Sebelum Latah Uninstall, Cek Dulu Jumlah Dana R&D Kantor Kamu

Seorang founder salah satu marketplace kenamaan menjadi bahan perbincangan di media sosial pada Kamis (14/2) malam. Musababnya, melalui Twitter, ia berkicau tentang anggaran riset dan pengembangan (R&D) di Indonesia yang tertinggal jauh dari negara-negara lain.

Sebelum Latah Uninstall, Cek Dulu Jumlah Dana R&D Kantor Kamu

Meski cuitannya sudah dihapus, tetapi banyak warganet yang men-screenshoot cuitannya tersebut. Tak lama berselang muncul sebuah tagar ajakan untuk uninstall aplikasi perusahaan yang ia dirikan. Tagar itu pun menjadi trendic topic di Indonesia.

Namun sebelum memutuskan untuk latah meng-uninstall aplikasi perusahaan tersebut, kita cek dulu yuk kondisi sebenarnya kegiatan R&D di Indonesia.

Di Indonesia, dana R&D pada 2018 mencapai Rp30,7 triliun atau 0,25 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, peran swasta dalam peningkatan anggaran R&D dinilai belum maksimal atau hanya menyumbang sekitar 16 persen.

Saat ini, pemerintah tengah merevisi sejumlah aturan yang bisa mempermudah peran swasta untuk terus berkontribusi dalam penganggaran R&D.

Harus diakui sebagian besar perusahaan swasta yang berinvestasi besar-besaran untuk anggaran R&D merupakan perusahaan global.

Mereka tahu betul pentingnya R&D untuk pengembangan perusahaan jangka panjang. Berikut beberapa perusahaan yang punya perhatian lebih terhadap R&D berdasarkan The 2018 Global Innovation 1000 Study.

Perusahaan otomotif

Toyota

Salah satu raksasa otomotif dunia, Toyota rela menggelontorkan anggaran R&D hingga ratusan triliun.

Pada 2017 misalnya, Toyota merogoh kocek 9,8 miliar dolar AS dan pada 2018 mencapai 10 miliar dolar AS untuk investasi riset dan pengembangan perusahaan.

Adapun, pendapatan Toyota pada 2018 mencapai 259,8 miliar dolar AS atau naik dari 2017 yang mencapai 267,4 miliar dolar AS.

Volkswagen

Perusahaan otomotif asal Jerman yang telah menggelontorkan kocek untuk investasi di R&D paling besar senilai 13,8 miliar AS pada 2017 dan 15,8 miliar dolar AS pada 2018.

Adapun dari sisi pendapatan, Volkswagen telah membukukan hingga 277 miliar dolar AS pada 2018 dan 260,9 miliar dolar AS pada 2017.

Tak mau ketinggalan, perusahaan otomotif asal Amerika Serikat yakni General Motors juga telah merogoh kocek 8,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp107 triliun pada 2017 dan menurun menjadi 7,3 miliar dolar AS pada 2018 untuk pengembangan R&D.

(Baca juga: Memiliki Saham Perusahaan Lewat ESOP Yuk)

Perusahaan IT

Amazon

Perusahaan yang didirikan oleh Jeff Bezos ini telah menggelontorkan sekitar 22,6 miliar dolar AS pada 2018 atau naik dari anggaran R&D pada 2017 yang mencapai 16,1 miliar dolar AS.

Dari investasi tersebut, pada 2018 perusahaan marketplace terbesar yang berkantor pusat di Seattle, Washington, Amerika Serikat ini membukukan pendapatan hingga 177,9 miliar dolar AS atau naik dari 2017 yang mencapai 136 miliar dolar AS.

Alphabet Inc

Perusahaan ini juga cukup besar dalam merogoh kocek untuk dana R&D dengan total mencapai 16,2 miliar dolar AS pada 2018 atau naik dari 2017 yang mencapai 13,9 miliar dolar AS. Pendapatannya pun naik dari 90,3 miliar dolar AS pada 2017 menjadi 110,9 miliar dolar AS pada 2018.

Samsung Electronics

Tak mau kalah, perusahaan elektronik terbesar yang satu ini juga menganggarkan investasi untuk R&D mencapai 15,3 miliar dolar AS pada 2018 atau naik dari 2017 yang mencapai 14,3 miliar dolar AS.

Dengan adanya investasi tersebut pendapatan Samsung naik dari 189 miliar dolar AS menjadi 224,3 miliar dolar AS.

(Baca juga: Forbes Rilis Daftar Perusahaan Terbaik Dunia, 6 Diantaranya dari Indonesia)

Intel Corporation

Perusahaan perangkat lunak yang berbasis di Amerika ini telah mengucurkan anggaran R&D pada 2017 mencapai 12,7 miliar dolar AS dan naik menjadi 13,1 miliar dolar AS pada 2018.

Pendapatan perusahaan juga mengalami kenaikan dari 59,4 miliar dolar AS pada 2017 menjadi 62,8 miliar dolar AS pada 2018.

Microsoft

Sementara itu, perusahaan lisensi dan produk komputer yang berbasis di Amerika ini juga telah mencatatkan pendapatan hingga 90 miliar dolar AS pada 2018 atau naik dari 2017 yang mencapai 85,3 miliar dolar AS.

Namun terjadi penurunan anggaran R&D pada 2018 mencapai 12,3 miliar dolar AS dari 2017 yang mencapai 13 miliar dolar AS.

Apple Inc

Inilah salah satu perusahaan dengan pendapatan terbesar tetapi anggaran R&D-nya relatif kecil.

Pada 2018, Apple telah mencatatkan pendapatan mencapai 229,2 miliar dolar AS atau naik dari 2017 yang mencapai 215,6 miliar dolar AS.

Padahal pada 2018 anggaran R&D Apple mencapai 11,6 miliar dolar AS dan 10 miliar dolar AS pada 2017.

(Baca juga: 5 Hal dari Militer yang Berguna untuk Perusahaan)

R&D di Indonesia

Pemerintah telah menegaskan alokasi anggaran R&D dari APBN tergolong kecil. Dengan demikian, pemerintah memacu agar swasta terus berkontribusi dalam peningkatan anggaran R&D seiring hingga saat ini peran swasta belum maksimal.

Dalam Perpres Nomor 38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional 2017-2045 telah disebutkan target indikator capaian periode lima tahunan.

Anggaran riset dari pemerintah pusat, daerah, dan peran swasta dari 2015 yang mencapai 0,20 persen diharapkan bisa meningkat bertahap hingga 0,84 persen pada 2020 dan 5,40 persen pada 2045.

Peran swasta untuk kontribusi riset ini bisa melalui dana tanggung jawab sosial (CSR), pajak, dan skema lainnya yang saat ini sedang digodok pemerintah.

Semoga cuitan soal anggaran R&D yang viral menjadi pelajaran dan perhatian lebih bagi pemerintah dan swasta.

Semoga perusahaan swasta kian sadar menginvestasikan sebagian dananya untuk riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi perusahaan, masyarakat dan juga negara.