Cara Mengatur Uang Jajan Anak yang Efektif, Bagaimana Ya?

Bingung soal cara mengatur uang jajan anak? Jangan khawatir! Simak tips-tips sampai keuntungan mengatur uang untuk anak berikut ini.

Cara Mengatur Uang Jajan Anak yang Efektif, Bagaimana Ya?

Salah satu hal terpenting yang dapat kita lakukan sebagai orang tua adalah mengajari anak-anak kita nilai uang, dan bagaimana mengelolanya dengan bijak. 

Cara mudah untuk melakukannya adalah dengan memperkenalkan sistem uang saku atau uang jajan. 

Tetapi, agar ini berhasil dengan baik, kamu tentu memerlukan beberapa tips mengatur uang jajan anak. Apalagi, anak-anak biasanya tidak terlalu dilibatkan dalam urusan keuangan.

Ada saja orang tua yang berpikir bahwa membicarakan uang dengan anak merupakan hal yang terlalu dini dan mungkin tabu. Tetapi, ada keuntungannya lho mengajarkan anak tentang keuangan sejak dini.

Cara awal mengajarkan anak untuk mengelola keuangan adalah dengan menabung. Lalu ajarkan bahwa tidak semua yang anak mau itu akan langsung terpenuhi. 

Untuk mengajarkan hal ini kepada anak, pastinya butuh kerjasama kedua orang tua, karena anak pasti akan belajar dari orang tuanya.

7 Cara Mengatur Uang Jajan Anak

1. Pilih Usia Awal Anak Diberi Uang Jajan

Kebanyakan orang tua biasanya mulai memberikan uang jajan ketika anak-anak mereka benar-benar mulai memintanya. Ini bisa dimulai pada usia berapa pun.

Secara umum, anak-anak siap menerima uang saku ketika mereka dapat memahami nilai mata uang yang berbeda. Itu biasanya ketika mereka berusia sekitar lima atau enam tahun.

2. Tentukan Jumlah Uang Jajan

Cara mengatur uang jajan anak yang selanjutnya adalah dengan menentukkan jumlah uang yang diberikan. Pemberiannya juga bisa berjangka.

Misalnya, saat ini anak duduk di kelas 1-3 SD, kita bisa mulai dengan memberi uang saku harian. Jangan lupa sambil dibarengi dengan penjelasan untuk apa uang itu. 

Misalnya anak diberi uang saku Rp10 ribu per hari, dengan peruntukan menabung Rp5 ribu dan jajan Rp5 ribu.

(Baca Juga: Tips Menghemat Biaya Liburan di Jogja, Liburan Asik Tanpa Mengganggu Tabungan!)

3. Perpanjang Jangka Waktu

Jika saat kelas 1-3 SD uang sakunya masih harian, kamu bisa menaikkannya jadi uang mingguan saat anak naik kelas 4 SD. Sama seperti sebelumnya, alokasinya juga harus jelas.

Buat kesepakatan dengan anak berapa jumlah uang yang diberikan dan untuk apa uang itu digunakan. Libatkan anak dalam diskusinya ya! Supaya, mereka jadi tahu uang itu digunakan seperti apa.

Misalnya kamu dan anak sepakat memberikan uang saku setiap hari Senin sebesar Rp100 ribu. Jelaskan juga uang itu keperluannya untuk apa saja, misal untuk jajan, nabung, sedekah, dan lain-lain.

Dengan begitu, anak akan belajar mengatur keuangannya sendiri. Anak juga belajar tanggung jawab, serta belajar untuk memanfaatkan uang dengan baik agar tidak boros.

Terkadang, anak mungkin protes atau merengek ketika mereka mau sesuatu yang lebih dari uang jajannya. Di sini, orang tua harus bisa menolaknya supaya anak belajar disiplin soal keuangan.

4. Beri Uang Saku Lebih untuk Dana Sosial

Ketika anak sudah mulai kelas 6 atau SMP kamu bisa mulai berikan uang saku bulanan kepada anak. Pada hari tertentu beri uang saku lebih untuk keperluan sedekah, tabungan, atau hobinya.

5. Ajari Budgeting

Memasuki akhir SMP atau awal SMA mulai diskusikan budget uang saku dengan anak. Berapa yang anak perlukan untuk jajan, sedekah, nabung, dan keperluan lainnya. 

Jika anak merengek minta sesuatu, ingatkan kalau sebelumnya kalian sudah membuat kesepakatan di awal.

6. Memperjelas Aturan Soal Keuangan

American Academy of Pediatrics mengatakan, bahwa aturan tentang uang jajan anak harus jelas. Beri tahu anak berapa yang harus ditabung, berapa yang bisa mereka jajankan.

Jelaskan juga jajanan seperti apa yang boleh dan tidak boleh anak beli. Misalnya, uang jajan hanya boleh dipakai untuk beli makanan dan tidak boleh dibelikan untuk mainan. 

Buat aturan sejelas mungkin supaya anak mengerti. Kalau bisa, jelaskan juga mengapa ada barang yang boleh dibeli dan tidak boleh dibeli.

7. Konsisten

Satu hal paling penting tentang cara mengatur uang jajan anak adalah konsistensi. Memang tips-tips tadi kelihatannya mudah, tetapi dijalankan secara konsisten adalah tantangannya.

Sebagai orang tua, bantu anak untuk bisa konsisten untuk mengatur uang jajannya. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mencontohkan.

Anak-anak adalah peniru orang tuanya. Jadi jika kamu ingin anak konsisten mengatur keuangannya, kamu juga perlu mendedikasikan diri supaya konsisten.

Misalnya konsisten untuk memberikan uang jajan hanya setiap hari Senin, konsisten untuk memberikan anak uang sesuai kesepakatan, dan lain-lain.

Dengan begitu, anak akan melihat contoh konsistensi dari orang tuanya. Jadi, dia bisa konsisten juga.

(Baca Juga: Begini Cara Buka Tabungan Online Danamon! Praktis!)

Nah itu dia beberapa cara mengatur uang jajan anak yang bisa kamu coba. Jika diterapkan secara konsisten, hasilnya pasti efektif.

Mengatur keuangan sejak dini sangat bermanfaat untuk anak dan orang tua. Anak jadi paham konsep uang, menabung, dan lain-lain.

Sementara orang tua bisa mengatur anggaran uang jajan anak lebih sistematis. Jadi, anggaran untuk anak tidak akan terpakai, kurang, atau yang lainnya karena sudah dianggarkan.

Kamu juga bisa menyimpan anggaran uang jajan anak di tabungan. Ada banyak tabungan yang menawarkan benefit bagi penggunanya. Salah satunya adalah tabungan dari Bank Danamon berikut ini!

Kamu bisa cek produk tabungan tersebut dan benefitnya di CekAja.com. Kamu juga bisa bandingkan jenis produk tabungan yang sesuai dengan kbeutuhanmu.

Pengajuan tabungan di CekAja.com juga sangat mudah, praktis, dan bisa dilakukan secara online sehingga tidak perlu repot-repoy ke bank. Yuk ajukan sekarang juga!