Apa Itu Stagflasi, Penyebab, dan Kasusnya di Indonesia?

Stagflasi, menjadi kata dan istilah yang cukup banyak dicari akhir-akhirnya ini. Jadi, kira-kira apa itu stagflasi, penyebab terjadinya stagflasi, hingga kasusnya yang pernah terjadi di Indonesia bahkan dunia? Yuk, kita bahas di sini!

Apa Itu Stagflasi, Penyebab, dan Kasusnya di Indonesia?

Seperti yang kita tahu, suatu negara di dunia tidak bisa hidup dan berdiri sendiri, terlebih untuk mempertahankan perekonomiannya. 

Nah, Indonesia sendiri juga perlu waspada dan mengantisipasi adanya tantangan yang bisa mempengaruhi perekonomian negara.

Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, bahwa ada tantangan besar bagi Indonesia, selain pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya selesai. 

Dilansir dari detik.com, tantangan tersebut datangnya dari persoalan  perang Rusia-Ukraina. Adapun, karena adanya perang kedua negara ini bisa menyebabkan adanya lonjakan inflasi global.

Tidak hanya itu, akibatnya dari perang tersebut juga bisa mempercepat pengetatan kebijakan moneter global, khususnya di Amerika Serikat (AS) yang bisa melemahkan ekonomi, hingga terjadi resesi dan menghasilkan stagflasi. 

Jadi, apa itu Stagflasi? Maka contoh kasus di atas adalah jawabannya, yang saat ini sedang menghantui banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. 

Untuk lebih jelasnya tentang apa itu stagflasi, mari simak pengertian dari istilah stagflasi berikut ini.  Sebelumnya, istilah stagflasi sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1960-an, oleh politisi Inggris Macleod, dimana saat itu, Inggris sedang dalam kondisi ekonomi yang tertekan. 

Apa Itu Stagflasi?

Bagi yang belum paham mengenai istilah apa itu stagflasi, sederhananya stagflasi adalah kondisi yang bisa menggambarkan adanya peningkatan pengangguran, yang juga terjadi bersamaan dengan kenaikan harga-harga barang. 

Sehingga, bisa disimpulkan bahwa penyebab utama dari stagflasi adalah kondisi perekonomian suatu negara yang melemah, sekaligus meningkatkannya angka pengangguran atau stagnasi perekonomian. 

Stagflasi juga ditandai dengan pasokan uang di pasar meningkat, sementara, jumlah barang atau suplai terbatas bahkan tidak ada. 

Sebenarnya, stagflasi juga bisa dikatakan hal yang kontradiktif, karena secara teori jika pertumbuhan ekonomi lambat, dan diikuti angka pengangguran tinggi, seharusnya tidak sampai mengakibatkan kenaikan harga-harga. 

Sehingga, jika stagflasi ini terjadi, maka artinya negara tersebut sudah mengalami kondisi yang buruk, khususnya bagi sebuah perekonomian. 

Namun, jika pengangguran meningkat yang berdampak pada melemahnya daya beli, maka hal tersebut bisa membuat harga-harga barang menjadi tinggi dan jumlahnya terbatas, itu artinya akan terjadi inflasi. 

Inflasi sendiri merupakan kondisi di mana suatu nilai uang yang dimiliki konsumen, sudah tidak ada artinya. 

Sehingga, sebanyak apapun uang yang dimiliki, tidak akan bisa membeli barang yang harganya juga tinggi dengan jumlah yang terbatas. 

(Baca Juga: Ini Dia Daftar Mata Uang Asia, Rupiah hingga Peso!)

Stagflasi di Indonesia

Setelah mengetahui apa itu stagflasi, lantas apakah stagflasi yang parah pernah atau akan terjadi di Indonesia? Tentu, hal ini juga pernah menjadi sejarah perekonomian Indonesia yang sangat buruk. 

