7 Alasan Penting Pengajuan Kartu Kredit Kamu Ditolak

Peminat kartu kredit di Indonesia setiap tahunnya semakin bertambah. Manfaat kemudahan transaksi menjadi daya tarik utama orang-orang untuk mengajukan pembuatan kartu kredit.

7 Alasan Penting Pengajuan Kartu Kredit Kamu Ditolak

Namun tidak sedikit yang mesti gigit jari lantaran pengajuan kartu kredit ditolak. Apa yang menyebabkan terjadinya penolakan tersebut?

Mengajukan kartu kredit memang tidak mudah, bahkan orang yang dianggap mampu dengan penghasilan tetap tiap bulan belum tentu bisa mendapatkannya.

Tak jarang pengajuan harus dilakukan berkali-kali dan beberapa kali juga harus mendapat penolakan dari pihak bank. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Sebelum menolak atau menyetujui permohonan pembuatan kartu kredit seseorang, bank sudah melakukan verifikasi tentang kelayakan seseorang untuk memiliki kartu kredit. Setidaknya ada 7 kemungkinan mengapa pengajuan kartu kredit ditolak.

7 Alasan Pengajuan Kartu Kredit Ditolak

1. Riwayat Kredit Buruk

Riwayat hutang yang buruk biasanya menjadi alasan utama pengajuan kartu kredit ditolak. Riwayat cicilan yang menunggak misalnya menjadi gambaran bahwa kamu pernah menjadi debitur dengan kredit macet.

Ini berpotensi menyebabkan gagal bayar jika memiliki kartu kredit. Risiko gagal bayar inilah yang coba dihindari bank.

Bank menilai riwayat kredit calon nasabahnya dengan mempelajari kolektibilitas kreditnya. Setidaknya ada lima poin yang mendasari penilaian kolektibilitas kredit seseorang yakni:

– Kualitas 1, status lancar, artinya debitur atau peminjam tidak pernah menunggak cicilan.

– Kualitas 2, status dalam perhatian khusus (DPK), artinya debitur atau peminjam menunggak dalam tempo 1 – 90 hari.

– Kualitas 3, status kredit kurang lancar, artinya debitur atau peminjam menunggak dalam kurun waktu 91 – 120 hari.

– Kualitas 4, status diragukan, artinya debitur atau peminjam menunggak dalam kurun waktu 121 – 180 hari.

– Kualitas 5, status macet, artinya debitur atau peminjam menunggak lebih dari 180 hari.

Jika ingin mengajukan pembuatan kartu kredit pastikan sudah menyelesaikan semua kredit. Jangan sampai menyisakan hutang yang memperburuk riwayat kredit dan membuat bank berpikir ulang ketika hendak memberikan pinjaman.

2. Jumlah Minimum Penghasilan Tidak Memenuhi Syarat

Umumnya bank di Indonesia memberikan batas minimum penghasilan pengguna kartu kredit sebesar Rp3 juta perbulan, itupun untuk limit paling kecil. Jika ingin limit besar maka gaji kotor harus lebih dari Rp3 juta.

Alasan lain pengajuan kartu kredit ditolak juga berkaitan dengan hal ini. Pasalnya banyak calon nasabah mengajukan kartu kredit dengan limit besar padahal gaji masih terbilang stkamur. Pengajuan seperti ini otomatis langsung ditolak bank.

kartu kredit juga sangat sulit dimiliki oleh para pekerja lepas dengan penghasilan tak menentu. Meski pendapatan freelancer besar, namun bank sangat selektif memilih calon nasabahnya. Memang, kamu dapat menyerahkan SPT tahunan sebagai pengganti slip gaji.

Bank akan mengecek apakah jumlah minimum pendapatan para pekerja lepas masih dalam batas aman jika diberi kartu kredit. Sayangnya masih banyak bank belum membuka diri untuk memberikan kartu kredit bagi para pekerja lepas.

3. Dokumen yang Bermasalah

Dokumen yang kurang lengkap juga bisa menjadi salah satu alasan pengajuan kartu kredit ditolak. Umumnya dokumen yang diminta saat pengajuan kartu kredit antara lain fotokopi ktp, NPWP, slip gaji dan rekening koran tiga bulan terakhir.

Salah satu ada yang kurang maka pengajuan auto ditolak. Sering juga calon nasabah kedapatan memalsukan dokumen, yakni slip gaji dengan menaikkan jumlah gaji bulanan.

Tujuannya adalah agar dapat mengajukan kartu kredit dengan limit tinggi. Jangan kira bank akan terkecoh jika kamu memalsukan penghasilan, karena memiliki tim surveyor yang tahu betul berapa pendapatan bulananmu. 

4. Tidak Mengajukan di Bank Tempat Menabung

Memang sejumlah bank memberi keterangan bahwa pemohon kartu kredit tidak mesti memiliki rekening bank lebih dulu.

Artinya nasabah dari bank lain pun terbuka untuk melakukan pengajuan. Namun pada prakteknya tetap saja nasabah lama yang diutamakan, kesempatan kamu mendapatkan kartu kredit pun sangat rendah.

Hal ini dikarenakan bank mesti melakukan verifikasi lebih keras pada kondisi finansialmu, yang tidak tercatat dalam data nasabah mereka.

Lain soal jika kamu memiliki rekening payroll di sebuah bank. Mereka sudah memiliki data pribadimu tentang riwayat penggunaan uang dan ketersediaan saldo.

5. Mengajukan Banyak Kartu Kredit

Mengajukan lebih dari satu kredit dalam satu waktu bukanlah pilihan bijak. Sebab ketika kamu berusaha mendapatkan banyak kartu kredit ada indikasi kamu sedang butuh dana besar dalam waktu singkat.

