11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan!

Kesenian tradisional Sulawesi Selatan yang beragam dan penuh dengan nilai estetika tinggi, tentu saja harus dilestarikan sehingga tidak tergerus zaman.

Mulai dari bahasa daerah, tari tradisional, alat musik hingga upacara tradisional tentu saja bakal membuat kamu takjub ketika berwisata ke provinsi dengan sebutan Ujung Pandang ini.

11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan!

Bermacam Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan

Lantas, apa saja kesenian tradisional yang dimiliki oleh Sulawesi Selatan? Mari simak bersama informasi menariknya berikut ini.

1. Bahasa Daerah

Bahasa merupakan sarana komunikasi dengan individu lainnya. Nah, di Sulawesi Selatan sendiri, menggunakan bahasa daerah yang umumnya adalah bahasa Bugis.

Ini termasuk salah satu kesenian tradisional Sulawesi Selatan yang dianggap paling beragam, karena penggunaan dialeknya yang berbeda-beda.

Selain bahasa Bugis, masyarakat di sana juga menggunakan bahasa Mangasara yang mana bahasa ini biasa digunakan oleh suku Makasar dengan beberapa dialek seperti dialek Gowa, Mars, Turatea, dan Pangkep.

Lalu ada pula bahasa Toraya yang tentu saja digunakan oleh suku Toraja dengan sub bahasa meliputi Toala’, Tae’, dan Torajasa’.

2. Tari Tradisional

Tidak hanya bahasa daerah, kesenian tradisional Sulawesi Selatan yang lainnya adalah tari tradisional. Tarian di provinsi ini bisa dibilang cukup beragam karena adat istiadat dan suku yang ada di Sulawesi Selatan itu sendiri.

Nah, tarian-tarian dibawah ini adalah tarian yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber untuk menambah wawasan kamu dalam mengenal kesenian tradisional Sulawesi Selatan. Jadi, yuk disimak bersama.

  • Tari Kipas Pakarena
Tari Kipas Pakarena - 11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan!.jpg

Kesenian tradisional Sulawesi Selatan yang satu ini merupakan satu diantara kesenian paling terkenal di masyarakat Indonesia. Tari Kipas Pakarena merupakan tarian tradisional dari daerah Goa, Sulawesi Selatan.

Tarian ini dimainkan di acara-acara yang sifatnya menghibur dan tak jarang juga dilakukan untuk melengkapi upacara adat.

Dalam pertunjukan, Tari Kipas Pakarena ditampilan dengan jumlah penari sebanyak 5 hingga 7 orang dan dengan menggunakan busana adat serta diiringi alat musik Gondrong Rinci (perpaduan antara gendrang dan seruling).

Menurut mitos yang beredar di masyarakat, tarian ini berawal dari perpisahan antara penghuni negeri khayangan dengan penghuni bumi.

Sebelum berpisah inilah, para penghuni negeri khayangan mengajarkan cara bertahan hidup lewat gerakan badan dan kaki. Gerakan tersebut lalu digunakan oleh penduduk bumi untuk mengungkapkan rasa syukurnya.

  • Tari Pa’Gellu
Tari Pa’Gellu - 11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan!.jpg

Kesenian tradisional Sulawesi Selatan yang satu ini berasal dari daerah Toraja, khususnya Kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara.

Tarian ini biasa ditampilkan pada upacara adat khusus masyarakat Toraja yang disebut Ma’Bua.

Ma’Bua sendiri biasanya berkaitan dengan upacara pentasbihan pada rumah adat Toraja. Namun seiring mengikuti zaman, tarian Ma’Gellu ini akhirnya dapat dinikmati pada pesta perkawinan, syukuran panen, hingga penerimaan tamu yang dianggap terhormat.

(Baca Juga: 15 Kesenian Tradisional Sulawesi Tenggara)

  • Tari Gandrang Bulo
Tari Gandrang Bulo - 11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan!.jpg

Tari Gandrang Bulo juga termasuk salah satu kesenian tradisional Sulawesi Selatan yang hingga saat ini masih dilestarikan. Kata “Gandrang Bulo” sendiri berarti tabuhan bambu.

Tarian ini mengandung unsur humor dengan lawakan yang terkesan mengkritik isu politik, sosial dan budaya.

Namun lawakan yang digunakan pun masih terkesan menghibur sehingga dianggap bisa menghipnotis penonton untuk tertawa bersama sepanjang pementasan Tari Gandrang Bulo.