Indonesia pernah mengalami stagflasi, tepatnya pada krisis tahun 1998, di mana saat ini masa itu sering disebut sebagai krisis moneter 1988. Saat itu, secara bersamaan nilai tukar rupiah ke dolar Amerika juga anjlok. 

Akibatnya, harga barang saat itu melonjak tinggi, hingga jumlah uang beredar di masyarakat, sehingga menyebabkan nilai tukar uang terhadap barang menurun.

Namun, untuk mencapai tahap kondisi stagflasi saat itu di Indonesia dikabarkan masih jauh. Hal tersebut dikarenakan tingkat inflasi di Indonesia masih dibawah 2%. 

Selain itu, tren pertumbuhan ekonomi di Indonesia juga masih bisa dikatakan baik. Seperti yang sudah dibahas di awal, bahwa suatu negara sulit untuk bisa hidup atau berdiri sendiri.

Sehingga, sebaiknya Indonesia juga selalu waspada. Karena, seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak hubungan perekonomian dengan negara lain, yang mungkin negara-negara tersebut juga sedang menunjukkan tanda-tanda risiko stagflasi.

Indonesia juga harus lebih waspada terhadap isu yang sedang beredar, khususnya di AS, negara-negara Eropa, bahkan China, yang bisa  menimbulkan efek rambatan (spill over) pada perekonomian dunia termasuk Indonesia.

Istilah spill over effect sendiri merupakan efek yang terjadi pada perekonomian suatu negara, dari peristiwa yang terjadi di negara lain. 

Pasalnya, risiko stagflasi terjadi karena salah satu faktor yang dapat menyebabkan efek rambatan (spill over).

Stagflasi dan Dampak pada Investasi

Bagaimana jika suatu negara terjadi stagflasi, dan apa akibatnya pada investasi? Apa aset yang bisa diinvestasikan ketika terjadi risiko stagflasi ini? 

Salah satu aset selain uang yang nilainya semakin menurun. Kira-kira ke manakah sebaiknya kamu harus menginvestasikan harta, agar nilainya tidak ikut menurun? 

Mungkin, investasi emas bisa dilakukan dalam kondisi stagflasi. Selain emas, apakah batubara hingga nikel juga bisa dijadikan investasi yang aman?

Nyatanya permintaan akan komoditas seperti batubara dan nikel diperkirakan mengalami penurunan juga, jika situasi stagflasi melanda. 

Hal tersebut dikarenakan kondisi stagflasi merupakan kondisi pertumbuhan ekonomi, yang sedang menurun. Sehingga komoditas bukan menjadi pilihan.

Namun, untuk investasi emas sendiri bisa dipilih untuk menjaga nilainya di masa depan, dan bisa dijadikan alternatif. Meskipun emas bukanlah aset produktif yang dapat menghasilkan suatu hal. 

Tetapi lebih kepada menjaga nilai uang di masa depan, emas adalah aset safe heaven yang dapat dijadikan alternatif.

Jadi, penting untuk mulai memperdulikan kegiatan investasi, untuk kehidupan masa depan yang lebih baik, bahkan ketika perekonomian negara sedang buruk. 

(Baca Juga: Review Pinjaman KTA OCTO Loan, Pengajuan Kredit Ekstra Cepat via Online!)

Beli Emas Pakai KTA 

Jika saat ini kamu belum punya nilai investasi, jangan khawatir. Jika kamu tidak paham investasi seperti saham dan lainnya, kamu bisa mulai investasi emas, yang lebih mudah. 

Bahkan, jika kamu belum memiliki dana yang cukup, kamu juga bisa membeli emas untuk investasi menggunakan dana KTA atau kredit tanpa agunan

Dana pinjaman KTA ini bisa kamu dapatkan dengan mudah dan legal, melalui CekAja.com. Tidak perlu khawatir akan bunga yang berlebihan, karena CekAja.com akan merekomendasikan produk KTA yang sesuai dengan kondisi finansialmu. 

Yuk, segera ajukan KTA melalui CekAja.com, dapatkan dana pinjamannya, dan beli emas untuk investasi di masa depan!