Bisnis dan Cara Budidaya Ternak Sapi Potong dengan Keuntungan Fantastis

Negara Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat cocok digunakan untuk beternak sapi. Hal ini membuat bisnis budidaya ternak sapi potong menjadi salah satu peluang bisnis yang menjanjikan.

budidaya ternak sapi potong

Selain itu, keperluan masyarakat Indonesia terhadap daging sapi sangatlah tinggi. Namun, peternak lokal belum bisa memenuhinya secara baik, sehingga hal tersebut justru membuat harga daging sapi melambung tinggi.

Bahkan harga daging sapi di Indonesia termasuk yang paling mahal se-ASEAN yang bisa mencapai harga Rp120 ribu untuk satu kilogram.

Melihat kenyataan yang tengah terjadi, tentu bisnis budidaya ternak sapi potong bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan, baik itu di dalam maupun di luar kota.

Ditambah lagi bahwa permintaan daging sapi di Indonesia itu sendiri tergolong tidak pernah berhenti, khususnya pada saat hari-hari besar seperti Idul Adha dan Idul Fitri.

Meski terdengar menggiurkan, menjalankan bisnis budidaya ternak sapi potong ternyata tidak semudah yang kamu kira.

Setiap pelaku usaha harus memiliki kesabaran dan ketelitian yang sangat tinggi karena berhubungan dengan makhluk hidup.

Tetapi seluruh pengorbanan dan kerja keras yang telah kamu lakukan dalam menjalankan bisnis budidaya ternak sapi potong akan terbayarkan dengan keuntungan yang bisa mencapai hingga puluhan juta.

Maka dari itu, bagi kamu yang tertarik dengan membangun bisnis budidaya ternak sapi potong, yuk pelajari dulu hal-hal yang perlu diketahui ini.

(Baca Juga: Cara Budidaya Ternak Burung Walet Paling Sederhana di Rumah)

Jenis-Jenis Sapi Potong

Di Indonesia, jenis-jenis sapi potong dibagi menjadi tiga golongan yaitu sapi lokal, sapi impor dan sapi dari hasil persilangan.

Berikut adalah jenis-jenis sapi yang paling sering digunakan untuk bisnis budidaya ternak sapi potong di Indonesia, yaitu:

1. Sapi Ongole

Jenis sapi pertama yaitu sapi Ongole yang berasal dari India. Dengan sifatnya yang mampu beradaptasi dengan mudah di iklim tropis, jenis sapi ini sangat digemari oleh pelaku usaha bisnis budidaya ternak sapi potong di Indonesia.

Hanya saja, pertumbuhannya cenderung lambat dan akan menjadi dewasa ketika telah mencapai usia 4 – 5 tahun. Sapi Ongole terbagi menjadi dua jenis, yaitu peranakan Ongole (PO) dan Sumba Ongole (SO).

Ciri khas dari jenis sapi satu ini cukup mudah untuk dikenali, yakni warna kulitnya yang putih, warna daerah kepala yang sedikit lebih gelap, postur tubuh yang sedikit panjang, leher sedikit pendek, dan kaki yang terlihat panjang.

2. Sapi Bali

Jenis sapi lainnya yang sering digunakan untuk budidaya ternak sapi potong yaitu sapi Bali. Jenis sapi ini pada awalnya akan berwarna coklat, namun warna tubuhnya berubah menjadi semakin gelap seiring dengan bertambahnya usia sang sapi.

Tekstur daging yang lembut dengan sedikit lemak membuat daging sapi Bali memiliki cukup banyak penggemar.

Sapi Bali hanya cocok dibudidayakan di daerah tropis dengan ketinggian di bawah 100 meter pdl, seperti Bali, Sulawesi, NTB dan NTT.

3. Sapi Impor

Nah, jenis terakhir yang sering digunakan untuk budidaya ternak sapi potong yaitu sapi impor. Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih saat ini, sapi-sapi yang berasal dari negara sub tropis memungkinkan untuk dibudidayakan di Indonesia.

Sapi-sapi tersebut memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh sapi lokal, seperti dalam hal ukuran tubuh dan pertumbuhan daging.

Beberapa yang paling terkenal yaitu sapi limosin dari Perancis, sapi aberdeen Angus dari Skotlandia, dan sapi simental dari dari Swiss.

Cara Budidaya Ternak Sapi Potong

Setelah mengetahui beberapa jenis sapi potong yang paling sering digunakan, sekarang saatnya mengetahui langkah-langkah yang harus kamu lakukan di dalam bisnis budidaya ternak sapi potong.

1. Pemilihan Bibit Sapi

Pemilihan bibit sapi - Cara Budidaya Ternak Sapi Potong dengan Keuntungan Fantastis

Langkah pertama untuk budidaya ternak sapi potong adalah pemilihan bibit. Pemilihan bibit memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap generasi-generasi sapi selanjutnya.

Lalu, apa sih yang harus dilihat ketika memilih bibit sapi? Bibit sapi yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Ukuran badan dan kepala seimbang, dengan leher sapi yang kekar serta tulang punggung yang lurus dan sejajar, tidak bengkok.
  • Umur bibit berkisar dari 2 – 3 tahun. Sapi berusia 2 tahun akan ditandai dengan 4 gigi poel. Sapi dengan usia tersebut akan memiliki potensi lebih tinggi untuk menambah bobot badannya. Selain itu usia juga tidak terlalu muda ataupun terlalu tua sehingga bagus untuk dibudidayakan.
  • Pilih sapi jantan. Tidak hanya karena harganya yang mahal, sapi jantan juga memiliki bobot badan yang lebih besar dibandingkan betina.
  • Ukuran sapi yang ideal untuk penggemukan yaitu 170 cm dengan tinggi pundak normal sekitar 135 cm.
  • Hindari cacat pada sapi
  • Berat minimal 200 Kg
  • Perhatikan bulunya. Bulu sapi yang baik yaitu pendek dan tidak berminyak. Selain itu, bulu juga harus halus, cerah dan tidak kusam atau berdiri.
  • Bentuk muka sapi sebaiknya panjang dengan mata yang berbinar.

