Sebelum Nikah, Ini Hal Penting yang Harus Dibicarakan dengan Pasangan

Bagi Anda yang akan segera melangsungkan Butuh Pinjaman Cepat untuk Menikah? Cek Di Sini! dengan pasangan tercinta, ada baiknya membicarakan terlebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan masalah keuangan dari awal. Kesepakatan ini bisa didiskusikan dengan pasangan untuk menghadapi bahtera rumah tangga ke depan agar di tengah jalan rumah tangga Anda tidak terjadi keretakan.

atur uang untuk pasangan menikah _ kartu kredit - CekAja.com

Tak jarang, urusan penghasilan dalam sebuah keluarga bisa menjadi bumbu-bumbu rumah tangga yang tak sedap. Oleh karena itu, dari pada di tengah jalan hubungan keluarga retak, sebaiknya dari awal diskusikan apa saja komitmen yang akan dilakukan pada saat berumah tangga nanti. Yuk, langsung simak saja.

Langsung punya anak atau ditunda

Pasangan muda biasanya banyak yang mendiskusikan hal ini dari awal. Apalagi jika keduanya merupakan karyawan yang masih meniti karir. Membicarakan tentang apakah setelah menikah langsung punya anak atau menundanya akan menjadi penting. Komitmen ini bisa dibicarakan agar setelah menikah sudah punya rencana terarah.

Mau langsung punya anak atau ditunda terlebih dahulu memang harus dibicarakan baik-baik. Karena konsekuensinya ada beberapa pilihan. Misalnya, jika langsung punya anak, maka sang istri tak jarang yang mengambil keputusan untuk keluar dari pekerjaan dan fokus untuk mengurus anak dan keluarga atau menjadi ibu rumah tangga. Nah, konsekuensi inilah yang seharusnya dibicarakan dengan pasangan.

(Baca juga:  Cek! 5 Kebutuhan Utama Pasangan yang Baru Menikah)

Menentukan tempat tinggal

Calon pasangan suami istri ada baiknya membicarakan rencana tempat tinggal setelah menikah. Apakah keduanya tinggal sementara di rumah orangtua, ngontrak, atau membeli rumah dengan cara mencicil.

Pilihan-pilihan ini harus dibicarakan karena akan menjadi beban masing-masing. Misalnya, jika setelah menikah tinggal dengan orangtua, maka kemungkinan salah satu dari pasangan akan merasa tidak enak atau canggung. Nah, pilihannya yaitu mencari kontrakan terlebih dahulu sambil menabung untuk mencicil rumah.

Menentukan tempat tinggal dari awal memang diperlukan agar setelah menikah nanti perhitungan pengeluarannya sudah terencana. Sebab, meski tinggal di rumah orangtua, bukan tidak perlu mengeluarkan biaya. Tetap saja pasangan suami istri harus membantu membeli belanjaan untuk kebutuhan sehari-hari.

Bendahara keuangan

Dalam sebuah keluarga, setidaknya ada beberapa tipe cara pengelolaan keuangan. Pertama, suami menyerahkan semua tanggung jawab keuangan kepada istri. Kedua, suami hanya memberi jatah belanja harian kepada istri. Ketiga, suami yang secara penuh mengelola keuangannya sendiri. Ada juga tipe di mana suami memegang uangnya sendiri dan begitu juga istri yang juga memegang uangnya sendiri. Ini berlaku bagi yang keduanya bekerja.

Oleh karena itu, baiknya sedari awal bicarakanlah siapa yang mengelola keuangan di rumah tangga. Apakah semua pendapatan suami atau istri akan dipegang oleh istri atau dipegang masing-masing. Nah, ini yang perlu didiskusikan bersama pasangan.

(Baca juga:  Menikah dengan Jasa Wedding Organizer atau Bantuan Keluarga?)

Mutasi kerja

Baik pegawai swasta atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), biasanya bisa mengalami mutasi kerja baik dalam rangka promosi jabatan atau pun hal lainnya. Kondisi ini seringkali membuat galau pasangan suami istri.

Misalnya, pasangan yang sudah dua tahun bersama dan membeli rumah di Bogor, tiba-tiba harus dipindah tugaskan ke luar provinsi untuk waktu yang cukup lama. Maka, pilihannya adalah apakah istri ikut suami ke lokasi kerja yang barunya atau seperti apa.

Nah, persoalan ini juga harus benar-benar dibicarakan bersama pasangan. Seperti apa komitmen yang akan diambil jika suatu saat nanti menghadapi kondisi seperti ini.

Uang jatah keluarga

Tak sedikit seseorang yang katakanlah masih single tapi telah bekerja sering memberikan sebagian uang bulanan untuk orangtua atau saudaranya. Memang ini kebiasaan yang sangat mulia. Namun, jika Anda akan menikah dengan pasangan, kebiasaan memberi ini sebaiknya juga dibicarakan dengan pasangan. Apakah akan tetap dilakukan, dibatasi atau dihentikan sama sekali.

Jangan salah, meski kita niatnya baik untuk memberi kepada orangtua atau keluarga, tetapi harus memperhatikan perasaan pasangan. Siapa tahu pasangan Anda tidak suka dengan apa yang sering Anda lakukan tersebut. Oleh karena ini bicarakanlah hal ini kepada pasangan agar tidak menjadi cekcok ke depannya.

(Baca juga:  6 Alasan Menikah Bikin Irit Ini Bakal Mengubah Pikiran Kita)

Urus rumah tangga bersama atau sewa pembantu

Bagi pasangan suami istri yang dua-duanya bekerja, tampaknya akan memiliki waktu yang terbatas untuk mengurus rumah tangga seperti masak, cuci piring, cuci pakaian, mengepel rumah hingga mengurus anak. Pilihannya, mereka ada yang tetap mengerjakannya sendiri dan ada juga yang lebih memilih untuk menyewa jasa asisten rumah tangga.

Jika istri tidak bekerja, tentu hal itu tidak akan terlalu menjadi masalah. Namun, terkait apakah perlu menyewa jasa asisten rumah tangga tetap harus dibicarakan. Siapa tahu, istri merasa keberatan jika harus mengerjakan semuanya seorang diri.

Bekerja berdua atau sendiri

Yang tak kalah penting saat mau menikah adalah membicarakan siapa nanti yang akan menjadi tulang punggung keluarga. Jika Anda dan pasangan sama-sama bekerja, maka bisa dibicarakan apakah ke depannya tetap seperti itu atau salah satunya resign?

Komitmen ini juga harus dibicarakan pada awal pernikahan karena akan mempengaruhi penghasilan. Jika tetap bekerja berdua, maka tentu penghasilan bulanan keluarga akan lebih besar. Namun, jika memang salah satu dari Anda harus resign karena ingin fokus kepada keluarga, maka jangan terlalu khawatir dengan penghasilan.

Anda bisa mendapatkan penghasilan dengan membuka bisnis yang bisa dikerjakan di rumah. Beberapa contoh misalnya Anda bisa membuka usaha online, dropship, atau membuka bisnis kuliner rumahan. Selama ada kemauan di situ pasti ada jalan. Setuju? Nah, jadi siapa yang berencana menikah dalam waktu dekat?