Memahami Pengertian Zakat dan Kaitannya dengan Pajak
2 menit membacaMendengar nama Zakat, sebutan ini pastinya sangat identik dengan umat muslim. Namun, pengertian zakat sendiri ternyata bisa diterjemahkan oleh masing-masing agama.
Bagi umat Kristiani pemahaman zakat disebut juga dengan persepuluhan, sementara bagi yang memiliki kepercayaan Hindu, menyebutnya sebagai “Daan. Begitu pula halnya dengan pemeluk Budha, dimana praktik zakat yang mengarah kepada pemberian seorang Buddhist kepada Sami Buddha.
Secara umum, Zakat biasa disebut juga memberikan sebagian harta dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Akan tetapi, zakat ternyata memiliki kemiripan dengan pajak. Apalagi jika berbicara tentang pengertian, zakat dan pajak memiliki hubungan yang sangat erat. Pajak didefinisikan sebagai kewajiban bayar yang ditentukan oleh pemerintah atau pejabat yang berwenang tanpa adanya imbalan tertentu.
Meskipun memiliki dua pengaturan yang berbeda dimana, zakat diatur oleh agama dan pajak diatur oleh pemerintah, namun korelasi mengungkapkan bahwa instrumen zakat dan pajak tidaklah jauh berbeda. Berikut beberapa persamaan antara zakat dengan pajak
- Secara umum, zakat dan pajak di masa kini bisa dilakukan dengan pembayaran tunai. Terlebih lagi ketika berbicara tentang aturan pemerintah. Sementara itu di dalam kehidupan beragama, tidak semua zakat harus dibayarkan dengan uang tunai. Sebagai contoh, dalam ajaran agama Islam Zakat Fitrah bisa diganti dengan beras yang memiliki takaran 2,157-3,0 kg
- Zakat dan pajak merupakan sebuah keharusan atau kewajiban final berdasarkan masing-masing ketentuannya. Dalam hal ini seorang wajib pajak, atau seseorang yang sudah diwajibkan dan dianggap layak untuk membayar zakat tidak memiliki hak untuk menolak atau menuntut sekalipun tidak menciptakan manfaat bagi dirinya sendiri.
- Zakat dan pajak tidak memiliki imbalan yang nyata. Secara agama, penghitungan serta besarnya nilai dari sebuah zakat hanya bisa dilihat dan dihitung sebagai sebuah amalan ibadah serta tidak memiliki imbalan nyata dalam bentuk fisik kepada yang memberikan zakat.
Hal yang sama juga terjadi pada pajak, tidak ada imbalan nyata kepada masing-masing individu yang memberikan. Namun, pemerintah yang mengelola pajak memberikan imbalan nyatanya dalam bentuk yang berbeda-beda.
Pengertian zakat dalam kemanusiaan
Zakat dalam kemanusian memiliki beberapa hal positif bagi bagi kehidupan kemanusiaan. Dalam zakat yang berlaku bagi umat Muslim, Kristiani, dan Hindu tentunya mengajarkan bahwa setiap manusia yang lahir diajak dan diwajibkan untuk berbagai kepada sesama umat manusia lainnya.
Secara moril, tentunya ini sangat berarti bagi masyarakat lainnya yang masih memiliki kehidupan yang layak. Selain itu, Zakat juga memberikan ketenangan baik dari yang memberi maupun yang menerima. Secara moril, kegiatan ini juga dapat menyadarkan diri sendiri bahwa sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan, pada dasarnya manusia memiliki status dan derajat yang sama baik kaya maupun miskin, perempuan atau pria.
Zakat juga membantu menciptakan keseimbangan dan menimalisir cara berpikir yang salah bahwa seseorang yang tidak memiliki harta yang lebih banyak memiliki hidup yang tidak layak. Dengan berzakat seseorang yang masih memiliki kekurangan dapat diangkat derajat sosialnya dengan baik dari orang yang memberikan zakat.
Berikutnya, dengan memahami pengertian zakat, seseorang dapat menanamkan sikap mulia,memiliki sifat toleransi yang tinggi, sehingga menciptakan terjadinya permusuhan yang didasarkan pada status sosial dan berbagai macam perbedaan lainnya.
Oleh karena itu, pentingnya memahami pengertian zakat menjadi hal penting dalam membangun kepercayaaan antar sesama manusia, mencoba menghargai kedudukan seorang manusia dan juga memberikan ketentraman tersendiri di hati, baik bagi yang memberikan dan menerima zakat.