Tempat Wisata Unik Rayakan Tahun Baru Hijriyah di Indonesia

Tahun baru Hijriyah atau yang biasa dikenal dengan Tahun Baru Islam merupakan suatu hari yang begitu penting bagi para pemeluk agama Islam.

Makna dari tahun baru hijriyah adalah untuk memperingati peristiwa hijrahnya nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 masehi. Peristiwa tersebut terjadi pada 1 Muharram yang dipakai sebagai awal perhitungan kalender Hijriyah.

Bagi masyarakat muslim  perayaan tahun barunya umat islam ini berguna untuk mengenang berapa pentingnya tanggal hijrah nabi Muhammad SAW yang menjadi tonggak perubahan paradigma dalam sejarah agama Islam.

Dalam memperingati tahun momen penting ini, banyak tempat-tempat di dunia yang mengadakan tradisi unik tidak terkecuali di Indonesia. Ya, beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi masing-masing yang berbeda satu sama lain untuk memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW.

Penasaran gak sih, daerah apa saja yang memiliki tradisi unik dan berbeda dalam merayakan tahun baru para pengikut Nabi Muhammad SAW di tanah air? Berikut 5 daerah yang bisa kita jadikan tempat wisata unik untuk merayakan tahun baru Hijriyah di Indonesia:

1. Festival Tabot – Kota Bengkulu

Di kota Bengkulu, ada sebuah tradisi unik yang diadakan ketika tahun baru hijriyah. Tradisi tersebut bernama festival Tabot. Festival ini merupakan sebuah acara untuk memperingati gugurnya amir Hussain, cucu dari nabi Muhammad SAW di Padang Karbala (Irak).

Sejarah membuktikan bahwa, ternyata tradisi unik satu ini sudah dilakukan sejak tahun 1685 sebagai salah satu cara menyambut tahun baru Islam. Pertama kali, perayaan ini diadakan oleh Syekh Burhanuddin atau juga yang biasa dikenal dengan nama Imam Senggolo.

Kalau kita memiliki waktu luang untuk ke Bengkulu, tidak ada salahnya untuk melihat festival Tabot yang begitu menarik dengan berbagai ritual serta sentuhan kolosal dalam perayaannya.

2. Mappanre Tasi – Pinrang, Sulawesi Selatan

Bergeser sedikit ke daerah Sulawesi Selatan, ada sebuah budaya yang begitu unik yang dijalani oleh para nelayan di daerah pesisir Pinrang. Dalam rangka memeriahkan tanggal penting ini, para nelayan di daerah tersebut mengadakan pesta yang begitu meriah yang biasa disebut dengan Mappanre Tasi.

Sebenarnya, tradisi ini memiliki maksud sebagai bentuk syukur para nelayan yang kerap pergi ke kota Kendari, Sulawesi Tenggara dalam mencari tangkapannya. Bukan hanya atas rezeki yang dilimpahkan oleh Tuhan, para nelayan juga mensyukuri karena bisa kembali ke kampung halamannya dengan selamat.

Tradisi unik satu ini hingga sekarang masih benar-benar terjaga, bahkan terus dilakukan setiap tanggal 1 Muharram. Saking populernya tradisi Mappanre Tasi, bukan hanya nelayan di kabupaten Pinrang saja yang ikut berpartisipasi tetapi juga nelayan dari luar Pinrang.

Para nelayan melaksanakan kegiatan ini dengan cara menghiasi perahu mereka dan konvoi bersama masyarakat setempat, sekaligus melantunkan lagu serta musik khas daerah.

3. Kirab Kebo Bule – Solo, Jawa Tengah

Di pulau Jawa, ada sebuah tradisi unik yang juga dilakukan untuk menyambut tahun baru Islam. Salah satunya di Keraton Kasunanan Surakarta, Solo. Masyarakat daerah setempat memiliki tradisi kirab kebo bule.

Tradisi ini dilakukan dengan cara mengarak sekawanan kerbau bule yang dipercaya keramat oleh masyarakat setempat, Kebo Bule Kyai Slamet.  Pasalnya, Kebo Bule Kyai Slamet bukanlah kerbau biasa. Menurut buku Babad Solo karya RM Said, leluhur dari kebo bule ternyata merupakan hewan kesayangan dari Paku Buwono II

Biasanya, kirab dilakukan pada waktu tengah malam dan sangat dinanti-nanti oleh masyarakat Solo dan sekitarnya. Hal yang paling menarik dari tradisi ini adalah saat orang-orang berebut untuk memgang atua menyentuh salah satu kebo bule yang diarak, bahkan sampai ada yang berebut untuk mendapatkan kontorannya yang dianggap membawa berkah!

4. Leduh Suro – Magetan, Jawa Timur

Di Magetan, Jawa Timur ada sebuah tradisi yang dinamakan Leduh Suro. Tradisi ini merupakan cara warga setempat untuk merayakan malam satu suro atau malam tahun baru islam.

Diawali dengan kirab Nayoko Projo dan Bolu Rahayu yang dibentuk sesuai rupa lesung dan bedug. Acara arak-arakan ini nantinya akan ditutup dengan sebuah ritual unik berebut bolu rahayu yang dianggap dapat memberikan berkah dalam hidup.

Mengapa roti bolu yang dipilih untuk merayakan tradisi ini? Simpel saja, karena roti bolu merupakan jajanan atau oleh-oleh khas dari kabupaten Magetan.

5. Mubeng Benteng – Daerah Istimewa Yogyakarta

Kurang lengkap rasanya kalau belum memasukkan daerah Yogyakarta dalam daftar kali ini. Di kota pelajar tersebut, selalu dilaksanakan tradisi mubeng benteng di wilayah Kraton untuk memperingati tahun baru Islam.

Tradisi mengeliling benteng ini dilaksanakan oleh Keraton Ngayogyakarta dan diikuti oleh warga setempat. Saat berkeliling, masyarakat dan para abdi dalem kraton tidak menggunakan alas kaki dan tidak bicara, serta mereka berkeliling dalam jumlah hitungan ganjil.

Masyarakat percaya bahwa Mubeng Benteng merupakan ungkapan rasa syukur, introspesksi, serta keprihatinan atas kerberlangsungan hidup bangsa dan negara.