5 Pahlawan Finansial Indonesia, Siapa Saja?
3 menit membacaBulan Agustus sangat istimewa bagi Indonesia, karena kemerdekaan diraih di bulan ini. Selain deretan nama pahlawan yang berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan, ada pula mereka yang memiliki jasa penting di bidang lainnya, termasuk bidang finansial. Siapa saja mereka?
Mereka patut disebut sebagai pahlawan finansial karena selama ini punya peran besar dalam memajukan perekonomian di Indonesia.
Mulai dari merumuskan dan menerapkan konsep yang mampu memperbaiki kondisi ekonomi hingga membantu Indonesia keluar dari jeratan krisis.
Sepanjang perjalanan bangsa ini, mereka berhasil menjaga kestabilan ekonomi Indonesia. Inilah 5 orang yang cocok disebut sebagai pahlawan finansial Indonesia.
1. Frans Seda
Frans Seda pernah menjabat Menteri Keuangan pada tahun 1966-1968. Ketika menjabat, dia berhasil menurunkan laju inflasi dari 650 persen menjadi 112 persen. Kala itu, inflasi sangat tinggi, harga barang naik ratusan persen dalam setahun.
Kondisi lain yang menyedihkan yaitu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat jatuh dari Rp5.100 pada awal tahun 1965 menjadi Rp50.000 pada awal tahun 1966.
Selain itu, defisit saldo neraca pembayaran dan defisit keuangan pemerintah sangat besar. Bahkan, jumlah pendapatan pemerintah 1 banding 3 dengan pengeluaran.
Di tengah kondisi tersebut, pahlawan finansial ini berhasil membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih stabil lewat berbagai strategi.
Salah satu cara yang dilakukan Frans adalah dengan menerapkan model anggaran penerimaan dan belanja yang berimbang. Dia juga memberikan insentif kepada eksportir.
(Baca juga: Cara Liburan Hemat Saat High Season)
Pria ini lahir di Maumere pada tanggal 4 Oktober 1926. Dia menempuh pendidikan di Katolieke Economische Hogeschool, Tilburg Belanda dan kemudian berhasil menjadi Doktorandus Ekonomi pada tahun 1956. Pada akhir tahun 2009, Frans telah menghembuskan nafas terakhirnya.
Selain sebagai Menteri Keuangan, riwayat kariernya antara lain Menteri Perkebunan (1964-1966), Menteri Pertanian (1966), Menteri Perhubungan dan Pariwisata (1968-1973), dan penasihat Presiden B. J. Habibie untuk bidang ekonomi (1998).
2. Mohammad Hatta
Selain merupakan tokoh proklamasi, julukan sebagai Bapak Koperasi Indonesia juga melekat pada diri Mohammad Hatta.
Ya, dia merupakan salah satu tokoh yang berjasa untuk kemajuan ekonomi Indonesia dan pantas disebut sebagai pahlawan finansial Indonesia.
Bagi Bung Hatta, solusi untuk mengatasi ketimpangan ekonomi yaitu gotong royong. Dengan konsep semacam itu, maka tidak akan menumpuk kekayaan pada beberapa orang saja.
Dengan pemikirannya, Bung Hatta pun menciptakan gerakan ekonomi kerakyatan bernama koperasi. Melalui koperasi, terdapat pemerataan kerja serta pembagian hasil, dengan begitu tidak ada ketimpangan ekonomi.
Pria ini lahir di Fort de Kock (saat ini disebut Bukittinggi, Sumatera Barat), 12 Agustus 1902 dan telah meninggal dunia di Jakarta, 14 Maret 1980.
Selain sebagai Wakil Presiden Indonesia yang pertama, dia juga pernah menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1948-1950. Dia menempuh pendidikan di Handels Hogeschool, Rotterdam.
3. Sri Mulyani Indrawati
Sri Mulyani Indrawati merupakan Menteri Keuangan Indonesia untuk periode 2005-2010. Salah satu jasanya adalah berhasil mengerek tingkat investasi asing.
Pada tahun 2004, investasi asing di Indonesia hanya mencapai 4,6 miliar dolar Amerika Serikat.
Namun, saat wanita ini menjabat, investasi asing pada tahun 2005 naik menjadi 8,9 miliar dolar Amerika Serikat.
Tak hanya itu, saat masa jabatannya, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,6 persen pada tahun 2007.
Pada 2016, wanita ini kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan. Dia dinobatkan sebagai salah satu dari 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia tahun 2008, 2014, dan 2016 oleh Forbes. Cocok disebut sebagai salah satu pahlawan finansial wanita Indonesia, bukan?
4. Raden Arya Wiryaatmaja
Raden Arya Wiryaatmaja berjasa di bidang perbankan. Dia adalah sosok pendiri bank rakyat, cikal bakal PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI. Bank yang satu ini itu mampu menghindarkan masyarakat dari jeratan lintah darat.
Awalnya, patih Purwokerto ini menghadiri pesta khitanan seorang guru. Dia bertanya-tanya dari mana seorang guru mendapatkan uang yang banyak untuk mengadakan pesta. Saat itu gaji guru hanya 75 gulden per bulan. Ternyata, guru itu meminjam kepada rentenir.
Sang patih kemudian berupaya mendirikan lembaga keuangan yang akan membantu masyarakat kecil lepas dari lintah darat.
Dia mendirikan lembaga semacam bank dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden.
Lembaga ini menyalurkan pinjaman dengan cicilan ringan kepada masyarakat.
Pada 1895, bank ini berubah menjadi Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi.
Bank ini menjadi bank perkreditan rakyat milik Hindia Belanda yang menjadi cikal bakal BRI.
5. Boediono
Boediono memegang jabatan sebagai Wakil Presiden Periode 2009-2014, mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebelumnya, pada saat menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 2001, dia mampu membawa Indonesia terbebas dari bantuan Dana Moneter Internasional.
Dia juga telah berperan menjadi pahlawan finansial dengan menyelamatkan Indonesia dari krisis pada 2008 ketika menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Dia menyelamatkan Bank Century sebagai bank gagal dengan menggunakan dana negara sebesar lebih dari Rp7 triliun.
Apabila bank tersebut tidak diselamatkan, Indonesia bisa mengalami krisis seperti tahun 1998. Namun, dia justru sempat terseret ke meja hukum karena perkara Bank Century.