Tak Cuma Corona, Ini Daftar Peristiwa Pengguncang Ekonomi Dunia
5 menit membacaBanyak peristiwa yang terjadi selama kurun waktu 20 tahun terakhir atau sejak era milenium pertama kali dimulai. Beragam peristiwa mulai dari bencana alam, aksi terorisme, wabah penyakit, isu politik, hingga isu ekonomi banyak terjadi pada kurun waktu tersebut.

Pergantian tahun dari era 90-an menuju milenium atau 2000-an, memang memberikan harapan baru bagi kehidupan manusia.
Era baru tersebut diharapkan mampu memberikan berkah tersendiri bagi setiap orang, tetapi pada kenyataannya justru tidak berjalan secara mulus.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada medio 2000-an memberikan dampak tersendiri bagi sendi-sendi kehidupan manusia, tak terkecuali pada sektor ekonomi dunia.
Banyak peristiwa yang terjadi justru mengguncang perekonomian dunia. Guncangan terhadap ekonomi dunia itu pun menimbulkan efek domino pada sektor lainnya.
Tak heran jika peristiwa-peristiwa yang terjadi selama periode tersebut masuk ke dalam catatan sejarah dunia.
Berikut ini beberapa peristiwa yang pernah mengguncang perekonomian dunia selama 2 dasawarsa ke belakang.
1. Tragedi 11 September 2001

Mungkin masih lekat di benak banyak orang, betapa mencekamnya Tragedi 11 September 2001 atau yang kerap disebut Serangan 9/11.
Kala itu, empat pesawat komersil yang penuh dengan penumpang dibajak oleh kelompok teroris Al-Qaeda dan kemudian ditabrakkan ke Gedung World Trade Center (WTC) yang ada di New York, Amerika Serikat (AS).
Sejarah mencatat bahwa Al-Qaeda menabrakkan empat pesawat langsung ke Gedung WTC yang kemudian meruntuhkan struktur bangunan tersebut dan menimbulkan ribuan korban jiwa, baik luka-luka maupun meninggal dunia.
Meski terjadi di AS, dampak mengerikannya begitu terasa di seluruh dunia. Salah satu yang paling terpukul adalah sektor ekonomi lantaran pasar saham di seluruh dunia langsung ditutup demi mengantisipasi adanya kemungkinan aksi teror lainnya.
Pemerintah AS pun juga langsung menutup Bursa Efek New York sesaat setelah Gedung WTC luluh lantah pada 9 September 2001 siang. George Walker Bush yang kala itu menjadi Presiden AS bahkan menyiapkan US$100 miliar untuk mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi.
Dampak lainnya dari serangan 9/11 adalah penurunan tajam kurs dolar AS terhadap beberapa mata uang seperti Yen, Euro, dan Poundsterling.
Selang sehari setelah tragedi tersebut, beberapa pasar saham di Eropa mengalami penurunan. Di Inggris turun 5,7 persen, Spanyol turun 4,6 persen, dan di Jerman turun hingga 8,5 persen.
Depresiasi juga turut terjadi di pasar saham Amerika Selatan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Brasil sempat turun 9,2 persen, kemudian di Argentina sebesar 5,2 persen, dan di Meksiko sebesar 5,6 persen.
Serangan 9/11 juga membuat harga emas dunia meningkat tajam, dari sebelumnya US$215,5 per gram menjadi US$287 per gram.
Pada saat yang sama, Indeks Dow Jones dan Nasdaq pun turun ke titik terendahnya. Indeks Nasdaq yang merupakan bursa untuk memperdagangkan saham perusahaan-perusahaan kecil terbanting ke level 1.470,93 dan itu merupakan posisi terendahnya sejak Oktober 1998.
The Fed, bank sentral AS pun sempat memangkas suku bunga menjadi hanya 3 persen akibat tragedi itu guna mendorong pemilik uang menggunakan dollarnya untuk hal-hal produktif.
2. Bangkrutnya Lehman Brothers

