Cantiknya Rumah Gaya Jepang yang Bisa jadi Inspirasi Membangun Hunian

Berencana merenovasi rumahmu dalam waktu dekat? Mungkin rumah gaya Jepang bisa jadi inspirasimu. Arsitektur Jepang tradisional banyak menggunakan kayu sebagai bahan baku utama dengan struktur rumah sebagai rumah panggung.

Hal ini karena Jepang rawan bencana, khususnya gempa bumi.  Sedangkan arsitektur Jepang modern terutama yang berada di kota besar lebih berfokus pada mendayagunakan ruangan yang sempit.

Maklum saja harga tanah di kota besar memang luar biasa mahal. Sehingga banyak warga kota yang memilih tinggal di apartemen.  Namun meski tinggal di apartemen, banyak pengembang yang tetap mempertahankan unsur-unsur tradisional dari rumah Jepang.

Baik tradisional maupun modern, keduanya bisa jadi inspirasi. Terutama jika kamu  memiliki lahan terbatas. Apa saja yang membedakan rumah gaya Jepang dan gaya barat?

Ruangan multifungsi

foto: myaustinelite.com

Lahan yang sempit memuat orang Jepang membuat ruangan di rumah mereka multifungsi. Saat siang, ruangan tersebut bisa menjadi ruang keluarga, sedangkan saat malam kasur lipat (futon) akan dikeluarkan dari lemari dan digelar.

Ruangan bisa jadi multifungsi karena bagi orang Jepang, ruang keluarga dan ruang tamu cukup mengandalkan tikar jerami (tatami), sebuah meja kayu, dan duduk di atas bantal. Barang-barang tersebut bisa digeser dan diganti dengan kasur.

(Baca juga:  Meski Sudah Jadi Kakek-Nenek, Orang-orang Ini Semangat Travelling Keliling Dunia)

Menggunakan sekat (shoji)

foto: wanderinghokies.com

Mengubah sebuah ruangan besar menjadi dua ruang tidur dilakukan dengan melepas shoji. Shoji merupaka sekat yang terbuat dari kertas namun berangka kayu. Kertas dipilih agar ruangan tetap mendapat pencahayaan alami meski karena cahaya dapat menembus permukaan kertas.

Menggunakan pintu geser (fusuma)

foto: futonshoji.com

Karena Jepang merupakan negara rawan bencana, mereka menggunakan pintu geser kayu (fusuma) agar lebih efisien. Pintu geser di rumah tradisional terbuat dari kayu dan kertas (agar tidak mudah pecah), Meski demikian penggunaan pintu geser berbahan kaca sudah banyak dilakukan di rumah modern.

Tidak menggunakan furnitur besar dan tinggi

foto: Decolover.net

Seperti yang sudah disebutkan di atas, karena rawan gempa dan keterbatasan ruang, orang Jepang memilih perabotan minimalis sehingga tidak rawan pecah, rusak, atau jatuh. Mereka menggunakan bantal sebagai pengganti kursi, meja kecil untuk meja makan, dan karpet jerami (tatami) yang tidak mudah kotor dan bisa menghangatkan saat musim dingin.

Orang Jepang tidak menggunakan kursi dan meja tinggi sampai abad ke-20. Gaya ini bisa kamu contek karena selain menghemat ruang, kamu juga hemat pengeluaran karena tidak perlu membeli banyak perabotan.

Genkan

foto: jpcult.com

Rumah Jepang baik yang tradisional maupun modern pasti memiliki genkan. Genkan adalah area pintu masuk rumah atau apartemen Jepang. Genkan ini bisa dikatakan sebagai teras, namun berada lebih rendah dari lantai rumah.

Fungsi utama dari genkan adalah untuk melepas dan menyimpan sepatu sebelum memasuki bagian utama dari rumah atau bangunan.

(Baca juga:  4 Alasan Kamu Harus Segera Kredit Mobil Tahun Depan)

Lorong

foto: pinterest

Kalau kamu suka menonton film kolosal Jepang atau anime samurai, pasti selalu ada adegan mengepel lorong panjang. Lorong hampir selalu ada dalam rumah Jepang tradisional.

Lorong ini memisahkan bangunan utama dengan taman. Saat musim panas, orang Jepang akan membuka pintu geser dan bersantai di teras lorong sambil menikmati angin sepoi-sepoi.

Memisahkan kamar mandi dengan toilet

foto: attn.com

Dalam rumah Jepang tradisional, toilet dan kamar mandi berada terpisah. Meskipun dalam apartemen studio modern, dua ruangan ini dijadikan satu seperti kamar mandi di Indonesia. Dijadikan terpisah agar kamar mandi tidak bau dan lebih bersih. Maklum saja, orang Jepang senang lama-lama berendam sepulang kerja di bak mandi.

Tidak seperti di Indonesia, toilet di Jepang kebanyakan berjenis toilet kering. Karenanya bukan masalah bagi mereka jika lantai toilet berbahan dasar kayu. Luas toilet pun hanya sekitar 1,5×1,5 meter, berbentu persegi dan hanya muat satu orang.

Taman dari batu

foto: decoist

Taman menjadi unsur esensial dalam rumah tradisional Jepang. Taman ala Jepang tidak harus selalu menggunakan rumput, tapi menggunakan batu-batuan dan pasir.

Taman jenis ini disebut sebagai karesansui  atau zen garden. Fungsinya sebagai keindahan juga sebagai sarana meditasi. Satu hal yang pasti, pemeliharaannya lebih mudah karena kamu tidak perlu sering-sering menyiram dan memotong rumput.

(Baca juga:  Kesalahan Saat Renovasi yang Bikin Kamu Rugi Saat Jual Rumah)

Menggunakan material alam dan cahaya alami

foto: decolover.net

Kayu, bambu, batu, kertas (yang terbuat dari serat tumbuhan) merupakan bahan utama rumah Jepang tradisional. Selain itu ruangan dalam gaya tradisional memiliki banyak ventilasi sehingga melancarkan pertukaran udara dan bisa menghemat listrik karena mendapat pencahayaan alami.

Siap menerapkannya di hunianmu? Punya impian untuk memiliki rumah sendiri? Wujudkan dengan Kredit Pemilikan Rumah. Ajukan secara online di CekAja!