6 Destinasi Wisata Sejarah Memperingati Hari Kemerdekaan

Tujuh belas Agustus tahun empat lima. Itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka nusa dan bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia. Merdeka!

Potongan lirik lagu Hari Merdeka tersebut mengingatkan kita bahwa tidak lama lagi Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan yang ke-72. Tentu momen ini menjadi momen penting bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pasalnya, setelah 350 tahun dijajah Belanda dan 3,5 tahun dijajah Jepang, akhirnya bulan Agustus 72 tahun yang lalu, bangsa Indonesia resmi dinyatakan sebagai negara merdeka.

Mengenang Jasa Pahlawan di Hari Kemerdekaan

Hari kemerdekaan tentu berkaitan erat dengan jasa pahlawan kita. Bagaimana tidak? Jika mengulas lagi sejarah kemerdekaan Indonesia, lekat di ingatan kita  perjuangan para pahlawan yang mati-matian merebut kemerdekaan dari negara penjajah. Hingga setelah banyak pergolakan, akhirnya naskah proklamasi kemerdekaan RI dibacakan oleh Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1945.

Merayakan Hari Kemerdekaan RI dengan Wisata Sejarah

Dalam rangka menyambut ulang tahun Indonesia, tak ada salahnya kita berwisata ke tempat bersejarah yang menjadi saksi bisu masa-masa perjuangan melawan penjajah, hingga masa menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia. Selain melepas penat, perjalanan ke tempat ini bisa sekaligus menambah pengetahuan sejarah kita.

Tempat rekreasi sejarah di hari kemerdekaan:

1. Tugu Proklamasi

Hari kemerdekaan Indonesia tidak bisa dipisahkan dari Tugu Proklamasi yang berada di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Dulunya, lokasi tempat berdirinya Tugu Proklamasi ini disebut Jalan Pegangsaan Timur No. 56, dan menjadi tempat pembacaan teks proklamasi untuk pertama kalinya.

Terdapat patung Bung Karno yang sedang memegang naskah proklamasi didampingi dengan patung Bung Hatta. Di tengahnya, terdapat naskah proklamasi berukuran besar. Awalnya tempat ini merupakan rumah Bung Karno, namun dihancurkan atas permintaannya sendiri.

2. Gedung Joeang ’45

Awalnya gedung Joeang ’45 yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat ini merupakan sebuah hotel yang dinamai Hotel Schomper. Nama hotel ini diambil dari nama pemiliknya yaitu L.C Schomper.

Setelah Jepang menguasai Batavia, hotel ini diambil alih oleh pemuda Indonesia dan dijadikan tempat diadakannya program pendidikan politik untuk pemuda Indonesia yang dibiayai oleh pemerintah Jepang. Di gedung ini, kita bisa melihat mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden pertama.

Selain itu ada pula koleksi foto dan lukisan yang menggambarkan perjuangan kemerdekaan tahun 1940-1950an, patung-patung pejuang kemerdekaan, dan bahkan bioskop yang menayangkan film dokumenter dan film perjuangan lama.

3. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Pada masa kependudukan Jepang, museum ini merupakan kediaman Laksamana Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat.

Museum ini terdiri dari empat ruangan. Ruang pertama adalah ruang kantor Laksamana Maeda dan menjadi tempat dimana naskah proklamasi dirumuskan. Ruang kedua merupakan tempat Bung Karno dan Bung Hatta rapat bersama pengurus lain seperti Soediro dan BM Diah pada pukul 3 subuh.

Di ruang ketiga terdapat piano tempat Bung Karno dan Bung Hatta menandatangani naskah proklamasi. Dan di ruang terakhir, terdapat benda-benda seperti pulpen, jam tangan, hingga baju-baju para tokoh yang hadir dalam perumusan naskah proklamasi.

4. Monumen Nasional

Monumen yang menjadi destinasi wajib tiap pelancong luar Jakarta ini diresmikan pembangunannya oleh Bung Karno pada tahun 1961 untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan.

Memiliki tinggi bangunan hingga 132 meter, pada bagian dasar monumen ini terdapat museum sejarah Indonesia yang memiliki 51 diorama yang menampilkan sejarah Indonesia, dari masa pra sejarah hingga orde baru. Pada bagian cawan, terdapat ruangan tempat menyimpan naskah asli proklamasi dan rekaman suara Bung Karno saat membacakannya pertama kali.

Di bagian pelataran puncak, terdapat teropong untuk menikmati pemadangan penjuru kota Jakarta lebih dekat. Dan pada puncaknya, terdapat mahkota lidah api yang dilapisi emas seberat 35 kilogram.

5. Rumah Rengasdengklok

Terletak di Karawang, Jawa Barat, rumah Rengasdengklok jadi saksi bisu peristiwa penting yang berkaitan dengan hari kemerdekaan. Sebelum Bung Karno memploklamirkan hari kemerdekaan Indonesia, para golongan muda seperti Soekarni, Cahirul Saleh, dan Wakani menculik Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyegerakan hari kemerdekaan.

Rumah ini merupakan milik seorang pengusaha asal Tiongkok bernama Djiaw Kie Siong. Djiaw merupakan sosok yang jauh dari kegiatan politik. Namun kediamannya terletak bersebelahan dengan markas PETA (Pembela Tanah Air). Rumah Djiaw dipilih karena dianggap paling aman dari serangan.

6. Monumen Kebulatan Tekad Rengasdengklok

Terletak tak jauh dari Rumah Rengasdengklok, monumen ini didirikan di tanah bekas markas PETA. Di monumen ini, terdapat sebuah tugu dengan bentuk tangan mengepal yang menyimbolkan kebulatan tekad, dan sebuah bola bertuliskan ’17 Aug 1945′. Di bawahnya terdapat penopang bertuliskan teks proklamasi. Di sekeliling tugu, berdiri dinding dengan relief yang menggambarkan peristiwa Rengasdengklok.