Lehman Brothers merupakan salah satu bank investasi terbesar nomor 4 di AS pada medio awal 2000-an.
Pesatnya pertumbuhan Lehman Brothers tak terlepas dari gairah pasar perumahan Negeri Paman Sam pada 2001, terutama sejak peristiwa serangan 9/11.
Pasar perumahan yang sangat berkembang kala itu, membuat Lehman Brothers tergiur dengan segala keuntungannya.
Hal itu membuat Lehman Brothers turut menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke masyarakat dengan berpenghasilan tetap, maupun tidak tetap dengan sejarah kredit buruk atau belum memiliki sejarah kredit sama sekali, yang disebut sebagai subprime mortgage.
Subprime mortgage sendiri memiliki risiko tinggi. Karena tinggi akan risiko kredit masalah atau non-performing loan (NPL) akibat ketidakmampuan membayar cicilan oleh masyarakat.
(Baca Juga: 5 Perusahaan Besar yang Tadinya di Atas Angin dan Berakhir Bangkrut)
Subprime mortgage ini sendiri, merupakan awal terciptanya krisis ekonomi global pada 2008 dan Lehman Brothers menjadi salah hal korban, sekaligus yang membuat krisis tersebut meluas.
Kebangkrutan yang terjadi pada September 2008, membuat Lehman Brothers menjadi bank investasi besar pertama, yang benar-benar mengalami kolaps sejak terjadinya krisis pada akhir 2007.
Bangkrutnya Lehman Brothers pun menimbulkan intensitas krisis yang lebih meluas ke seluruh dunia, dan juga menekan pasar saham di negara-negara di luar AS.
Pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers sontak membuat pembukaan perdagangan di Wall Street kala itu penuh dengan kepanikan.
Pasalnya, Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot hingga 300 poin sesaat setelah adanya pengumuman tersebut. Saham Lehman Brothers pun jatuh 93 persen menjadi hanya US$26 sen per lembarnya.
Sementara itu, Indeks Nasdaq Composite juga terpangkas 3,6 persen kala itu dan menjadi penurunan terburuk sejak Maret 2003.
Di Eropa, indeks FTSE London pun ikut turun sebesar 3,92 persen, indeks Paris CAC 40 terperosok 3,78 persen dan menjadikannya yang terburuk sejak peristiwa serangan 9/11.
Kebangkrutan Lehman Brothers juga berdampak pada terguncangnya Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ketika itu ditutup dengan penurunan sebesar 4,7 persen atau 84,81 poin ke level 1.719,25, yang menjadikannya sebagai penurunan terburuk sejak Maret 2007.
Hal itu pun diikuti dengan aksi jual bersih alias net sell, oleh para investor dengan melepas 444.776.992 unit saham.
Dampak paling parah tentunya diterima AS, karena resmi dinyatakan dalam kondisi resesi oleh National Bureau of Economic Research (NBER) pada November 2008.
Pada Desember 2008, The Fed menurunkan suku bunganya hingga level 0,25 persen yang merupakan level terendah dalam sejarah.
3. Wabah Virus Corona

Peristiwa berikutnya yang mengguncang perekonomian dunia adalah wabah virus Corona. Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan wabah virus Corona yang berasal dari Wuhan, China.
Penyebarannya yang sangat cepat dan banyaknya korban yang meninggal, membuat dunia dalam kepanikan luar biasa.
Hanya dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan, wabah virus Corona telah menyebar ke banyak negara di Benua Asia dan Eropa.
Berbagai dampak akibat wabah virus Corona pun mulai bermunculan, tak terkecuali terhadap ekonomi global.
Banyak ahli ekonomi kemudian yang menyatakan, bahwa dampak virus Corona bisa lebih buruk dari krisis global 2008 jika tidak ditangani dengan baik.
Seperti kita ketahui, bahwa China adalah pabrik bagi banyak produk-produk kenamaan dunia.
Adanya wabah virus Corona ini pun mau tak mau berdampak pada perusahaan-perusahaan seperti Apple, Jaguar, Land Rover, dan Volkswagen yang pabriknya ada di China.
Akibat virus Corona, pabrik di China hanya beroperasi 60 persen hingga 70 persen dari kapasitas mereka.
(Baca Juga: Cara Pinjam Uang Lewat UangTeman dan Serba-serbinya)
Sektor smartphone menjadi salah satu yang paling terpukul akibat wabah virus Corona ini, mengingat China adalah produsen dan pengekspor terbesar smartphone beserta perangkatnya di dunia.
Adapun iPhone Apple menjadi salah satu smartphone yang mengalami masalah tersebut, karena memiliki pabrik di China.
Apple sendiri bahkan pada 17 Februari 2020 mengumumkan bahwa pasokan iPhone di seluruh dunia akan dibatasi untuk sementara waktu, imbas dari wabah virus Corona.
Hal tersebut semakin dikuatkan dengan riset dari Canalys, yang menyebutkan bahwa ada penurunan pengiriman smartphone di China hingga 50 persen selama Oktober 2019 hingga Maret 2020.
Sementara itu, wabah virus Corona juga ikut memberikan dampak negatif terhadap perdagangan saham dunia.
Saham Australia dan Selandia Baru masing-masing turun 2,2 persen dan 3,2 persen pada awal perdagangan Senin lalu. Hal sama juga terjadi pasar saham Jepang yang dibuka turun 1,4 persen.
Dalam kondisi seperti sekarang, ekonomi Indonesia dan dunia boleh saja terguncang. Tapi jangan sampai ekonomi keluarga kamu ikutan bergoyang ya.
Cara paling aman, adalah mencari penghasilan sampingan dengan berdagang. Untuk modal awalnya tidak perlu dipusingkan, kamu bisa mengajukan pinjaman melalui layanan pinjaman online UangTeman, yang sudah terdaftar dan memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ajukan pinjaman UangTeman melalui CekAja.com, sekarang juga!