Berbincang dengan Hani Hikaru, Vlogger Cantik yang Jago Merias Wajah

Istilah vlogger semakin populer akhir-akhir ini. Meningkatnya pengguna  smartphone, kemudahan dan murahnya askes internet, membuat  banyak vlogger baru bermunculan.

Berbeda dengan blogger yang menuangkan ide mereka dalam kata-kata, vlogger membuat video untuk ditonton banyak orang. Semakin besar penonton mereka di Youtube, maka semakin besar pundi-pundi rupiah yang dihasilkan. Meski demikian, banyak pula vlogger yang awalnya memang seorang blogger. Salah satunya adalah Hani Hikaru dengan blognya nonahikaru.com.

Yuk simak wawancara CekAja dengan vlogger cantik asal Bandung yang juga berprofesi sebagai apoteker ini.

Instagram @hanihikaru

Halo Hani, bisa diceritakan bagaimana awalnya kamu menjadi vlogger?

Sebenarnya kalau vlogger belum lama, tapi aku sudah lama jadi blogger. Kalau jadi blogger sudah jalan empat tahun. Awalnya karena aku berkuliah di farmasi, dan pengalihan dari kuliah yang bikin pusing ya dunia menulis. Tapi lebih khusus ke bidang kosmetik dan beauty karena aku memang suka.

Selama menjadi blogger dan vlogger, suka duka apa yang pernah kamu rasakan?

Kayaknya kalau dukanya nggak ada karena aku suka banget menjalani ini. Tapi sukanya banyak banget. Dari mulai zaman kuliah aku sudah bisa menghasilkan uang sendiri dari blog. Setelah lulus pun aku bisa ketemu event-event, kenal dan bekerja sama dengan berbagai macam brand di Indonesia, kemudian bisa ikut beberapa event blogger Asia.

Kemarin aku sempat jadi perwakilan Indonesia di acara workshop brand Singapura. Ada enam negara yang diundang dan 27 blogger, aku menjadi salah satu perwakilan dari Indonesia. Termasuk dapat produk gratis dari ujung kaki sampai ujung rambut kayaknya dapat dari produsen. Tapi kalau jadi pembicara (speaker) dan narasumber baru-baru ini.

(Baca juga:  PNS Lebih Gampang Ajukan Kredit Rumah, Ini Alasannya)

Apa yang harus dipertimbangkan ketika ada orang yang ingin total berkarier sebagai vlogger?

Harus konsisten, jadi benar-benar harus konsisten dan harus suka. Jangan cuma hanya ikut-ikutan karena sekarang jadi blogger dan vlogger lagi ngetren. Tapi kalau nggak punya sesuatu yang bisa ditonjolkan dan tidak konsisten, akhirnya malah nggak bertahan lama. Jadi harus passion sih kalau menurut aku.

Karena background kamu di bidang farmasi, apa hal ini menunjang karier kamu sebagai vlogger?

Jusru karena basic-nya dari farmasi dan sudah lulus apoteker juga, pendidikan ini ujung-ujungnya menunjang profesi sebagai blogger dan vlogger. Tapi karena aku belajar teknologi kosmetik di bangku kuliah, jadi aku bisa membahas kosmetik lebih dalam. Jadi sekarang blog dan profesi aku berjalan beriringan. Hobi dan pendidikan jadinya malah sejalan dan menghasilkan benefit.

Kemarin aku diundang oleh salah satu universitas di Yogyakarta untuk membahas tentang jadi apoteker itu nggak selalu harus bekerja di rumah sakit. Tapi ada juga apoteker yang aktif di bidang lain.

Bagaimana supaya kamu tetap menampilkan review objektif saat mereview produk?

Nggak masalah sih, karena ketika aku bekerja sama dengan brand dalam mereview suatu produk, aku akan menuliskannya bersasarkan sudut pandang aku. Jadi ketika produk itu kurang bagus di kulit aku, aku akan menuliskannya di blog dengan kalimat yang baik. Misalnya kalau produk itu bikin kulit aku jadi berminyak, aku akan merekomendasikan produk ini untuk pemilik kulit kering.

(Baca juga:  Tips Agar Lolos Razia Kendaraan Saat Operasi Zebra Berlangsung)

Menurut Hani apakah menjadi vlogger bisa dijadikan sebagai mata pencaharian?

Menjadi pencaharian utama bisa banget. Malah kayaknya pendapatan saya sebagai blogger lebih besar dibandingkan jika berkarier sebagai apoteker. Sekarang aku juga masih bekerja sebagai penanggung jawab apotek di klinik skincare. Lalu jadi product development di sebuah perusahaan kosmetik juga. Jadi karena passion-nya memang di skincare dan kosmetik, kerja pun masih di bidang ini.

Ada tips-tips supaya konten tetap menarik?

Kamera harus menunjang. Dulu aku foto masih pakai kamera biasa, tapi belakangan aku mulai investasi kamera dan lighting. Soalnya ketika aku bisa menghasilkan tulisan atau video yang bagus, harus tetap ditunjang dengan visual yang enak sehingga orang yang baca atau nonton akan lebih tertarik.

Aku lebih membuat video di bawah lima menit tapi kontennya langsung pada intinya. Kemudian lighting dan editing aku dibantu vidiografer. Tapi ide dan konten tetap dari aku.

(Baca juga:  Perlengkapan yang Harus Dimiliki jika Ingin jadi Vlogger Profesional)

Jadi vlogger harus tahan bully nggak sih? Dan bagaimana cara kamu menghadapi komentar negatif?

KAlau ada komentar negative aku sih senyumin aja, anggap sebagai evaluasi buat aku. Berarti tandanya kan orang itu perhatian sama aku karena sudah lihat video aku sampai meninggalkan komentar. Pro kontra pasti ada.

Tapi vlogger memang harus punya mental yang kuat untuk menghadapi komentar negative. Selain itu aku juga membangun komunikasi yang baik dengan pembaca/penonton. Setiap komentar berusaha aku balas meskipun telat. Karena aku mencoba konsisten, aku pun bisa seperti sekarang karena pembaca/penonton aku.

Butuh pinjaman dana tunai untuk penuhi kebutuhan mendesak? Kenapa tidak manfaatkan Kredit Tanpa Agunan. Ajukan sekarang juga di CekAja.