2. Penggemukan Sapi

Penggemukan sapi - Cara Budidaya Ternak Sapi Potong dengan Keuntungan Fantastis

Langkah kedua yang tidak kalah pentingnya di dalam budidaya ternak sapi potong yaitu penggemukan dari sapi itu sendiri.

Ada berbagai faktor yang bisa mempengaruhi cara penggemukan sapi, mulai dari luas kandang, pemberian pakan, hingga usia. Di Indonesia, proses penggemukan sapi lebih efisien dengan menggunakan kandangan atau kereman.

Karena dinilai bisa meningkatkan nilai jual serta adanya nilai tambah terhadap kotoran ternak yang dihasilkan. Penggemukan sapi dilakukan dengan menggunakan kandangan atau kereman yaitu:

  • Sapi dimasukan ke kandang
  • pemberian pakan dan air minum tidak dibatasi
  • Pakan hijauan dan konsentrat
  • Sapi tidak dipekerjakan
  • Pemberian obat cacing dan suplemen secara teratur untuk meningkatkan nafsu makan dan daya tahan tubuh
  • Jangka waktu penggemukan dilakukan selama 100 hari

Proses penggemukan sapi memakan waktu serta biaya. Pemeliharaan yang baik dan tepat membuat proses penggemukan tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan dalam 100 hari. Perlu diketahui bahwa suplemen yang baik haruslah terbuat dari bahan organik.

3. Pemberian Pakan

pemberian pakan - Cara Budidaya Ternak Sapi Potong dengan Keuntungan Fantastis

Pemberian pakan memiliki hubungan yang erat dengan proses penggemukan sapi sehingga satu hal ini juga memiliki peran yang sangat penting di dalam budidaya ternak sapi potong.

Pakan merupakan sumber protein yang diubah menjadi energi yang menunjang pertumbuhan sang sapi.

Kualitas dan jumlah pakan yang diberikan kepada setiap sapi haruslah diberikan secara cukup, sehingga energi tersebut dapat diubah ke dalam bentuk daging dan lemak.

Dalam memilih pakan yang digunakan di dalam budidaya ternak sapi potong ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

  • Pakan mudah diperoleh
  • Mengandung zat gizi yang tinggi
  • Harus tersedia setiap waktu dengan harga yang terjangkau
  • Pakan ternak sapi bisa diganti, selama memiliki kandungan gizi yang sama
  • Pakan tidak beracun, tidak dipalsukan ataupun dirusak

Hijauan merupakan makanan pokok bagi sapi, yang biasanya terdiri dari dedaunan, rerumputan, dan kacang-kacangan.

Harus diingat bahwa setiap hari sapi membutuhkan setidaknya 10% – 12% pakan hijauan dan 1% – 2% pakan tambahan dari bobotnya.

Pemberian pakan hijauan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dan pakan tambahan diberikan sebelum kamu memberikan pakan hijauan.

Selain itu, jangan lupa untuk selalu memberikan suplemen pada sapi demi menunjang penambahan berat badanya.

4. Kandang

Kandang - Cara Budidaya Ternak Sapi Potong dengan Keuntungan Fantastis

Bisnis budidaya ternak sapi potong sepertinya tidak akan bisa berjalan tanpa adanya kandang yang menampung.

Secara umum, kandang setidaknya harus bisa melindungi sapi dari pengaruh iklim lokal dan perubahan cuaca.

Terdapat tiga tipe kandang sapi, yaitu kandang sapi dengan dinding terbuka, setengah terbuka, dan kandang sapi tertutup.

Biasanya, kandang sapi terbuka dan setengah terbuka diterapkan di lokasi dengan dataran rendah yang panas namun dengan tiupan angin yang tidak terlalu kencang.

Sedangkan kandang dengan dinding tertutup sering kali diterapkan di daerah dingin dan berangin atau kandang yang diperuntukan bagi anakan sapi.

Selain yang telah disebutkan di atas, kamu juga perlu memperhatikan beberapa hal ketika tengah mempersiapkan kandang sapi yaitu:

  • Tempat pakan dan minum, yang sebaiknya terbuat dari bahan-bahan yang tidak melukai, seperti kayu atau tembok
  • Tempat tambat, yang merupakan tiang atau penyangga untuk mengikat sapi agar tidak terlalu banyak bergerak
  • Peralatan kandang, seperti sekop, sapu lidi, garu, selang, sikat dan tali

Dibandingkan bisnis budidaya lainnya, dapat dikatakan bahwa budidaya ternak sapi potong merupakan salah satu bisnis yang membutuhkan modal besar.

(Baca Juga: Tren Budidaya Tanaman Hias Bonsai, Si Kerdil yang Mendatangkan Untung Besar)

Nah, maka dari itu jika kamu tertarik untuk melakukan bisnis budidaya tetapi tidak memiliki modal yang cukup, tak perlu khawatir. Ajukan pinjaman di CekAja.com. Berikut rekomendasinya:

Yuk ajukan saja pinjamanmu melalui CekAja.com.