Sayang, kesenian tradisional Sulawesi Selatan yang satu ini hanya dapat kamu temukan ketika pesta rakyat. Nah, jika kamu berlibur ke Sulawesi Selatan pada saat pesta rakyat, jangan lupa menyempatkan diri untuk menonton tarian ini ya!

  • Tari Pajoge
Tari Pajoge -11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan! (1).jpg

Istilah “Pajoge” dalam bahasa suku Bugis di Sulawesi Selatan dikenal mengandung tiga makna, yaitu sebagai tarian, pertunjukkan, dan sebagai istilah untuk menyebut penari. Tarian ini biasanya khusus dipertontonkan di kalangan istana maupun ningrat.

Tari Pajoge dibagi menjadi dua jenis, yakni Pajoge Makkunrai dan Pajoge Angkong.

Pajoge Makkunrai ditarikan oleh wanita-wanita cantik, sementara Pajoge Akong ditarikan oleh waria. Di lingkungan masyarakat sendiri, Pajoge Makkunrai lah yang banyak dipentaskan.

Sebab pada zaman dulu, tarian ini biasanya dilakukan di tengah para penonton, terutama kaum lelaki.

  • Tari Pattennung
Tari Pattennung - 11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan!.jpg

Kesenian tradisional Sulawesi Selatan lainnya yang enggak kalah estetik adalah Tari Pattennung.

Tarian ini punya makna unik lho, yang mana Tari Pattennung konon menceritakan tentang kebiasaan wanita Toraja dalam menenun benang menjadi kain.

Lewat tarian ini, masyarakat suku Bugis yang ada di Sulawesi Selatan ingin memperlihatkan bagaimana semestinya sikap seorang wanita ketika menenun, yakni harus sabar, gigih, dan teliti.

Ketika menarikannya, penari Pattennung mesti menggunakan baju Bodong Panjang, Lipaq Sabbe, Curak Lakba, serta hiasan-hiasan lain yang merupakan pakaian adat khas Sulawesi Selatan. Penari juga diiringi suling dan gendang yang membuat tarian ini tampak lebih memukau.

3. Alat Musik Tradisional

Satu diantara kesenian tradisional Sulawesi Selatan yang selanjutnya harus kamu ketahui adalah alat musik tradisionalnya. Sebagai provinsi yang cukup dihuni oleh banyak suku, alat musik dari provinsi di Selatan Pulau Sulawesi ini juga tak kalah beragam lho.

Berikut beberapa alat musik khas Sulawesi Selatan.

  • Alosu
Alosu - 11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan!.jpg

Alosu merupakan alat musik yang termasuk dalam kesenian tradisional Sulawesi Selatan. Alat musik khas suku Bugis yang hanya memiliki satu nada saja ini, terbuat dari anyaman bambu yang diisi dengan biji-bijian atau kerikil.

Menariknya alat musik Alosu ini bukan dimainkan dengan cara dipetik, ditiup, atau bahkan ditabuh.

Namun Alosu dimainkan dengan cara digoyang ke kanan dan ke kiri atau diayunkan, sembari diiringi Tari Ulusu.

Perpaduan antara dua kesenian tradisional Sulawesi Selatan ini dapat kamu temukan saat upacara adat, pelantikan raja, dan acara-acara resmi lainnya.

  • Pui-pui
Pui-pui - 11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan!.jpg

Alat musik Pui-pui punya bentuk yang mirip terompet sekaligus dianggap juga cukup serupa dengan alat musik tradisional dari provinsi lainnya di Indonesia, seperti alat musik Sronen dari Jawa Timur dan alat musik Serunai dari Sumatera.

Pui-pui sendiri termasuk salah satu alat musik yang hampir punah keberadaannya. Betapa tidak, bahkan untuk membuat kesenian tradisional Sulawesi Selatan ini saja, pengrajin mesti menggunakan daun lontar dan lempengan logam khusus.

Enggak cuma keberadannya saja yang sulit ditemukan, untuk memainkan alat musik Pui-pui ini juga ternyata sulit lho.

Sehingga dibutuhkan keahlian khusus saat meniup Pui-pui, dan jika tidak maka suara yang dihasilkan bakal terdengar aneh.

  • Gendang Bulo
Gendang Bulo - 11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan!.jpg

Selain alat musik Pui-pui, kesenian tradisional Sulawesi Selatan lainnya yang termasuk dalam kategori alat musik adalah Gendang Bulo.

