Mengenal Hoarding Disorder, Mulai dari Pengertian, Ciri, hingga Penyebabnya

Hoarding disorder, dikenal sebagai perilaku seseorang yang gemar menimbun barang, terutama barang-barang bekas, atau barang yang tidak terlalu bernilai. Namun, apakah perilaku ini dianggap sebagai sebuah gangguan jiwa? Yuk, kita bahas di sini.

Mengenal Hoarding Disorder, Mulai dari Pengertian, Ciri, hingga Penyebabnya

Apa Itu Hoarding Disorder?

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa hoarding disorder merupakan tindakan menimbun (hoard), barang yang sebenarnya mungkin sudah tidak lagi diperlukan.

Pengidap hoarding disorder biasanya, akan sulit untuk membuang barang-barang tersebut, yang sebenarnya sudah rusak atau sudah tidak terpakai.

Bahkan, pengidap juga akan merasakan kecemasan hingga ketakutan, akan terjadi sesuatu yang buruk, bila barang tersebut dibuang atau diberikan ke orang lain. Namun, tindakan menimbun barang tak terpakai ini, berbeda dengan kolektor barang.

(Baca Juga: Asuransi untuk Penyakit Psikologis)

Perbedaan Menimbun dengan Mengoleksi

Penimbun barang tak terpakai atau hoarding disorder, akan menyimpan barang apa pun, yang menurutnya penting dimanapun, bahkan bisa meletakkannya dengan sembarang.

Sedangkan kolektor barang, biasanya hanya mengoleksi barang tertentu, misalnya barang antik, barang dengan warna tertentu, perangko, uang jadul, dan lain-lain. Pengkolektor juga akan menyimpan barang koleksinya di tempat yang aman, rapi, serta merawatnya.

Mengenal Hoarding Disorder, Mulai dari Pengertian, Ciri, hingga Penyebabnya

Hoarding Disorder Gangguan Jiwa?

Jika dilihat, kondisi tersebut memang tidak terlalu menimbulkan masalah besar, dan perilaku yang tampak sederhana, namun hoarding disorder ternyata masuk dalam kondisi gangguan jiwa.

Untuk tingkatannya, gangguan jiwa ini bisa diukur dari gangguan ringan hingga berat. Untuk gangguan hoarding disorder yang berat, mungkin sudah berada di level banyaknya barang yang menumpuk, sehingga menyebabkan sulitnya beraktivitas di dalam rumahnya sendiri.

Ciri-ciri Hoarding Disorder

Adapun seseorang yang mengidap gangguan ini, terdapat beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

  • Merasa sulit untuk membuang barang-barang bekas, yang sudah tidak terpakai dan tidak memiliki nilai guna lagi.
  • Memiliki rasa cemas dan takut akan terjadi sesuatu yang buruk, jika barang-barang yang ia kumpulkan dibuang atau diberikan kepada orang lain.
  • Sulit membuat keputusan, yang tidak hanya terjadi ketika sulit membuang barang, tapi juga sulit membuat keputusan pada hal-hal lain.
  • Merasa kehilangan atau marah, jika barang yang ditimbunnya disentuh, dipindahkan, atau bahkan dibuang oleh orang lain.
  • Tidak menerima kunjungan tamu untuk datang ke rumahnya, yang penuh dengan barang-barang timbunan. Hal tersebut dikarenakan ia merasa malu akan kondisi rumahnya.
  • Di tempat tinggalnya terdapat timbunan barang yang dikumpulkan, dan sudah mengurangi area beraktivitas di rumah, sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari.

Penyebab Seseorang Memiliki Gangguan Hoarding Disorder

Mengenal Hoarding Disorder, Mulai dari Pengertian, Ciri, hingga Penyebabnya

1. Menganggap Barang Tersebut Bisa Digunakan Kembali

Penyebab hoarding disorder yang pertama adalah jelas, bahwa mereka selalu menganggap barang tersebut, bisa digunakan kembali.

Contohnya saja, seperti ketika kamu menimbun kardus-kardus bekas, dan kamu menganggap bahwa kardus tersebut bisa bermanfaat untuk menyimpan sesuatu.

Namun pada akhirnya, kardus tersebut hanya tergeletak di tempat yang tidak wajar, hingga memenuhi ruangan di rumah dan pastinya mengganggu aktivitas.

Anggapan yang seperti ini memang kerap membuat seseorang merasa ragu, untuk membuang barang-barang yang sudah dikumpulkan. Meskipun ada sedikit rasa ingin membuang, tapi kamu hanya berencana untuk membuangnya lain waktu.

