Semangat Frans Kaisiepo untuk Papua, Tokoh Pahlawan di Cetakan Uang Rupiah Baru

Menjelang akhir tahun 2016 yang lalu pemerintah menerbitkan desain baru dari uang rupiah Indonesia yang menampilkan sosok Frans Kaisiepo.

Sebagian masyarakat pun bertanya-tanya siapakah tokoh yang terpajang di selembar uang senilai Rp 10.000 ini.   Frans merupakan pria kelahiran Wardo, Biak, Papua pada 10 Oktober 1921 silam.

Di masa lalu Frans merupakan salah satu warga asli Papua yang memperjuangkan agar Papua yang sekarang bergabung bersama dengan negara kesatuan republik Indonesia pada masa peperangan untuk merebut kemerdekaan.

Pada masa mudanya, Kaisiepo sudah dikenal sebagai aktivis pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Papua (dulu bernama Irian). Pria ini juga giat mengusulkan nama Irian sebagai bagian dari pulau besar yang akan bergabung bersama Republik  Indonesia.

Tunjukkan Semangat Indonesia Bersatu

Kaisiepo memang sangat dikenal sebagai sosok yang anti-Belanda pasa masa itu. Bahkan nama sekolah Belanda di Papua saat itu yang bernama Papuan Bestuurschool diganti menjadi Irian Bestuurschool.

Berkata jasa-jasanya memperjuangkan serta mempertahankan kedaulatan Papua pada saat itu menarik perhatian pemerintah. Kaisiepo   bahkan pernah menjaga sebagai Gubernuar Papua keempat. Pada tahun 1972, mendapatkan kesempatan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR.

Hingga akhir hayatnya, Kaisiepo   selalu berusaha menunjukkan semangat Indonesia bersatu yang sesuai dengan filosofi hidupnya sejak awal muda. Yaitu melawan penindasan Belanda serta menjaga keutuhan Republik Indonesia.

Frans Kaisiepo   wafat pada 10 April 1979 Frans Kaisiepo meninggal dunia, dan pada tahun 1993, Kaisiepo dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 077/TK/Tahun1993 tanggal 14 September 1993.

Atas momen pentingnya menjaga persatuan diantara begitu banyak perbedaan di Indonesia, pada tahun 2016, pemerintah Indonesia mengabagikan Kaisiepo   dalam gambar nilai uang Rp 10.000.

Kegiatan Ekonomi Papua di Masa Kaisiepo

Sejak dulu kala, Papua sebagai provinsi paling Timur di Indonesia memang menarik untuk dijelajahi. Bahkan di masa peperangan kemerdekaan, tanah Papua memiliki sejumlah sumber daya yang luar biasa, sehingga menarik perhatian bangsa-bangsa lain.

Kegiatan ekonomi Papua pada saat itu adalah memanfaatkan sumber daya alam dengan menggabungkannya bersama pelestarian adat serta kebudayaan Papua. Di masa itu pula pembangunan perekonomian kerakyatan sudah sejak dahulu kala ditertibkan.

Begitu pula ketika di masa muda Frans Kaisiepo   hingga akhir hayatnya dan sekarang Papua memiliki keunggulan ekonomi yang berbeda dibanding provinsi lainnya. Berikut beberapa keunggulan dan kegiatan perekenomian di masa Kaisiepo   yang masih bertahan hingga sekarang di Papua:

  1. Ekonomi yang berkaitan dengan kelautan

Sejak masa dahulu wilayah Papua memang dikenal sebagai salah satu yang memiliki wilayah laut yang luas. Potensi sumber daya ini pun menjadi salah satu keunggulan dalam menjaga hewan laut seperti ikan.

Hingga saat ini sektor perikanan menjadi salah satu fondasi kokoh dalam memberikan pendapatan bagi pemerintah Papua. Hingga saat ini, melalui sektor perikanan Papua terus meningkatkan sumber daya dari berbagai sektor untuk meningkatkan peluang yang terus dikembangkan.

  1. Rempah-rempah

Indonesia Timur sejak dahulu kala memang mampu menghasilkan rempah-rempah yang memberikan banyak keuntungan, termasuk di sektor perdagangan. Selain Maluku dan Sulawesi, Papua pun menjadi provinsi andalan menghasilkan rempah-rempah.

Hal ini yang terus dijaga secara turun-temurun dari berbagai generasi termasuk ketika semangat Kaisiepo   yang menginginkan Papua bergabung dengan Indonesia saat itu. Kelestarian Papua sebagai penghasil rempah-rempah pun tetap terjaga hingga kini.

  1. Wisata

Jika melihat tren masa lalu, Papua mungkin bisa disebut jauh tertinggal dari kota-kota besar. Tidak terlalu banyak gedung-gedung pencakar langit laiknya  kota besar. Namun, Papua terjaga akan kelestarian alam yang dapat digunakan sebagai pendorong pariwisata.

Sepuluh tahun yang lalu, Wamena, Raja Ampat atau Sorong mungkin adalah tempat-tempat yang jarang dikenal sebagai salah satu tujuan wisata. Hal yang sama mungkin terjadi Kaisiepo   sedang berjuang menyatukan Irian dan Indonesia.

Namun, saat ini beberapa nama daerah tersebut menjadi pusat wisata terbaru di Papua. Tidak hanya wisatawan lokal, namun wisatawan mancanegara pun mulai berdatangan ke Papua untuk melihat langsung keindahan sebuah pesan yang disampaikan dari ujung Timur Indonesia.