Ini berpotensi menyebabkan hutang bertumpuk dan mendatangkan kredit macet. Bank Indonesia memang memberi keleluasaan untuk setiap orang memiliki lebih dari satu kartu kredit dengan catatan penghasilan sudah berada di atas Rp10 juta per bulan.

Memiliki lebih dari satu kartu kredit memang menyenangkan, karena lebih banyak promo dan diskon yang bisa didapatkan. Namun ketika kredit macet maka riwayat utang seketika kurang baik di mata bank.

6. Kredibilitas Perusahaan Tempat Bekerja

Selain persoalan gaji, ternyata kredibilitas perusahaan juga mengambil peran dari ditolak atau tidaknya pengajuan kartu kredit.

Perlu kamu ketahui bahwa perbankan di Indonesia memiliki daftar perusahaan dengan reputasinya yang bersumber dari banyak pihak terutama Bank Indonesia.

Perusahaan yang tercatat memiliki kredit macet pada Bank Indonesia, kemungkinan besar tak akan meloloskan pengajuan kartu kredit para karyawannya.

Sebelum melakukan pengajuan pastikan perusahaanmu tak pernah terbelit masalah keuangan apapun.

7. Kredibilitas Calon Nasabah

Bank juga ternyata mempertimbangkan soal kredibilitas calon nasabah. Yakni dengan menilai bagaimana perilakunya selama bekerja, orang yang sering berpindah pekerjaan akan masuk dalam daftar pengajuan yang ditolak.

Karena dianggap tidak memiliki pendapatan tetap untuk jangka waktu tertentu dan dinilai tidak loyal pada kewajibannya. Hal ini memungkinkan adanya kredit macet karena nasabah tidak memenuhi kewajibannya membayar kredit.

Itulah beberapa alasan yang menyebabkan pengajuan pembuatan kartu kredit ditolak. Lantas bagaimana cara mengajukan kartu kredit dengan cepat dan diterima bank?

Trik Mudah Mengajukan Kartu Kredit

Buat kamu yang menginginkan kartu kredit dalam waktu cepat, mungkin beberapa trik dibawah ini dapat membantu:

1. Membuka Rekening Pada Bank Penerbit

Jika pengajuan kartu kredit ditolak, sebaiknya kamu lebih bersabar. Upayakan untuk membuka rekening tabungan lebih dulu dengan saldo mengendap.

Hal ini memudahkan pihak bank melakukan verifikasi mengenai alur kas keuangan kamu sehingga pengajuan dapat diloloskan. Namun biasanya bank akan menilai alur kas nasabah minimal dalam tiga bulan penggunaan.

Ciptakan riwayat penggunaan rekening yang baik, misalnya sering bertransaksi menggunakan kartu debit dan menyalurkan pendapatan atau gaji bulanan ke rekening tersebut.

Upaya ini diakui beberapa orang selalu berhasil menjadi jurus jitu mendapatkan kartu kredit dengan cepat.

2. Cari Bank yang Berikan Peluang Besar

Pengajuan kartu kredit perdana diakui nasabah sulit didapat. Setidaknya mereka sudah mencoba ke lebih dari dua bank namun pengajuan pembuatan kartu kreditnya selalu ditolak.

Perbankan di Indonesia terutama untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang dikenal sangat selektif dalam meloloskan pengajuan kartu kredit. Sebagian besar yang lolos sudah lebih dulu punya riwayat kartu kredit dari bank lain.

Nah ada beberapa pilihan bank yang bisa kamu jadikan pilihan dalam mengajukan kartu kredit perdana, diantaranya Maybank, CIMB Niaga, Danamon dan Bank Mega.

Keempatnya dikenal sangat ramah terhadap nasabah baru yang tergolong fresh graduate yakni berusia minimal 21 tahun dengan pendapatan minimal Rp3 juta. Buat kamu yang baru merintis karir cobalah lakukan pengajuan ke-4 bank tersebut.

3. Ajukan Limit Rasional

Seringkali pengajuan kartu kredit ditolak bank lantaran permintaan jumlah limit yang tidak proporsional dengan pendapatannya.

Jika kamu adalah seorang fresh graduate sebaiknya pilih limit paling kecil meski gaji sudah setara dengan kelas middle. Dengan begitu persentase diterimanya pengajuan kartu kredit bisa lebih tinggi dan lebih cepat.

Limit kecil artinya proporsi hutang tidak akan melebihi jumlah pendapatan bulanan sehingga bisa menghindari resiko kredit macet.

Pilihlah kartu kredit yang sesuai dengan kebutuhan, pergunakan dengan bijak dan jangan menjadikannya sebagai kartu utang.

Ingat kartu kredit adalah kartu untuk transaksi belanja, banyak promo reward dan redeem poin yang menguntungkan.

Manfaatkan keuntungan tersebut untuk menghemat pengeluaran bukan menambah beban kebutuhan karena adanya cicilan.

Berhutang boleh saja, namun sesuaikan dengan kesanggupan membayar, idealnya adalah hutang tidak lebih dari 15% pendapatan atau gaji bulanan.

4. Berikan Jaminan

Hal ini berlaku bagi kamu yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau tanpa slip gaji resmi. Bank memang urung menerbitkan kartu kredit pada calon nasabah tanpa slip gaji namun ada pengecualian bagi mereka yang memberikan jaminan.

Misalnya properti berupa tanah, ruko atau rumah atau logam mulia. Jaminan ini menjadi bukti bahwa jika kita mengalami gagal bayar hutang tetap bisa diselesaikan dengan jaminan bernilai tinggi.

Tidak semua bank memberlakukan kebijakan ini, cobalah mencari tau ke banyak bank dan bandingkan mana yang terbaik.