Pada akhirnya, kamu pun lupa dan membiarkan barang-barang tersebut tak terpakai, hingga menimbulkan kotoran serta debu, yang bisa membahayakan kesehatan.

2. Barang Tersebut Memiliki Kenangan

Penyebab hoarding disorder yang kedua adalah bahwa barang tersebut memiliki kenangan tersendiri, sehingga pemilik merasa enggan untuk membuangnya, hingga memberikannya ke orang lain.

Bahkan, seburuk apapun kondisi barang tersebut, pasti memiliki nilai yang berharga di mata pemilik, sehingga sangat berarti. Misalnya, kamu sering mengumpulkan barang dari mantan, bahkan hanya sebuah tiket bioskop yang tulisannya sudah pudar.

Namun, barang tersebut dianggap memiliki kenangan manis bersamanya. Sehingga, jika kamu membuang tiket bioskop tersebut, maka sama saja kamu menghilangkan kenangan tersebut.

3. Pernah Mengalami Peristiwa Traumatis

Hoarding disorder juga bisa diakibatkan karena seseorang pernah mengalami peristiwa, yang menyebabkan trauma mendalam.

Misalnya, seperti pernah mengalami kebakaran rumah, ditinggal pergi orang terdekat, perceraian, dan lainnya.

Sehingga, peristiwa-peristiwa tersebut bisa membuat seseorang lebih senang menyimpan barang, yang sebenarnya sudah tidak lagi memiliki fungsi apapun.

Meskipun barang tersebut sudah kotor, berdebu, pasti akan tersimpan, karena takut akan dibutuhkan atau dicari suatu saat nanti, sebagai kenangan yang tersisa.

4. Menderita Gangguan Mental

Hoarding disorder sendiri memang sebuah gangguan kesehatan mental, yakni Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Gangguan OCD sendiri merupakan gangguan psikologis yang dapat mempengaruhi pikiran (obsesif) dan perilaku (kompulsif) manusia.

Adapun, kelainan ini mengganggu pikiran penderitanya dengan menghasilkan rasa gelisah, cemas, khawatir, takut, dan menuntut melakukan hal yang sama berulang kali.

Namun, ternyata tidak semua orang yang menderita gangguan OCD, hobi menimbun barang bekas. Orang-orang yang hobi menyimpan barang bekas, biasanya dilakukan sebagai respons atas stres, dan menganggap bahwa memiliki banyak barang membuat mereka merasa lebih aman dan bahagia.

Gangguan kecemasan, juga bisa menyebabkan seseorang hobi menimbun barang bekas. Hal tersebut terjadi karena mereka khawatir akan sebuah keputusan yang dibuat atas kepemilikan barang.

Dari keempat penyebab di atas, sebenarnya penyebab hoarding disorder masih belum diketahui dengan jelas. Akan tetapi hal-hal di atas, bisa menjadi alasan, mengapa seseorang memiliki perilaku demikian.

Nah, agar kamu bisa mengetahui hal apa yang sedang melanda kesehatan mentalmu, kamu bisa segera konsultasikan ke dokter.

Biasanya penderita hoarding disorder, bisa melakukan perawatan di antaranya adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif.

(Baca Juga: Jika Merasakan 4 Hal Ini, Segera ke Psikolog!)

Bagaimana? Sudah mengenali apa itu gangguan hoarding disorder bukan? Mulai dari pengertian, ciri, hingga faktor penyebabnya. Jika kamu memiliki ciri-ciri hoarding disorder, yang sudah disebutkan di atas, janganlah ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Agar lebih nyaman ketika berkonsultasi dan mendapatkan pelayanan terbaik, pastikan kamu telah memiliki asuransi kesehatan.

Setidaknya, asuransi kesehatan juga bisa digunakan, ketika kamu terjangkit suatu penyakit, yang disebabkan tumpukan barang bekas di rumahmu.

Buat kamu yang belum punya asuransi kesehatan, bisa segera ajukan melalui CekAja.com. Mengapa harus di CekAja.com?

Di situs CekAja.com, kamu bisa menemukan beragam produk asuransi kesehatan dari perusahaan asuransi ternama di Indonesia. Selain itu, kamu juga akan direkomendasikan ke beberapa produk asurnsi yang paling tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansialmu.

Yuk, segera ajukan asuransi kesehatan terbaik pilihanmu, hanya di CekAja.com, sebelum terlambat!