memilih

Ketika sudah mendapatkan barang yang diinginkan, pria langsung menuju kasir. Sedangkan wanita selain lebih lama memilih, lebih lama mencoba di ruang ganti, saat berjalan ke kasir pun kembali tergoda dengan barang lain.

Pria percaya dengan dirinya sendiri Vs Wanita butuh pendapat orang lain

“Bagus nggak?” adalah kalimat wanita ketika meminta opini orang lain. Jika tanggapan orang lain negatif, maka wanita akan semakin galau meski barang tersebut memang benar-benar dibutuhkan. Dijawab cocok pun, wanita tetap menimbang-nimbang.

Di sisi lain pria, selama dia nyaman dan suka dengan produk tersebut tidak peduli dengan pendapat orang lain. Inilah kenapa wanita lebih senang menggandeng teman, pacar, saudara, atau orangtua saat belanja. Supaya saat barang sudah telanjur dibeli, dia tidak menyesal karena orang-orang bilang tidak cocok.

Pria tidak melihat merk barang  Vs wanita melihat merk

Memakai barang branded dinilai bisa menaikkan gengsi dan percaya diri. Tidak bisa membeli Louis Vuitton yang asli, wanita akan mengincari KW super dari merek tas tersebut. Bahkan wanita akan menabung berbulan-bulan demi bisa membeli barang bermerk.

Jika membeli tas murah dan tas tersebut ternyata cepat rusak, wanita akan menyalahkan kualitas tas tersebut. Tapi giliran tas mahal dan cepat rusak, wanita akan menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa menjaga barang tersebut dengan baik. Sebesar inilah pengaruh merek.

Di sisi lain banyak pria yang tidak peduli dengan merek. Selama bagus dan nyaman dipakai, pria akan oke-oke saja. Nah, kebiasaan belanja yang mana yang paling sesuai dengan kamu?

Kartu kredit yang tepat dapat membantu kamu menghemat uang belanja. Dapatkan kartu kredit terbaik di CekAja!