Ukuran dari alat musik ini memang cenderung lebih kecil ketimbang gendang khas Jawa, namun Gendang Bulo punya ukuran yang jauh lebih panjang.

Untuk memainkan alat musik ini, pemain harus memposisikan sisi gendang yang lebih besar di sebelah kanan kemudian pukul sisi tersebut menggunakan kayu. Sementara untuk sisi yang lebih kecil dipukul dengan tangan secara langsung.

(Baca Juga: 20 Kesenian Tradisional Kalimantan Selatan)

4. Upacara Tradisional

Selain bahasa, tari, dan alat musik, kesenian tradisional Sulawesi Selatan lainnya yang tak boleh luput untuk diketahui adalah upacara adat.

Upacara adat sejatinya menjadi salah satu cara untuk memberi tahu kepada masyarakat modern mengenai masa lalu dari suatu suku.

Lewat serangkaian upacara ini juga lah, suatu suku bisa terus melestarikan kebudayaannya.

Nah untuk di daerah Sulawesi Selatan sendiri, terdiri dari banyak upacara adat dari beragam suku yang ada di sana, seperti suku Toraja, Bugis, dan lainnya.

Untuk memudahkan kamu memahami akan hal ini, berikut CekAja coba perkenalkan 2 upacara adat yang dimiliki oleh Sulawesi Selatan.

  • Rambu Solo
Rambu Solo - 11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan!.jpg

Upacara Rambu Solo jadi salah satu kesenian tradisional Sulawesi Selatan yang terkenal di seluruh penjuru tanah air dan masih dilakukan hingga saat ini.

Upacara kematian yang berasal dari suku Toraja ini, bertujuan untuk mengantarkan arwah orang yang sudah meninggal dunia menuju alam keabadian bersama dengan para leluhur mereka.

Dalam kepercayaan masyarakat Toraja, kematian baru benar-benar dianggap jika upacara Rambu Solo telah dilaksanakan.

Jika belum, maka orang yang baru meninggal itu akan tetap diperlakukan layaknya manusia yang tengah mengidap sakit.

Melalui kepercayaan ini juga, suku Toraja menganggap jika semakin tinggi kekuasaan atau semakin banyak harta yang dimiliki oleh orang tersebut, maka semakin mahal pula biaya upacara pemakaman yang dilaksanakan.

  • Accera Kalompoang
Accera Kalompoang - 11 Kesenian Tradisional Sulawesi Selatan yang Membanggakan, Patut Dilestarikan!.jpg

Accera Kalompoang adalah upacara membersihkan benda-benda pusaka bekas peninggalan Kerajaan Gowa. Upacara tradisional ini biasa dilakukan saat Hari Raya Idul Adha, di mana masyarakat bakal mendatangi Istana Balla Lompoa di Gowa.

Prosesi sakral ini berlangsung selama dua hari. Di hari pertama upacara bakal dimulai dengan barzanji atau doa-doa serta memotong kerbau dan memanggil para leluhur.

Kemudian bakal berlanjut dengan prosesi pengambilan air di sumur tua yang ada di Katangka, Gowa.

Sehabis Pandemi, Yuk Jalan-jalan ke Sulawesi Selatan

Itu tadi seluruh informasi mengenai kesenian tradisional Sulawesi Selatan. Tenang, setelah pandemi Corona ini berlalu, kamu bisa kok mulai kembali melanjutkan hobi jalan-jalanmu, terutama ke Sulawesi Selatan.

Eits, sekedar jalan-jalan tanpa memikirkan biaya mana mungkin! Makanya, biar makin hemat, coba manfaatkan kartu kredit.

Soalnya nih, sekarang banyak produk kartu kredit dari bank yang sudah berkolaborasi dengan maskapai lho, salah satunya kartu kredit BNI VISA Garuda Indonesia.

Sehingga, pembelian tiket lewat kartu kredit tersebut lebih murah terus kamu bisa memanfaatkan fasilitas priority pass lounge nya.

Gimana, lebih untung bukan? Daripada bingung-bingung mencari yang terbaik, mendingan bandingkan saja dulu produk kartu kreditnya lewat CekAja.com.

Melalui layanan kami juga, kamu bisa apply langsung kartu kredit dari bank ternama setelah kamu melakukan perbandingan.

Jadi, tunggu apalagi? Segera ajukan kartu kredit khusus travelling di CekAja dan lakukan perjalanan ke Sulawesi Selatan setelah pandemi untuk melihat ragam keindahan kesenian tradisional di sana.