Napak Tilas Perjalanan Sejarah Bank di Indonesia

Hingga saat ini kehadiran bank di Indonesia semakin banyak jumlahnya. Mulai dari bank-bank besar, hingga bank-bank yang baru saja berdiri untuk memenuhi kebutuhan keinginan nasabah. Mulai dairi bank pemerintah hingga bank swasta, semuanya memberikan warna yang beragam bagi transaksi keuangan masyarakat.

Namun, dibalik semua itu bank yang hadir Indonesia memiliki catatan sejarahnya sendiri. Mulai dari bank asing pertama di Indonesia dan tetap bertahan hingga sekarang serta bank pertama milik Indonesia yang dikhususkan untuk kalangan pribumi pada saat itu.

Berikut napak tilas perjalanan bank-bank yang hadir di Indonesia sejak zaman Hindia Belanda hingga bertahan sampai saat ini:

1. HSBC

HSBC Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited merupakan bank asal Hongkong dan Shanghai merupakan bank tertua di Indonesia Karena sudah melayani kegiatan perekonomian di Indonesia sejak 1884 di Batavia atau yang kini dikenal dengan Jakarta.

Pada awal beroperasi di Batavia, HSBC melayani transaksi berupa perdagangan gula. Setelah sukses di Batavia, HSBC kemudian memperluas kegiatan operasinya di Surabaya pada tahun 1896.

Seiring perjalanan waktu, HSBC hingga kini tetap melayani kebutuhan finansial masyarakat Indonesia. Satu hal yang tidak berubah sejak pertama kali HSBC hadir di Indonesia hingga sekarang adalah keunggulannya dalam pembiayaan kegiatan perdagangan.

Produk-produk unggulan HSBC kini terlihat pada kebutuhan perbankan personal, korporasi, perbankan institusi perbankan hingga kegiatan ekonomi syariah.

Hingga kini HSBC sudah memiliki cabang yang tersebar di berbagai kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Batam dengan nama HSBC Indonesia, di Indonesia.

Untuk kegiatan global, terdapat lebih dari 6000 kantor bank yang tersebar di 75 mulai dari kawasan Eropa, Asia Pasifik bahkan hingga Afrika Utara dengan kantor pusat di London. Selain itu terdapat lebih dari 50 juta nasabah yang mempercayakan pengelolaan keuangan mereka di HSBC.

2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI)

Raden Aria Wirjaatmadja, adalah tokoh yang memprakarsai didirkannya BRI atau Bank Rakyat Indonesia pada 16 Desember 1895, di Purwokerto, Jawa Tengah. Pada masa penjajahan Hindia Belanda saat itu, BRI bernama Hulpen Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kamum Priyayi, berkebangsaan Indonesia atau pribumi.

Pada masa awal berdirinya, BRI membantu mengelola perekonomian masyarakat pribumi yang mayoritas berdagang, sehingga BRI menjadi sangat populer di kalangan masyarakat.

Namun, kegiatan operasional sempat terhenti saat perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948. Satu tahun kemudian, setelah perjanjian Renville disepakati pada tahun BRI kembali beroperasi dengan nama baru yaitu Bank Rakyat Indonesia Serikat.

Setelah perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, BRI resmi menjadi bank pertama yang dimiliki pemerintah Indonesia saat itu. Pada tahun 1990 BRI merupakan bank di Indonesia yang  identik dengan masyarakat kecil yang tinggal di desa-desa, namun kini BRI menjadi salah satu raksasa perbankan yang melayani seluruh konsumen.

Tercatat beberapa produk perbankan yang dimiliki BRI seperti kartu kredit, kredit kendaraan bermotor dan berbagai macam produk lainnya menjadi pilihan masyarakat saat ini.

3. PT Bank Tabungan Negara

Tahun 1897 merupakan tonggak awal berdirinya Bank Tabungan Negara yang kini dikenal dengan nama BTN. Pada jaman Hindia-Belanda, Bank Tabungan Negara bernama Postpaarbank. Hampi sama dengan bank-bank lainnya yang berdiri pada jamannya, Postpaarbank juga diawali untuk menggerakkan perekonomian warga pribumi dan pedagang yang bersandar di Batavia.

Saat pendudukan Jepang di Indonesia, bank ini sempat dibekukan kegiatannya. Kemudian, melalui orang-orang baru yang dikuasai oleh penjajah Jepang, bank ini berganti nama menjadi Chokin Kyoku. Setelah masa kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1950 Chokin Kyoku kembali berganti nama menjadi Bank Tabungan Pos.

Tahun 1897 merupakan awal berdirinya PT Bank Tabungan Negara (BTN) yang saat itu disebut Postspaarbank. Pada 1950, namanya berubah menjadi Bank Tabungan Pos sebelum akhirnya berganti nama  menjadi Bank Tabungan Negara pada 1963.

Kemudian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 1964, BTN resmi menjadi bank milik negara dan 10 tahun kemudian, mulai fokus pada layanan khusus yang bernama KPR atau kredit pemilikan rumah yang didasarkan pada instruksi Menteri Keuangan pada tanggal 29 Januari 1974.

Hingga kini BTN tetap berdiri dengan kokoh dan menawarkan berbagai layanan produk perbankan. Hingga kini BTN merupakan bank di Indonesia yang menguasai  pangsa pasar kredit kepemilikan rumah bagi masyarakat lokal.