Rupiah Dekati Level 14.000 per Dolar AS, Bagaimana Stabilitas Keuangan Negara?

bangkrut - CekAja.com

Gejolak ekonomi dunia dengan menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap hampir seluruh mata uang membuat rupiah ikut terhantam. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, meski rupiah melemah, stabilitas jasa keuangan di Indonesia masih terjaga.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah. Tren pelemahan rupiah telah terjadi sejak akhir Februari tahun ini. Terakhir, Bank Indonesia dalam kurs tengah menetapkan nilai tukar rupiah di angka menembus angka Rp13.930 per dolar AS.

“Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan pada Rabu ini menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan termasuk kondisi likuiditas di industri jasa keuangan Indonesia tetap dalam kondisi terjaga,” kata Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Anto Prabowo dalam keterangan resmi.

Ia menilai perekonomian global menunjukkan kondisi pemulihan yang semakin solid, seperti dinyatakan IMF dalam World Economic Outlook April 2018 yang mengafirmasi akselerasi perekonomian global di tahun 2018 menjadi 3,9%, meningkat dibandingkan proyeksi Oktober 2017 sebesar 3,7%.

Pertumbuhan ekonomi di dunia ini lebih ditopang oleh perbaikan ekonomi di negara-negara maju yang dipicu oleh peningkatan investasi. Selain itu, kinerja ekonomi negara pengekspor komoditas termasuk Indonesia diperkirakan mulai meningkat.

Sejalan dengan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Sentral AS (The Fed) juga mengkonfirmasi penguatan perekonomian AS. Pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan tumbuh 2,7% di 2018, meningkat dibanding proyeksi sebelumnya sebesar 2,5%.

Seiring dengan perbaikan AS yang semakin nyata, posisi anggota The Fed menjadi lebih optimistis. Kenaikan suku bunga AS atau Federal Funds Rate (FFR) di 2018 kemungkinan masih akan berlanjut.

Di domestik, sejalan dengan peningkatan pertumbuhan global, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan juga meningkat. Indikator sektor rill seperti inflasi inti, penjualan semen, penjualan motor, penjualan eceran, harga properti serta neraca perdagangan saat ini membaik secara moderat.

Kinerja jasa keuangan dalam negeri

Kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Maret 2018 masih pada level moderat. Kredit perbankan tumbuh meningkat menjadi 8,54% secara tahunan. Sementara itu, pertumbuhan piutang pembiayaan tercatat sebesar 6,08% secara tahunan.

Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 7,66% secara tahunan. Sementara, premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi masing-masing tumbuh sebesar 40,79% secara tahunan dan 14,99% secara tahunan.

Di pasar modal, penghimpunan dana di pasar modal sepanjang 2018 telah mencapai Rp45 triliun. Total dana kelolaan investasi juga meningkat dan per tanggal 20 April 2018 telah mencapai Rp749,76 triliun.

Di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko LJK (risiko kredit, pasar, dan likuiditas) Maret 2018 berada pada level yang manageable. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,75% dan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 3,25%.

Sementara itu, permodalan LJK masih kuat dengan CAR perbankan sebesar 22,67% dan RBC asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 322% dan 481%. Ke depan, OJK menyatakan bakal terus memantau dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap stabilitas sistem keuangan nasional.

Nah, jika Anda khawatir rupiah semakin melemah dan dapat menggerus nilai aset atau dana, maka sebaiknya mulailah berinvestasi. Investasi dapat ‘menyelamatkan’ Anda dari inflasi tinggi dan gejolak ekonomi. Silakan ajukan di CekAja.com untuk memperoleh produk investasi dengan mudah, aman, dan terpercaya!