Alasan Memasukkan si Kecil ke PAUD, Apa Saja? Cek Yuk!

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mewajibkan siswa mengikuti pendidikan anak usia dini (PAUD) yakni TK dan kelompok bermain sebelum masuk SD. Selain menyoal kewajiban yang dilakukan oleh negara, nyatanya banyak manfaat yang bisa didapatkan si kecil dengan masuk PAUD.

PAUD

Misalnya, membantu pembentukan struktur otak yang berada pada kondisi puncaknya. Ditambah lagi, rasa ingin tahu si kecil akan terpenuhi saat dirinya sekolah dan akan memberikan efek positif pada performa akademisnya kelak. Hal ini juga dikuatkan oleh beberapa penelitian, bahwa anak-anak yang masuk ke sekolah pendidikan usia dini ternyata jarang mengulang pelajaran. Mereka juga memiliki rating kelulusan yang lebih tinggi.

Memberikan aktivitas rutin bagi si kecil yang akan membuatnya lebih terstruktur juga menjadi salah satu manfaat yang sangat baik untuk si kecil. Apalagi PAUD juga mempunyai kurikulum olahraga yang diharapkan bisa membuat si kecil lebih sehat. Olahraga ringan seperti keseimbangan, berlari, berayun adalah beberapa keterampilan fisik yang perlu anak pelajari selama proses tumbuh kembangnya.

Selain masalah fisik, anak yang masuk PAUD juga akan belajar berinteraksi dan bekerja sama dengan teman-temannya, serta mengikuti aturan-aturan tertentu, yang akan sangat membantu perkembangan emosi dan sosial si kecil.

Meski begitu, sebagai orang tua, selain tahu dan sadar benar tentang manfaat yang akan didapatkan anak dengan sekolah pada usia dini, tentu banyak pertimbangan lain. Berikut beberapa alasan lain yang boleh jadi pertimbangan kamu sebagai orang tua sehingga memasukan si kecil ke PAUD.

(Baca juga: 5 Cara Mudah Persiapkan Dana Pendidikan untuk Anak)

Memberikan stimulasi yang tepat bagi anak

Memasukkan anak ke PAUD merupakan salah satu alat bantu yang membantu orang tua untuk memberikan stimulasi yang tepat. Di mana anak-anak usia di bawah lima tahun memang masih membutuhkan kegiatan fisik yang lebih banyak.

Kegiatan fisik yang dimaksud bisa lewat aktivitas menari, menyanyi, ataupun bermain di gymnastic di mana anak bisa loncat-loncatan ataupun memanjat. Dengan begitu, tentu akan dapat memberikan stimulasi yang baik untuk si kecil. Apalagi, otak anak usia balita justru memang disempurnakan dari banyaknya aktivitas gerakan mereka. Jadi, belum pada tahap untuk menuntut anak bisa baca dan menulis.

Namun, memasukkan anak ke PAUD, bukan berarti orangtua lepas tangan, dengan menyerahkan semuanya ke pihak sekolah. Kedekatan dengan anak tetap harus dibina, sehingga perkembangan si kecil dapat terpantau. Mengingat banyaknya PAUD yang tersebar di berbagai sudut kota, maka orangtua juga harus cermat memilih sekolah yang tepat.

Membahagiakan anak

Tidak dipungkiri terutama orangtua di kota besar tentu memiliki waktu yang cukup terbatas bersama si kecil. Sehingga memasukkan si kecil ke PAUD misalnya akan membuatnya memiliki teman bermain yang tentu saja akan membuatnya bahagia.

Meski begitu, jangan lupa libatkan si kecil dalam memilih sekolah. Ditambah lagi, saat ini banyak sekolah yang memberikan waktu untuk si kecil dan orangtua untuk melakukan uji coba. Sehingga bukan cuma si kecil, tetapi juga orangtua bisa yakin dengan sekolah yang dipilih.

(Baca juga: 5 Bisnis Anti Rugi Seputar Dunia Pendidikan, Mau Coba?)

Menyeimbangkan peran

Banyak anak yang terlalu lengket dengan orangtua terutama ibu mereka, sehingga si kecil jadi manja dan boleh jadi tidak mandiri. PAUD bisa dijadikan jalan agar si kecil mulai memisahkan diri terutama dari ibunya agar mulai belajar mandiri dan tidak terlalu manja.

Meski begitu, bukan berarti orangtua harus melepaskan secara penuh si anak kepada guru. Apalagi kalau si kecil ternyata tidak bisa mencapai harapan yang sudah dibuat oleh orangtuanya. Jadi, orangtua harus mencermati kurikulum PAUD sebelum memilih salah satunya sebagai tempat mendidik anak. Peran orangtua lainnya adalah turut aktif menjalin relasi dengan pihak sekolah untuk tetap memantau perkembangan anaknya.

Di rumah, saat si kecil sudah mulai sekolah, orangtua harus tetap menjalankan peran pendidiknya, dengan membacakan cerita, mengajari menggambar, mengajak mengobrol, atau ikut bermain dengan anak untuk memicu aktivitas fisiknya. Nah, apakah alasan di atas juga menjadi alasan kamu menyekolahkan si kecil?  

Yuk, siapkan biaya pendidikan anak melalui investasi! Cek pilihannya melalui CekAja.com!