Cara Budidaya Bawang Merah Anti Hama Hingga Panen

Budidaya bawang merah menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan. Bagaimana tidak, umbi yang biasa dijadikan sebagai bumbu dapur ini selalu dibutuhkan masyarakat Indonesia.

Harga jualnya juga stabil, bahkan selalu terjual mahal saat momen hari raya dan akhir tahun.

Cara Budidaya Bawang Merah Anti Hama Hingga Panen

Tanaman dengan nama latin Allium Ascalonicum ini sangat mudah untuk dilakukan budidaya. Pastikan pula kamu mengetahui cara antisipasi hinggapnya hama, agar budidaya bawang merah sukses besar. Berikut cara budidaya bawang merah, mulai dari pemilihan bibit hingga masa siap panen.

Kelebihan Budidaya Bawang Merah

Banyak Manfaat

Bawang merah memiliki banyak manfaat. Mulai dari untuk kebutuhan bumbu dapur, hingga dijadikan obat untuk mencegah mual dan muntah.

Bawang merah juga dapat meningkatkan kesehatan karena kandungan vitamin C, B6, B9, yang berguna untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi, membantu pembentukan sel darah merah, dan sederet manfaat lainnya.

Laku Keras di Pasaran

Dengan banyaknya manfaat bawang merah, maka permintaan pasar pun selalu ada untuk tanaman yang satu ini.

Bawang merah bisa dijual di daerah mana saja (baik di daerah desa maupun perkotaan), dengan harga yang relatif sama. Harga jualnya memang terbilang stabil.

Cara Budidaya Bawang Merah

1. Memilih Bibit

Langkah pertama dalam budidaya bawang merah adalah memilih bibit. Tanaman bawang merah ditanam dengan cara menaruh umbi. Pastikan umbi bawang merah yang dijadikan bibit berkualitas baik.

Ciri-cirinya adalah warna bawang yang mengkilat, tidak keropos atau terlihat dirusak hama maupun terkena penyakit hama.

Berat umbi yang dijadikan bibit sekitar 3 sampai 4 gram. Bibit direndam dahulu dengan cairan Hormon Organik sehari sebelum ditanam, selama 10 menit saja.

Kemudian, taburi dengan serbuk Gliocladium dan Trichoderma yang bisa dibeli di toko kebutuhan pertanian. Tujuannya adalah untuk mencegah penyakit pada bibit. Potong bagian atas umbi sedikit sebelum ditanam.

2. Mengolah Lahan

Budidaya bawang merah dilakukan di atas tanah yang sudah diolah sedemikian rupa, serta aerasi yang baik. Cara mengolah lahan budidaya bawang merah yakni dengan membajak tanah dengan kedalaman 30 cm, lalu taburkan pupuk kandang dan serbuk Gliocladium dan Trichoderma. Biarkan selama seminggu.

Lalu, buat lah bedengan dengan tinggi sekitar 30 cm dan lebar 75 cm. pasang mulsa plastik untuk menjaga kelembaban tanah dan mencegah tumbuhnya rumput liar.

3. Menanam Bibit

Sebelum memasukkan bibit ke tanah, basahi dulu tanah tersebut. Lalu dilubangi sesuai penempatan setiap satu bibit dengan jarak 15 cm x 15 cm, 15 cm x 20 cm, atau 20 cm x 20 cm.

Tak perlu memasukkan bibit terlalu dalam ke tanah, cukup sekadar tertutup dengan tanah saja.

(Baca Juga: Budidaya Ternak Jangkrik, Peluang Bisnis yang Belom Banyak Orang Tahu)

4. Memelihara Pertumbuhan

  • Pemberian Nutrisi

Cara budidaya bawang merah selanjutnya adalah dengan memelihara dan memantau pertumbuhan bibit. Setelah 7 hari ditanam, berikan semprotan POC GDM sebanyak 2 gelas air mineral untuk setiap tangkinya seminggu sekali.

Fungsinya untuk mendorong pertumbuhan bawang merah agar lebih maksimal. Penyemprotan dilakukan pagi hari pukul 09.00 dan sore hari pukul 16.00.

Saat bawang merah berusia 10 hari, 20 hari dan 35 hari, baru diberi pupuk anorganik. Pemberian pupuk anorganik sebenarnya merupakan pilihan.

Sebab saat ini sudah banyak pelaku usaha budidaya bawang merah organik yang tak menggunakannya. Harga jual bawang merah organik tentu saja lebih mahal, karena membutuhkan pemeliharaan yang ekstra.

  • Penyiraman

Tanaman bawang merah harus disiram dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Jika hujan atau embun turun, penyiraman dengan air bersih juga diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit.

Setidaknya, kamu harus tahu kebutuhan penyiraman ini diperlukan agar tanaman tidak layu. Jika ada tanaman yang tumbuh kurang baik atau bahkan mati, segera tanam dengan tanaman yang baru.

  • Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk mencegah datangnya hama dan penyakit pada budidaya bawang merah, penggunaan pestisida kimia adalah pilihan terakhir yang dilakukan. Jadi, terapkan dulu pengendalian hama terpadu dengan bahan-bahan alami.

Di antaranya seperti menyiram tanaman dengan air bersih setelah hujan, pengaplikasian fungisida (kandungan tembaga hidroksida dan iprodiom) untuk menghindari bercak daun, pengaplikasian serbuk Gliocladium dan Trichoderma, memotong daun yang termakan ulat, serta pengaplikasian insektisida.

5. Panen

Bawang merah akan memasuki masa panennya pada hari ke-70 atau 80 setelah ditanam. Tanaman yang siap panen ditandai dengan umbi bawang merah yang menyembul ke permukaan tanah, serta daun yang merebah.

Cabut tanaman dan langsung bersihkan dari segala kotoran. Jemur di bawah sinar matahari agar tak lembab, kemudian gantung atau diletakkan di atas para-para.

Jika kamu melakukan penyimpanan dengan cara tepat seperti ini, umbi bawang merah bisa bertahan hingga 1 sampai 2 tahun lamanya.

Itu lah cara budidaya bawang merah yang mudah dan anti hama. Lengkapi kebutuhan modal usahamu dengan mengajukan pinjaman dana tunai terbaik lewat CekAja.com.